Wagub DKI: Kami Tak Anak Emaskan Pesepeda Road Bike
ADVERTISEMENT
Jalur khusus road bike yang tengah diuji coba Pemprov DKI menuai pro dan kontra. Ada yang setuju dengan pengadaan jalur khusus road bike, ada juga yang menilai jalur khusus road bike diskriminatif hingga mengesampingkan pesepeda lainnya.
ADVERTISEMENT
Merespons itu, Wagub DKI Jakarta Ahmad Riza Patria menyebut jalur khusus road bike tak bertujuan untuk menganakemaskan salah satu kelompok. Namun, murni memberikan fasilitas yang dibutuhkan warga Jakarta.
"Tidak ada maksud dari kami Pemprov DKI untuk menganakemaskan road bike. Semua tugas kami Pemprov seperti yang kami sampaikan memberikan pelayanan terbaik bagi semua warga, semua komunitas, semua cabang olahraga," ujar Riza, Selasa (8/6).
Menurutnya, pro dan kontra yang muncul di setiap kebijakan merupakan hal yang wajar. Yang jelas Pemprov, kata dia, mencoba memberikan fasilitas pada seluruh masyarakat.
Dia mengatakan, animo bersepeda memang terus meningkat sejak pandemi corona. Kemudian muncul keinginan dari para pengguna road bike di Jakarta untuk juga difasilitasi.
"Tentu ke depannya ada hasil lainnya, selain menyehatkan, meningkatkan rekreasi sepeda, mudah-mudahan ke depan optimalkan dan meningkatkan prestasi olahraga bersepeda. Harapan kita semuanya," kata dia.
ADVERTISEMENT
"Jadi seperti yang saya sampaikan sepeda kita harapkan menjadi alat media olahraga, alat media rekreasi. Bahkan kita berharap di Jakarta kita berharap sepeda jadi alat transportasi," tutupnya.
JLNT Khusus Road Bike Dinilai Diskriminatif
Pemprov DKI Jakarta melakukan uji coba jalur khusus road bike di JLNT Casablanca pada Sabtu-Minggu pukul 05.00-08.00 WIB. Jalur ini memang disiapkan khusus untuk road bike.
Sedangkan, pesepeda jenis lain dilarang masuk ke jalur itu. Mereka akan diarahkan ke jalur sepeda terproteksi yang ada di Jalan Sudirman.
Kebijakan ini dinilai diskriminatif. Seharusnya, penentuan jalur ditentukan oleh batas kecepatan bukan jenis sepeda.
“Kebijakan pelarangan ini menurut saya tidak ada urgensinya dan cenderung diskriminatif pada pesepeda non-road bike. Padahal kalau memang ukurannya kecepatan, ya sepeda road bike juga bisa lambat, dan sepeda non-road bike juga bisa cepat,” kata Anggota DPR dari Dapil Jakarta, Ahmad Sahroni kepada wartawan, Senin (7/6).
Dishub DKI Beri Penjelasan
Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Syafrin Liputo menjelaskan alasan sepeda non road bike tidak diizinkan masuk ke JLNT saat uji coba. Perbedaan kecepatan jadi alasan utama.
ADVERTISEMENT
"Jadi kenapa di jalur ini untuk road bike, kita pahami bahwa tadi di tengah animo masyarakat dalam bersepeda ada pemisahan kecepatan. Jadi kecepatan road bike rata-rata kecepatannya 40 km/jam. Sementara untuk non-road bike itu 20-25 km/jam," kata Syafrin.