Wagub Jabar Dorong Gerakan Santri Pancasila: Risau Banyak Kelompok Melenceng

28 November 2020 18:17 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Wakil Gubernur Jabar Uu Ruzhanul Ulum. Foto: Dok. Humas Pemprov Jabar
zoom-in-whitePerbesar
Wakil Gubernur Jabar Uu Ruzhanul Ulum. Foto: Dok. Humas Pemprov Jabar
ADVERTISEMENT
Wakil Gubernur Jabar Uu Ruzhanul Ulum mendorong gerakan 'Santri Pancasila'. Gerakan tersebut dinilai penting agar para santri khususnya di Jabar siap dalam menyokong visi Indonesia Emas 2045. Dia tak memaparkan secara rinci implementasi dari gerakan tersebut.
ADVERTISEMENT
Adapun 2045 dinilai merupakan momen Indonesia menjejak tahun emasnya. Uu mendorong agar para santri Jabar turut serta menjadi bagian dengan menjadi Sumber Daya Manusia (SDM) unggul dan berkualitas.
Uu mengakui ada kelompok yang mengatasnamakan santri dan bertindak di luar nilai Pancasila. Dengan begitu, hadirnya gerakan Santri Pancasila dianggap bisa menegaskan sikap santri di Jabar yang cinta agama dan Tanah Air.
"(Gerakan) Santri Pancasila berawal dari kekhawatiran, banyak kelompok yang mengatasnamakan santri tetapi terkadang agak melenceng dengan karakter kepribadian dan fatwa-fatwanya para ulama," kata dia melalui keterangan yang diterima kumparan, Sabtu (28/11).
"Padahal, apalagi saya sebagai Nahdliyin, salah satu fatwanya adalah hubbul wathon minal iman yaitu mencintai Tanah Air sebagian dari iman," lanjut dia.
ADVERTISEMENT
Selain itu, melalui gerakan Santri Pancasila, Uu ingin memberi pemahaman bahwa santri dan ulama memiliki peran penting dalam memerdekakan Republik Indonesia sehingga santri dan ulama bisa juga disebut Pancasilais sejati.
"Kita tahu bahwa yang namanya Pancasila itu adalah sebagai dasar negara, sebagai alat pemersatu. Kalau orang bertanya siapa Pancasilais sejati? Pancasilais sejati adalah tokoh-tokoh agama, kalau di kalangan muslim, Pancasila sejati adalah mereka yang mengamalkan agamanya dengan sempurna dan paripurna," ucap dia.
"Oleh karena itu, kehadiran (gerakan) Santri Pancasila ini sangat penting, terutama untuk menghadapi 2045, supaya generasi muda khususnya lulusan pondok pesantren tidak hanya satu sisi memandang kehidupan ini, tapi ada keseimbangan sehingga fiddunya hasanah wa fil akhiroti hasanah (kebaikan di dunia dan akhirat)" pungkas dia.
ADVERTISEMENT