Vaksin Pfizer Disuntik ke Ratu Elizabeth II Berusia 94 Tahun, Bagaimana Sinovac?

8 Desember 2020 14:47 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Vaksin corona dari BioNTech dan Pfizer digambarkan dalam foto selebaran. Foto: BioNTech SE 2020/via REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Vaksin corona dari BioNTech dan Pfizer digambarkan dalam foto selebaran. Foto: BioNTech SE 2020/via REUTERS
ADVERTISEMENT
Inggris memulai vaksinasi massal mulai hari ini menggunakan vaksin corona buatan Pfizer. Ratu Elizabeth II yang berusia 94 tahun dan Pangeran Philip yang berusia 99 tahun bakal menjadi salah satu penerima awal.
ADVERTISEMENT
Vaksinasi massal dilakukan usai Inggris memberikan izin penggunaan darurat kepada produsen vaksin Pfizer.
Sejumlah media di Inggris melaporkan Ratu Elizabeth II dan suaminya, Pangeran Philip, ada di garda depan penerima vaksin Pfizer, demikian dikutip dari AFP.
Tentu ini menjadi catatan menarik. Sebab, beberapa kandidat vaksin corona justru untuk sementara tidak bisa disuntikkan ke lansia seperti Ratu Elizabeth.
Vaksin Sinovac yang baru tiba di Indonesia dari China, misalnya. Saat ini vaksin tersebut hanya diperuntukkan ke masyarakat usia 18-59 tahun.
Di luar usia tersebut, belum bisa menerima vaksin Sinovac.
Ilustrasi vaksin corona dari Sinovac. Foto: Thomas Peter/REUTERS
Ketua Tim Riset Uji Klinis III Vaksin Sinovac Prof Kusnandi Rusmil pernah menjelaskan bahwa yang akan mendapatkan vaksin di Indonesia adalah orang sehat tanpa penyakit penyerta (komorbid) dan berusia 18 sampai dengan 59 tahun.
ADVERTISEMENT
Kusnandi pun memberikan penjelasan terkait hal ini. Katanya, hal ini sesuai dengan uji klinis I, II, dan III yang sudah dilakukan di China dan berbagai negara termasuk di Indonesia.
Di Indonesia, 1.620 relawan pun harus memenuhi syarat usia tersebut. Di luar itu untuk sementara tidak boleh.
Tentu ini memicu pertanyaan, bagaimana dengan anak-anak atau siswa sekolah dan lansia. Mereka menjadi kelompok rentan tertular.
Terkait hal ini, Guru Besar Fakultas Kedokteran Unpad itu juga sempat memberikan penjelasan. Menurutnya, Sinovac bakal memproduksi vaksin untuk orang berusia di atas 3 tahun.
"Sinovac ada yang untuk umur lebih dari 3 tahun. Uji kliniknya sedang berjalan, selesainya November, " kata Prof Kusnandi kepada kumparan, Rabu (21/10).
ADVERTISEMENT
"Vaksin yang itu bisa dibeli oleh pemerintah kita, tapi bukan yang dibuat Bio Farma," tutur dia.
Prof Kusnandi Rusmil. Foto: UNPAD
Begitu pun dengan para lansia. Sebab, tidak bisa dipungkiri kematian corona lebih banyak terjadi di pasien kategori usia ini.
Jadi memberikan perlindungan terhadap mereka tentu juga harus diupayakan.
"Ya, tergantung perkembangan vaksinnya (bisa dipakai lansia dengan komorbid atau tidak). Sampai detik ini kan berkembang terus," jawab Menkes Terawan Agus Putranto dalam sesi tanya jawab dengan wartawan di Puskesmas Tanah Sareal, Kota Bogor, Rabu (18/11).
Terawan mengaku tak bisa bisa panjang lebar bicara soal ini. Jika sudah firm, maka ia akan mengumumkannya ke masyarakat.
"Kita enggak bisa ngomong apa-apa sebelum lihat list mana yang ada di WHO, yang paling bisa kita ini, kan," ungkapnya.
ADVERTISEMENT