Virus Corona Meluas, PM Pakistan di Bawah Tekanan untuk Segera Lockdown

26 Maret 2020 12:19 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Perdana Menteri Pakistan, Imran Khan. Foto: AFP/AAMIR QURESHI
zoom-in-whitePerbesar
Perdana Menteri Pakistan, Imran Khan. Foto: AFP/AAMIR QURESHI
ADVERTISEMENT
Perdana Menteri Pakistan Imran Khan menolak usulan lockdown untuk meredam virus corona.
ADVERTISEMENT
Khan beralasan lockdown akan berimbas pada 25 persen populasi Pakistan yang hidup di bawah garis kemiskinan. Mereka berpotensi kehilangan penghasilan.
Khan boleh saja berkeras hati, namun laporan CNN menyebut, desakan untuk lockdown semakin deras mengalir dari beberapa pihak penting.
Suasana Pakistan akibat Virus Corona Foto: REUTERS/NASEER AHMED
Militer Pakistan bahkan sudah turun tangan di tengah masyarakat. Warga Pakistan memuji tindakan militer yang melarang transportasi publik beroperasi dan membatasi operasional pom bensin meski lockdown belum berlaku.
Pasukan-pasukan militer Pakistan juga sudah dikerahkan di beberapa kota besar demi mengawasi anjuran social distancing.
Khan juga semakin di bawah tekanan setelah melonjaknya kasus corona. Angka resmi Kementerian Kesehatan menyebut, pasien positif corona sudah melewati 1.000 orang.
Suasana Pakistan akibat Virus Corona Foto: REUTERS/NASEER AHMED
Angka itu melonjak drastis setelah pada pekan lalu pasien corona di Pakistan hanya 53 orang. Tujuh dari ribuan orang yang terinfeksi, menjadi korban jiwa COVID-19.
ADVERTISEMENT
CNN menulis, masjid-masjid di Pakistan terlihat masih tetap buka. Padahal, salah satu kelompok penularan terbesar terjadi di masjid pinggiran ibu kota Islamabad yang mengabaikan anjuran larangan berkumpul.
Suasana Pakistan akibat Virus Corona Foto: REUTERS/NASEER AHMED
Pakar kesehatan publik Pakistan Arshad Altaf kepada CNN menyebut, peralatan medis untuk menangani corona jumlahnya kurang. Di Pakistan hanya ada 3.000 alat bantu pernafasan yang tersedia.
Altaf mengatakan, kendati China akan memberikan bantuan termasuk mengirim masker dan alat bantu pernafasan, jumlah tersebut masih dianggap tak cukup. Sebab, kasus baru berpotensi muncul setiap harinya.
*****
kumparanDerma membuka campaign crowdfunding untuk bantu pencegahan penyebaran corona virus. Yuk, bantu donasi sekarang!