Varian Omicron di India Diprediksi Tak Akan Terlalu Buruk, Kenapa?

3 Desember 2021 18:56 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pasien terinfeksi virus corona mendapat perawatan di Rumah Sakit Lok Nayak Jai Prakash (LNJP), New Delhi, India.  Foto: Danish Siddiqui/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Pasien terinfeksi virus corona mendapat perawatan di Rumah Sakit Lok Nayak Jai Prakash (LNJP), New Delhi, India. Foto: Danish Siddiqui/REUTERS
ADVERTISEMENT
Di tengah kekhawatiran dunia terhadap varian Omicron, Kementerian Kesehatan India mengabarkan, dampak varian ini di negaranya diprediksi tak akan terlalu buruk.
ADVERTISEMENT
Ini berkat vaksinasi yang cepat dan ledakan kasus pada pertengahan tahun.
Dikutip dari Reuters, per Juli 2021, hampir 70% dari total penduduk India sudah terinfeksi COVID-19 varian Delta.
Kemudian, sekitar 84% dari 1,3 miliar populasi India sudah divaksinasi setidaknya satu dosis. 125 juta penduduk menerima dosis keduanya pada akhir November.
“Mengingat kecepatan vaksinasi di India yang tinggi dan tingginya keterpaparan terhadap varian Delta, tingkat keparahan dari penyakit ini [yang disebabkan oleh Omicron] diperkirakan akan rendah,” ujar Kemenkes dalam keterangannya pada Jumat (3/12).
Infografik Varian Corona Omicron Foto: kumparan
“Namun, bukti-bukti ilmiah masih terus berkembang,” lanjutnya.
Varian Omicron dilaporkan oleh Afrika Selatan pada 25 November lalu. Baru satu pekan berselang, varian ini telah ditemukan di setidaknya 28 negara dan wilayah dunia.
ADVERTISEMENT
Layaknya Delta, varian Omicron juga dikategorikan sebagai Variant of Concern atau Varian yang Mengkhawatirkan. Sebab, varian ini memiliki mutasi yang lebih banyak dibandingkan varian sebelumnya.
Varian ini ditakutkan dapat lebih mudah menular dan mampu menghindari antibodi manusia.

Kasus Varian Omicron di India

India melaporkan dua kasus pertama varian Omicron pada Kamis (2/12). Keduanya mengalami gejala COVID-19 ringan.
Kekhawatiran soal potensi terjadinya gelombang tiga tengah meningkat usai varian Omicron itu ditemukan di Karnataka, negara bagian di selatan India.
Kasus tersebut merupakan orang yang tidak memiliki riwayat perjalanan.
Seorang petugas kesehatan bereaksi ketika dia menerima dosis vaksin corona COVISHIELD di sebuah pusat kesehatan di Jetalpur di pinggiran kota. Ahmedabad, India, Sabtu (16/1). Foto: Amit Dave/Reuters
Pada Jumat (3/12), dokter-dokter muda melakukan aksi protes untuk meminta penambahan jumlah tenaga kesehatan, demi menghadapi potensi gelombang selanjutnya.
Mereka mengkhawatirkan situasi yang akan sangat buruk jika varian B11529 ini merebak dan membuat sistem kesehatan kewalahan.
ADVERTISEMENT
Kementerian Kesehatan pun mengatakan, tim ahli bagian imunisasi tengah mempertimbangkan pemberian dosis booster. Hal ini menyusul banyaknya anggota parlemen yang mendesak suntikan booster bagi tenaga kesehatan dan warga rentan.
Selain itu, tim ahli juga mendiskusikan vaksinasi anak usia 12-17 tahun. Kelompok umur ini mencakup 145 juta orang.
Seperti diketahui, India mengalami tsunami COVID-19 pada Maret hingga Juli 2021. Kasus memuncak pada April dan Mei, ketika infeksi harian melampaui angka 400.000 orang.
Pekerja mengenakan alat pelindung diri (APD) melihat proses kremasi jenazah yang meninggal karena virus corona di sebuah krematorium, Mumbai, India, Kamis (15/4). Foto: Francis Mascarenhas REUTERS
Baik rumah sakit, dokter, hingga petugas pemakaman kewalahan dalam menghadapi tingginya jumlah pasien dan lonjakan angka kematian. Selain itu, keadaan diperburuk dengan krisis oksigen medis di berbagai lokasi.
Beruntung, situasi India kini berangsur-angsur membaik. Dalam beberapa pekan terakhir, kasus harian berada di bawah 10.000 orang.
ADVERTISEMENT
Pada Jumat (3/12), tercatat kasus baru sebanyak 9.216 orang dan kematian 391 jiwa.
Kini, total kasus COVID-19 India mencapai 34,62 juta infeksi dan 470.115 kematian. India masih menempati peringkat kedua jumlah kasus kumulatif terbanyak di dunia, setelah Amerika Serikat dengan 49 juta infeksi.