Vatikan Siap Fasilitasi Dialog Antara Rusia dan Ukraina, Serukan Hentikan Perang
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Diberitakan Reuters, Sekretaris Negara Kardinal, Pietro Parolin, yang menempati urutan kedua setelah paus dalam hierarki Vatikan, mengatakan kepada surat kabar Italia, terlepas dari perang yang dilakukan Rusia melawan Ukraina, dia yakin selalu ada ruang untuk negosiasi.
Parolin mengatakan, dialog adalah satu-satunya cara yang "masuk akal dan konstruktif" untuk menyelesaikan perbedaan.
"Takhta Suci, beberapa tahun terakhir ini telah mengikuti peristiwa di Ukraina secara terus-menerus, diam-diam, dan dengan perhatian besar, menawarkan untuk memfasilitasi dialog dengan Rusia dan selalu siap membantu kedua belah pihak melanjutkan jalan seperti itu," jelasnya dalam keterangan resmi berita Vatikan.
"Yang terpenting, serangan militer harus segera dihentikan. Kita semua adalah saksi dari konsekuensi tragisnya," kata Parolin.
Dia memastikan hal ini yang juga disampaikan Paus Fransiskus ketika melakukan kunjungan mendadak ke Kedutaan Rusia di Vatikan pada Jumat (25/2).
ADVERTISEMENT
Parolin mengatakan, dunia sedang menyaksikan peristiwa serupa seperti saat Perang Dunia Kedua, referensi nyata atas invasi Jerman ke Polandia pada 1939.
Paus Fransiskus telah membuat seruan terkait masalah kemanusiaan untuk membantu para pengungsi yang meninggalkan Ukraina. Ia juga mengingatkan pihak-pihak yang berperang agar selalu ingat pada Tuhan, bahwa Tuhan selalu ada.
Duta Besar Ukraina untuk Vatikan, Andriy Yurash, mengatakan kepada Reuters dalam sebuah wawancara pada 2 Februari, bahwa Kiev terbuka untuk mediasi yang diupayakan Vatikan atas konfliknya dengan Rusia.
"Vatikan sebagai tempat yang sangat berpengaruh, sangat spiritual untuk pertemuan," jelasnya saat itu.
Sementara, Kedutaan Rusia untuk Vatikan menolak berkomentar.
Rusia dan Ukraina menggelar pertemuan di Kota Gomel, Belarusia, kota perbatasan dengan Ukraina, Senin (28/2), sejak pecahnya perang pada Kamis (24/2) pagi. Negosiasi ini disinyalir dalam rangka upaya Rusia mengakhiri invasi ke Ukraina.
ADVERTISEMENT
Negosiasi awalnya dilakukan pada Minggu (27/2) kemarin, namun pemerintah Ukraina menolak digelar di Belarusia. Presiden Belarusia Alexander Lukashenko pun menghubungi Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky. Zelensky melunak dan akhirnya mau negosiasi dengan Rusia di Gomel.
Salah satu pihak yang menjadi penengah dalam negosiasi ini adalah Roman Abramovich, seorang konglomerat yang memiliki nama di dua negara tersebut. Ia adalah bos dari klub sepak bola Chelsea yang akhirnya mengundurkan diri dari kepengurusan akibat konflik Rusia-Ukraina.