Simulasi Uji Klinis Vaksin COVID-19-Corona-Unpad

Vaksin Corona Tersedia di RI 2021, Sederet Problem soal Imunisasi Harus Dibenahi

18 September 2020 16:36 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Juru bicara pemerintah untuk penanganan COVID-19 Achmad Yurianto di Graha BNPB, Jakarta, Rabu (18/3). Foto: ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay
zoom-in-whitePerbesar
Juru bicara pemerintah untuk penanganan COVID-19 Achmad Yurianto di Graha BNPB, Jakarta, Rabu (18/3). Foto: ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay
ADVERTISEMENT
Dirjen Pengendalian dan Penyakit Menular Kemenkes Achmad Yurianto menyebutkan sejumlah problem yang harus diselesaikan sebelum vaksinasi corona dimulai. Targetnya, vaksin Sinovac akan disuntikkan ke masyarakat Januari 2021.
ADVERTISEMENT
"Yang pertama adalah bahwa kesiapan kita terkait vaksinasi aspeknya dua. Satu ketersediaan vaksinnya sendiri, tentu panjang cerita sampai the end user. Dan terkait kapasitas vaksin sampai kemudian gimana rantai dingin bisa kita pastikan berjalan," kata Yurianto dalam diskusi virtual yang dihelat Iluni UI, Jumat (18/9).
Yuri menjelaskan, Indonesia merupakan negara kepulauan yang sangat luas. Maka dari itu sistem rantai dingin (cold chain) harus betul-betul dipastikan segala infrastrukturnya.
"Wilayah negara kita cukup luas, enggak bisa vaksin diangkut dengan darat pasti nanti ada lewat udara, laut. Maka kita sudah mulai identifikasi rantai dingin kita," tutur dia.
Kata Yuri, Kemenkes masih terus mengupdate peralatan dari mulai pendingin hingga kapasitas listrik. Namun, ada sejumlah kendala lainnya yakni belum tersedianya listrik di sejumlah titik.
ADVERTISEMENT
"Ada beberapa daerah di mana puskesmas kita harus menggunakan tenaga surya untuk menyimpan vaksin karena listrik enggak ada, di Asmat misalnya atau di tempat lain," tutur dia.
"Ini kita asesmen kembali dan sudah dikerjakan sekarang sehingga kita tahu mana yang ditambah dan diperbaiki," sambungnya.
Achmad Yurianto. Foto: BNPB
SDM yang Kurang
Yuri menambahkan, persoalan berikutnya adalah sumber daya manusia (SDM). Katanya, kita belum mampu menvaksinasi 173 juta orang sekaligus.
"Kita enggak mampu karena orangnya enggak ada. Karena SDM enggak dimaknai ini harus tenaga, pegawai negara saja. Bukan hanya ASN saja, ini semua. Tenaga kesehatan yang punya kompetensi untuk menyuntik vaksin," urai dia.
"Baik itu pegawai pemerintah, TNI/Polri, swasta, BUMN harus melakukan itu dan itu dalam ranah operasional teknis di lapangan dan pasti jadi pekerjaan yang dipertanggungjawabkan kepada Kadinkes," imbuh dia.
Kesiapan kapasitas pelaksanaan imunisasi COVID-19. Foto: Kemenkes
Oleh karena itu, menurut Yuri, pemerintah menargetkan menyuntik vaksin corona ke 20 juta orang per bulan. Dengan target 70 persen populasi disuntik yakni sekitar 173 juta orang.
ADVERTISEMENT
Dan tentu ini harus betul-betul diperhatikan dosis dan siapa dulu yang menerima. Sebab, vaksin Sinovac harus disuntik dua kali karena menggunakan metode mematikan virus.
"Itu kan 70 persen dari komunitas untuk memunculkan herd immunity. Sekarang untuk memenuhi 173 juta itu Bio Farma bisa produksi berapa per bulannya. Kan 250 juta per tahun nah per bulannya berapa. Baru setelah itu skala prioritasnya," tutup dia.
Petugas kesehatan menunjukan vaksin saat simulasi uji klinis vaksin COVID-19 di Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran, Bandung, Jawa Barat, Kamis (6/8). Foto: M Agung Rajasa/ANTARA FOTO
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten