Versi Kader PSI Sis Viani Limardi soal Percakapan Polisi Terkait Ganjil Genap

12 Agustus 2021 20:40 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Polisi mengatur lalu lintas saat penerapan Ganjil Genap di Bundaran Senayan, Jakarta, Kamis (12/8). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Polisi mengatur lalu lintas saat penerapan Ganjil Genap di Bundaran Senayan, Jakarta, Kamis (12/8). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
ADVERTISEMENT
Anggota DPRD DKI Fraksi PSI, Viani Limardi, tengah menuai sorotan publik karena mempertanyakan aturan ganjil genap di Jalan Gatot Subroto, Jakarta Selatan, Kamis (12/8). Ia mengaku tak tahu aturan ganjil genap mulai diberlakukan lagi.
ADVERTISEMENT
“Saya mau berangkat ke titik vaksinasi di Penjaringan lalu memang hari ini saya masih enggak tahu kan bahwa hari ini tuh ganjil genap sudah mulai diberlakukan lagi, ya sudahlah oke mungkin kesalahan kita juga sebagai masyarakat enggak mencari informasi ya,” ujar Viani saat dihubungi, Kamis (12/8).
“Pada waktu saya mau lewat dari SCBD kan itu masuk ke tol, itu kan tadi disuruh putar balik, lalu Dishub di sana bilang maaf Bu enggak bisa, Ibu mutar aja karna hari ini apalah gitu kan, pokoknya disuruh muter, oh ya sudah deh saya muter dong, akhirnya kita dari Tendean, jadi saya dari SCBD itu ke arah Tendean,” tambahnya.
Politikus yang akrab disapa Sis Viani ini juga mengklarifikasi pemberitaan soal arah mobilnya.
Kegiatan reses anggota DPRD DKI Viani Limardi. Foto: Dok. PSI
“Iya, jadi tidak benar itu kalau saya dari arah Pasar Minggu dan lain-lain. Saya dari Tendean terus kita mau ke masuk tol kan, jadi kalau dari Tendean mau masuk tol itu ke arah Gatot Soebroto itu ya, pada waktu sampai di Gatot Soebroto itu ternyata ada penutupan lagi itu sama Dishub,” beber dia.
ADVERTISEMENT
Sis Viani mengatakan bahwa petugas Dishub tersebut mengulurkan tangannya sebagai tanda untuk berhenti dan tidak boleh melewati Jalan Gatot Soebroto.
Sis Viani lalu mengulang percakapan dia dengan petugas:
“Pak boleh enggak saya mau masuk tol?” tanya Viani ke petugas Dishub.
“Enggak bisa,” jawab petugas Dishub,
“Oh ganjil genap memang sudah mulai diberlakukan lagi?” tanya Viani.
“Iya Bu sudah hari ini,” jawab petugas Dishub.
“Oh, oke,” jawab Viani.
“Ya sudah kalau gitu gini deh saya mau mau ngobrol sama Pak polisinya di depan?” tanya Viani. “Boleh enggak Pak saya mau ngomong sama polisinya dulu,” tanya Viani kembali.
“Oh ya sudah Bu,” jawab petugas Dishub.
Lalu dia mendatangi polisi tersebut dari dalam mobilnya, kemudian menjelaskan tidak ada niat atau planning untuk berbicara panjang lebar dengan polisi.
Sejumlah kendaraan melintas saat penerapan Ganjil Genap di Bundaran Senayan, Jakarta, Kamis (12/8). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
“Pak ini kenapa ya kok saya enggak boleh lewat?” tanya Viani ke polisi.
ADVERTISEMENT
“Bu, hari ini kan sudah mulai ganjil genap,” jawab Polisi.
“Oh ya? Oke pak,” jawab Viani.
Viani menjelaskan bahwa dalam perjalanan tugas, biasanya semua anggota dewan itu punya pengecualian kalau kita lagi dalam perjalanan dinas diperbolehkan untuk lewat.
“Pak saya lagi perjalanan dinas mau ke penjaringan ada vaksinasi jadi saya mau ke situ,” tanya Viani.
“Enggak bisa Bu,” jawab Polisi.
“Kok enggak bisa Pak? Biasanya bisa loh lewat,” tanya Viani.
“Enggak bisa Bu, ini peraturan baru,” jawab Polisi.
“Oke Pak kok peraturan gonta ganti ya?” tanya bingung Viani kepada polisi.
“Saya enggak tahu bu, pokoknya enggak boleh, kalaupun Ibu bawa surat tugas pun tetap saja enggak boleh,” jawab Polisi
“Ya sudah deh Pak, ini membingungkan, peraturan gonta ganti mulu, enggak jelas,” jawab Viani.
ADVERTISEMENT
“Ya sudah, Pak saya mau tanya deh Bapak, kalau saya mau ke Penjaringan saya harus lewat mana nih pak?” tanya Viani.
“Ibu lewat aja Rasuna said atau Setiabudi,” jawab Polisi.
“Pak kalau saya lewat situ nanti ada penutupan lagi enggak di situ? Atau saya disuruh muter lagi enggak?” tanya Viani.
“Engga kok Bu, ke situ saja, yang ditutup itu cuma Jalan Sudirman,” jawab polisi sambil menjelaskan titik ganjil genap.
Polisi mengatur lalu lintas saat penerapan Ganjil Genap di Bundaran Senayan, Jakarta, Kamis (12/8). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
“Oh ya sudah deh pak ini peraturan gonta ganti mulu bikin bingung, nanti saya mau komplain masalah aturan ini, toh di Jakarta ini yang bikin peraturan kita-kita juga,” jawab Viani.
Menurutnya, maksudnya dirinya mengatakan hal tersebut karena dirinya dari anggota DPRD dan ingin mengkomplain masalah ini.
ADVERTISEMENT
Viani Limardi, membantah jika terjadi cekcok atau adu mulut dengan polisi yang sedang bertugas mengawasi aturan ganjil genap di Jalan Gatot Soebroto tersebut.
“Nah yang di media jadinya semuanya menurut saya, apa ya konotasinya tidak benar, satu, dibilang ada mulut, di mana letak adu mulutnya gitu, itu kan saya bertanya dijawab sama Pak Polisi, saya berbicara Pak Polisi menanggapi gitu, kecuali saya bertengkar ya,” ujar Viani.
Viani kembali membantah bahwa tidak mungkin jika dirinya yang membuat aturan, lalu tidak mengetahui aturan tersebut, kemudian komplain dan melanggar juga
“Jadi menurut saya yang ada cekcok, atau ada mulut dengan Pak Polisi itu tidak tepat, tidak benar,” tambahnya.
Dia juga menjelaskan dari Fraksi PSI juga telah mengkonfirmasi kepadanya dan telah meminta maaf atas kegaduhan terkait kasusnya.
ADVERTISEMENT
“Saya sudah ngomong juga sama partai, partai juga sudah konfirmasi ke saya, ya sudah kita sudah mengeluarkan pernyataan minta maaf mungkin karena gara-gara kejadian ini akhirnya kita seharian ini jadi berisik gitu ya,” beber dia.
Kemudian, karena mengobrol terlalu panjang dengan polisi, kata dia, jadi menghambat tugas dan menguras tenaga polisi yang sedang bertugas. Dirinya mengatakan bukan cekcok, melainkan hanya berbicara seperti biasa ke polisi.
Polisi mengatur lalu lintas saat penerapan Ganjil Genap di Bundaran Senayan, Jakarta, Kamis (12/8). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
“Kedua, mungkin saya ngobrol terlalu panjang ke Pak Polisi jadinya menghambat tugas dia atau menguras tenaga dia, harusnya saya tinggal jalan saja gitu, tapi ya itu, bukan cekcok loh, tidak ada percekcokan di situ, saya ngomong aja ke Pak Polisi,” ungkapnya.
Selain itu, mungkin persepsi setiap orang berbeda, kata dia, karena ucapannya yang disangka oleh banyak orang mengajak berkelahi.
ADVERTISEMENT
“Saya enggak tahu ya mungkin persepsi orang berbeda, mungkin saya ngomong kayak gini disangkanya ngajakin orang berantem kan kata-katanya enggak begitu, tolong lah masa saya kehilangan kesadaran,” ucap dia.
Untuk itu, dia menganggap persepsi itu tidak masuk akal dan berbeda konteks dengan apa yang disampaikan kepada polisi yang sedang bertugas.
“Itu sudah enggak masuk akal, sudah enggak logika gitu loh, konteksnya sudah berbeda gitu. Maksud saya ya sudah Pak nanti saya komplain juga deh masalah ini, toh di Jakarta yang buat aturan saya juga, kita juga,” pungkasnya.