Viral Video Ambulans Jemput Warga Satu Kampung di Sleman yang Positif COVID-19

26 Mei 2021 10:24 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi ambulans.
 Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi ambulans. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Viral video iring-iringan mobil ambulans beredar di media sosial. Dalam video tersebut dijelaskan rombongan ambulans itu membawa warga satu kampung yang positif corona di Pedukuhan Ngaglik, Desa Caturharjo, Kecamatan Sleman, Kabupaten Sleman.
ADVERTISEMENT
Pada Selasa (25/5), sejumlah warga yang positif corona dari kampung itu dibawa ke Fasilitas Kesehatan Darurat COVID-19 (FKDC) di Sleman yaitu Asrama Haji.
"Yang dievakuasi ada 25 (orang). Ada 28 (orang sebenarnya) tapi yang 3 akan dirujuk ke rumah sakit karena ada gejala berat," kata Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Sleman, Makwan dihubungi wartawan.
Dalam penjemputan total digunakan 6 ambulans dan 1 kendaraan taktis. Penjemputan itu dilakukan tengah hari sekitar pukul 12.00 WIB.
Kepala Dinas Kesehatan Sleman Joko Hastaryo menjelaskan menjelaskan tracing di dua RT di Pedukuhan Ngaglik, Desa Caturharjo, Kecamatan Sleman, Kabupaten Sleman memang keluar kemarin. Total ada 35 kasus baru. Jika ditambah dengan kasus sebelumnya maka menjadi 55 kasus.
ADVERTISEMENT
Pada Sabtu (22/5) sudah dilakukan swab massal pada 203 orang di dua RT tersebut. Ditegaskan tidak semua warga di dua RT tersebut positif corona.
"Hasil swab massal pada hari Sabtu itu yang diambilkan 203 orang ternyata yang positif itu ada 35 berarti sekitar 17,5 persen dari yang diambil. Total jadi 35 ditambah kasus awal kan 20 jadinya 55," kata Joko ditemui di kantornya, Selasa (25/5).
Joko menjelaskan bahwa 35 orang yang positif ini telah dievakuasi untuk dilakukan isolasi ke shelter Asrama Haji maupun Rusun Gemawang.
Sementara untuk sumber penularan virus ini diduga bermacam-macam, dari warga yang sakit hingga warga tes corona mandiri. Termasuk di antaranya satu kasus awal warga yang sakit lalu terkonfirmasi corona dan meninggal beberapa hari setelahnya.
ADVERTISEMENT
"Untuk yang meninggal 1 itu sebelumnya ya, artinya yang kasus awal," ujarnya.
Dia menjelaskan bahwa kasus di Pedukuhan Ngaglik ini bisa disebut klaster kampung lantaran penyebarannya yang banyak.
"Kalau disebut klaster apa memang tidak bisa didefinisikan ya dalam arti karena klaster kampung ya gitu aja," ujarnya.
Selain dua warga yang sakit dan ternyata positif corona. Kasus di pedukuhan itu juga terjadi karena mobilitas masyarakat yang tinggi seperti mengikuti pengajian hingga bekerja di luar kabupaten
"Ada ikut pengajian di luar padukuhan kemudian mungkin juga ada yang bekerja di tempat lain bahkan di luar Kabupaten. Kemudian juga ada yang bekerja di tempat lain yang ternyata di sana juga ada yang positif. Jadi lebih tepat disebut klaster kampung," katanya.
ADVERTISEMENT
Dengan kasus ini dua RT tersebut masing-masing masuk zona merah dan oranye. Dukuh di wilayah tersebut juga telah melakukan langkah-langkah pengetatan
"Nah bahasanya lockdown itu kan yang merah itu nanti ada penutupan penyekatan satu wilayah RT. Kemudian kalau pertanyaannya apakah perlu RT yang lain dilakukan tracing nanti kita masih lihat perkembangan," ujarnya.