news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Varian Delta Premannya Corona, tapi Omicron Lebih Menular 1,5 Kali Lipat

3 Desember 2021 18:49 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Epidemiolog Unair Windhu Purnomo. Foto:  Dok: Pribadi
zoom-in-whitePerbesar
Epidemiolog Unair Windhu Purnomo. Foto: Dok: Pribadi
ADVERTISEMENT
Belum selesai negara dunia menemukan solusi untuk menangani sebaran varian Delta dan Delta plus, kini muncul lagi varian baru corona yang bernama Omicron.
ADVERTISEMENT
Varian baru ini diketahui pertama kali ditemukan di negara Afrika Selatan sebelum akhirnya meluas penularannya ke beberapa negara dunia.
Menanggapi situasi itu, Epidemiolog Unair, Windhu Purnomo mengatakan sebenarnya tidak ada yang perlu dikhawatirkan dari varian baru tersebut.
Hal itu dikarenakan varian jenis delta hingga kini masih menjadi varian corona yang patut mendapatkan perhatian serius dari tiap negara. Tak hanya menular, varian corona yang satu ini diklaim pula dapat mengakibatkan kematian bagi penderitanya.
"Delta ini sampai hari ini dikenal yang kalau kita dalam bahasa awamnya itu paling premanlah ya Delta ini dibandingkan dengan varian-varian yang lain dibandingkan dengan varian of concern yang lain yaitu paling preman adalah Delta dan ini mutasinya lebih banyak," ujar Windhu saat berbincang dalam acara Live Corona Update Kumparan, Jumat (3/12).
ADVERTISEMENT
Sebagian pihak ada yang mengatakan bahwa varian Omicron diklaim akan jauh lebih berbahaya dan lebih menular dari varian corona yang ada sebelumnya. Namun lagi-lagi hal tersebut masih harus dibuktikan secara klinis.
Sampai saat ini, belum diketahuinya dampak dari varian Omicron bagi penderitanya, kata Windhu, membuat para ahli hingga dokter pun meraba-raba untuk menanganinya.
"Tapi itu kan yang dikhawatirkan dia bisa lebih berbahaya kan tetapi belum ada bukti bahwa dia lebih berbahaya dalam arti angka fatalitasnya lebih tinggi, itu belum. Kita nih masih masih apa ya, meraba-raba ya," ucap Windhu.
"Jadi dunia, para ahli virus di dunia ini masih meraba-raba tentang karakteristik persisnya dari omicron ini. Jadi kita harus tunggu ya tunggu dulu barangnya 2-3 minggu kita nanti baru tahu persis ini karakteristiknya kayak apa," sambungnya.
ADVERTISEMENT
Kendati demikian, banyak ahli memperkirakan berdasarkan data yang ada saat ini mungkin varian jenis Omicron ini akan sedikit lebih menular ketimbang varian corona yang ada sebelumnya. Meski untuk tingkat fatalitasnya hingga kini belum dapat diketahui secara detail.
"Yang jelas bahwa varian ini untuk waktu yang sama dia memang lebih cepat lebih cepat. Cuma lebih cepatnya itu berapa kali misalnya dari dari Delta itu kita belum ngitung persis belum tahu hitungannya persis. Mungkin enggak sampai dua kali lipatnya tidak mungkin satu koma sekian kali lipatlah daripada Delta," kata Windhu.
"Yang (corona) original kan antara 2 sampai 2 setengah yang dari Wuhan ya jadi 1 orang menulari 2 sampai tiga orang lah gitu ya. Jadi delta lebih menular karena 5 sampai 8. Nah yang ini persisnya kita belum tahu itungannya Tetapi estimasinya lebih menular, sedikit lebih menular," pungkasnya.
ADVERTISEMENT