Virus Corona Merebak, Myanmar Perketat Aturan Masuk ke Ibu Kota

3 September 2020 19:59 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ibu kota Naypyidaw, Myanmar. Foto: AFP
zoom-in-whitePerbesar
Ibu kota Naypyidaw, Myanmar. Foto: AFP
ADVERTISEMENT
Myanmar memberlakukan karantina wajib dan tes virus corona bagi pengunjung ke Ibu Kota Naypyidaw. Kebijakan diambil seiring munculnya puluhan kasus baru virus corona pada Rabu (2/9/).
ADVERTISEMENT
Pemimpin Myanmar Aung San Suu Kyi memperingatkan virus corona sebagai "bencana bagi negara".
Dalam aturan yang diterbitkan pemerintah, siapa pun yang memasuki Naypyidaw, akan dikarantina dan harus melakukan uji COVID-19. Hanya yang hasilnya negatif yang boleh masuk ke kota itu.
Suu Kyi mengatakan warga yang tidak mematuhi instruksi akan menghadapi hukuman berdasarkan Undang-Undang Bencana Alam, yang membawa hukuman hingga satu tahun penjara.
"Tindakan lebih tegas akan diambil di bawah UU Bencana Alam. Ini bencana bagi negara," kata Suu Kyi dalam siaran radio, seperti dikutip dari Reuters.
Sementara itu orang-orang yang datang dari daerah yang memiliki banyak kasus infeksi corona akan ditempatkan di fasilitas karantina setidaknya selama 7 hari, kata perintah Dewan Naypyitaw, sementara yang lainnya akan diizinkan pergi lebih awal jika hasil tes mereka negatif.
Pemimpin Myanmar Aung San Suu Kyi saat di Mahkamah Internasional (ICJ) di Den Haag, Belanda. Foto: REUTERS / Yves Herman
Myanmar melaporkan penularan kasus lokal pertamanya pada pertengahan Agustus di negara bagian Rakhine barat yang tengah dilanda konflik.
ADVERTISEMENT
Menurut data pemerintah sejak saat itu, jumlah kasus corona meningkat dua kali lipat menjadi 1.059 dan 6 kematian.
Mayoritas kasus dan kematian terjadi di Rakhine, tempat pasukan pemerintah memerangi pemberontak etnis dan pihak berwenang telah memberlakukan pembatasan besar-besaran pada akses internet.
Baru-baru ini peningkatan kasus terjadi di kota Sittwe, ibu kota Rakhine yang saat ini sudah diberlakukan jam malam dan warga diminta untuk tetap berada di dalam rumah.
Terdapat 100 ribu warga muslim Rohingya di Sittwe, mereka tinggal di kamp-kamp pengungsian, yang sebagaian besar ditolak kewarganegaraannya dan mereka kesulitan mendapat fasilitas kesehatan yang layak.
Kamp Pengungsian Internal Sittwe Foto: ANTARA/Willy Kurniawan
Tidak hanya di Sittwe, penularan corona juga terjadi di kota Yangon. Pihak berwenang melakukan lockdown di beberapa wilayah mulai Selasa (2/9), warga diminta untuk tinggal di rumah selain untuk perjalanan penting. Bar dan klub malam telah ditutup.
ADVERTISEMENT
Para dokter mengatakan mereka takut terhadap wabah virus corona terjadi di negara itu, karena sistem kesehatannya termasuk yang terburuk di dunia.
***
Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona