Video: Para Pemuda Pendukung Trump Mengolok-olok Pria Indian Tua

20 Januari 2019 12:48 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pemuda pendukung Trump mengejek pria Indian tua. (Foto: Dok. On Native Ground)
zoom-in-whitePerbesar
Pemuda pendukung Trump mengejek pria Indian tua. (Foto: Dok. On Native Ground)
ADVERTISEMENT
Para pemuda pendukung Presiden Donald Trump mengolok-olok pria India tua yang sedang melakukan ritual agama. Tindakan ini menuai kecaman dari masyarakat, pihak sekolah juga berjanji akan menjatuhkan hukuman berat.
ADVERTISEMENT
Diberitakan Reuters, para pemuda dalam video yang tersebar pada Sabtu (19/1) itu berasal dari SMA pria Katolik Covington di Kentucky yang sedang melakukan aksi anti-aborsi di ibu kota Washington DS. Video itu diambil di Pemakaman Nasional Arlington.
Dalam video, terlihat pria Indian tua yang diketahui bernama Nathan Phillips tengah melakukan ritual tradisional tahunan untuk menghormati para veteran perang Vietnam. Phillips sendiri adalah veteran dalam perang tersebut.
Ketika sedang merapal doa dalam bahasa pribumi sambil memukul sejenis gendang, puluhan pemuda itu mengolok-olok Phillips. Mereka menertawakan, bernyanyi, berteriak, dan mengadang perjalanan Phillips ke atas.
Sebagian mereka memakai topi MAGA atau Make America Great Again - slogan kampanye presiden Donald Trump. Seorang pemuda yang memakai topi merah itu berdiri menantang Phillips sambil tersenyum.
ADVERTISEMENT
Sementara yang lain berteriak "Bangun tembok itu!", yaitu seruan Trump soal tembok perbatasan. Sementara Phillips seakan tidak berhenti memukul gendang dengan tempo yang sama.
Dalam video lainnya, Phillips terlihat menahan air mata, kesal atas kelakuan tidak sopan para pemuda itu kepada veteran perang.
"Mereka berteriak 'bangun tembok itu', ini adalah tanah warga pribumi, tidak pernah ada tembok di sini," kata Phillips.
"Saya berharap energi anak-anak muda itu digunakan untuk membuat negara ini benar-benar hebat, membantu mereka yang kelaparan," kata dia lagi.
Kecaman berdatangan kepada para pemuda itu. Anggota Kongres dari Partai Demokrat mengatakan bahwa Phillips telah mengorbankan nyawanya untuk AS, dan tindakan para pemuda itu adalah "kebencian, tidak hormat, dan intoleran".
ADVERTISEMENT
Dalam pernyataannya, sekolah Covington mengaku menyesalkan tindakan tersebut dan berjanji akan menindak tegas para pelakunya, bila perlu mengeluarkan mereka dari sekolah.
"Masalah ini tengah diselidiki dan kami akan melakukan tindakan yang diperlukan kepada pelaku, hingga dan termasuk dikeluarkan," ujar pernyataan tersebut.