Viral Oknum Polisi Diduga Menyerang Kampus Unisba saat Demo Omnibus Law

9 Oktober 2020 13:04 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sejumlah mahasiswa melakukan aksi unjuk rasa menolak Undang-Undang Cipta Kerja di depan Gedung DPRD Jawa Barat, Bandung, Jawa Barat, Rabu (7/10).  Foto: Novrian Arbi/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Sejumlah mahasiswa melakukan aksi unjuk rasa menolak Undang-Undang Cipta Kerja di depan Gedung DPRD Jawa Barat, Bandung, Jawa Barat, Rabu (7/10). Foto: Novrian Arbi/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Aksi dugaan penyerangan yang dilakukan oleh oknum anggota polisi ke Kampus Unisba setelah kericuhan demo tolak Omnibus Law hari Kamis (8/10) kemarin viral di media sosial. Dugaan penyerangan itu terekam oleh kamera CCTV dan beredar di media sosial melalui rekaman video berdurasi sekitar 29 detik.
ADVERTISEMENT
Pihak satuan keamanan Unisba, dalam hal ini Danton RGB 8 Kampus Unisba Asep Heri, membenarkan adanya dugaan penyerangan tersebut. Menurut dia, peristiwa terjadi sekitar pukul 21.00 WIB pada Kamis (8/10).
Mulanya, mahasiswa dan elemen masyarakat yang berpakaian hitam datang ke kampus usai ricuh. Mereka masuk ke dalam area kampus.
Kemudian, menurut Asep, oknum polisi tiba-tiba datang dan sempat terlibat adu mulut dengan petugas keamanan (satpam) kampus.
Ketika itu, petugas keamanan memberi peringatan bahwa polisi tak dapat mengambil tindakan di area kampus. Peringatan itu tak digubris hingga terjadi dugaan penyerangan dengan pemukulan kepada anggotanya.
"Jadi, kronologinya satpam itu hanya mengisyaratkan bahwa ini area kampus, nah tiba-tiba polisi datang dan langsung menghantam anggota satpam. Itu pakai tangan. Ini kebetulan mau divisum," kata Asep ditemui di lokasi, Jumat (9/10).
ADVERTISEMENT
Berdasarkan informasi yang dihimpunnya, lanjut Asep, total ada lima petugas keamanan di Kampus Unisba yang diduga menjadi korban pemukulan.
Atas aksi itu, pihak kampus telah merespons dengan melakukan visum terhadap para petugas keamanan yang diduga menjadi korban pemukulan.
"Kebetulan dari pihak Unisba cepat respons ya, untuk mengambil visum," ucap dia.
Asep prihatin atas kejadian itu dan meminta pihak kampus Unisba segera melapor. Dia pun menilai mestinya anggota kepolisian tidak bertindak dengan menggunakan kekerasan sebab bagaimanapun petugas keamanan ialah tangan kanan dari polisi.
Jika pun ada ucapan atau tindakan yang dirasa kurang berkenan, sebaiknya diingatkan terlebih dahulu.
"Tidak seharusnyalah anggota polisi, kita sama-sama pengaman, kok. Bahkan kita kan adiknya mereka, tapi kok kenapa bisa terjadi. Kita kaki tangan polisi. Kalaupun ada hal yang kurang berkenan, maka seyogianya diingatkan dulu, tidak usah langsung main fisik. Harusnya diingatkanlah," tutur Asep. Polisi hingga saat ini belum memberikan keterangan terkait hal itu. Namun semalam, Kapolrestabes Bandung Kombes Ulung Sampurna Jaya mengatakan tidak ada aksi penyerangan ke kampus Unisba. "Tidak ada penyerangan ke kampus, kecuali dari mereka sendiri, yang jelas kita itu melewati kampus karena mereka berkumpul di depan kampus, kita menjaga keamanan baik di dalam kampus ataupun di luar kampus. Adapun seperti itu, maka mereka yang ingin membuat situasi seolah petugas (menyerang)," ujar Ulung. "Jadi kami sampaikan,bahwa ada massa yang di luar mahasiswa ataupun buruh sehingga ada situasi seperti ini seakan polisi yang seperti ini padahal itu bikin keruh saja," lanjut Ulung.
ADVERTISEMENT
***
(Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona)