Versi Polisi dan FPI Beda Soal Penembakan, Perlu Tim Pencari Fakta Independen

7 Desember 2020 16:21 WIB
Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW) Neta S Pane memberikan masukan terkait seleksi calon pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dalam RDPU dengan Komisi III DPR RI, Jakarta, Selasa (10/9). Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW) Neta S Pane memberikan masukan terkait seleksi calon pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dalam RDPU dengan Komisi III DPR RI, Jakarta, Selasa (10/9). Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Ada dua versi soal penembakan yang menewaskan 6 orang pengawal Habib Rizieq dari laskar FPI di Km 50 Cikampek. Versi dari polisi dan versi FPI.
ADVERTISEMENT
Versi polisi disebutkan, ada dua kendaraan pengawal Habib Rizieq yang memepet mobil petugas yang mengikuti rombongan imam besar FPI itu.
Saat mobil berhenti, polisi menyebut laskar langsung mengacungkan senjata tajam dan pistol hingga akhirnya terjadi penembakan.
Sedang versi FPI, mereka menyebut diserang saat sedang bergerak bersama rombongan Rizieq Syihab menuju Karawang. Pihak FPI juga mengeklaim tak membawa senjata tajam dan senjata api.
Terkait dua versi yang beredar itu, muncul pendapat dari Indonesia Police Watch (IPW) agar dibentuk Tim Pencari Fakta Independen.
Tim Pencari Fakta Independen ini diperlukan untuk mengungkapkan, apa yang terjadi sebenarnya. Sebab antara versi Polri dan versi FPI sangat jauh berbeda penjelasannya.
"Perlu dibentuk tim pencari fakta independen," kata Ketua Presidium IPW Neta S Pane, Senin (7/12).
ADVERTISEMENT
Kata dia, berbagai versi soal penembakan itu mesti diluruskan agar tak berkembang menjadi isu liar di masyarakat.
"Agar kasus ini terang benderang," beber dia.