Wali Kota Seoul, Park Won-soon, Kandidat Kuat Calon Presiden Korea Selatan

10 Juli 2020 6:00 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Park Won-soon. Foto: seoul.go.kr
zoom-in-whitePerbesar
Park Won-soon. Foto: seoul.go.kr
ADVERTISEMENT
Publik Korea Selatan digegerkan dengan kematian mendadak Wali Kota Seoul Park Won-soon (64). Park ditemukan tewas di pegunungan utara Seoul, setelah dilaporkan hilang sejak Kamis (9/7) sore.
ADVERTISEMENT
Semasa hidup Park dikenal sebagai salah satu sosok politikus ternama Korea Selatan sejak menjabat Wali Kota Seoul pada 2011 dan tokoh berat di Partai Demokrat. Ia banyak membuat kebijakan pembangunan dan kemajuan kota selama hampir satu dekade.
Park juga dikenal sebagai pemimpin yang pro terhadap kaum perempuan dan kesetaraan gender.
Dilansir AFP, Jumat (10/7), Park disebut secara konsisten sebagai kandidat potensial calon Presiden Korea Selatan, pengganti Moon Jae-in pada pemilihan 2022 mendatang. Ia juga sempat mengamini peluang dirinya di pemilihan 2022 saat diwawancarai AFP awal 2020.
Park Won-soon. Foto: Getty Images
Park memiliki latar belakang yang sama dengan Moon, sebagai aktivis mahasiswa di masa diktatoran militer Korea Selatan. Ia kemudian menjadi seorang pengacara HAM.
ADVERTISEMENT
Meski sukses sebagai politikus dan pengacara HAM, pendidikan Park di perguruan tingginya ternyata tak berjalan mulus. Dia dikeluarkan dari Universitas Nasional Seoul pada 1975, sebulan setelah memasuki universitas bergengsi itu.
Ia dikeluarkan dari kampus karena mengambil bagian dalam rapat umum melawan Presiden Korea Selatan saat itu Park Chung-hee. Ia pun dipenjara selama empat bulan.
Namun, Park menganggap waktu saat di penjara sebagai masa-masa bahagia. Ia merasa produktif untuk membuat target dan tujuan hidupnya.
Park Won-soon. Foto: Getty Images
Setelah menyelesaikan studinya, Park terjun ke dunia hukum dan membela banyak aktivis politik pada 1980-an dan 1990-an.
Dia membantu meluncurkan Solidaritas Rakyat untuk Demokrasi Partisipatif, sebuah LSM berpengaruh yang mendorong reformasi para konglomerat yang mendominasi bisnis Korea Selatan.
ADVERTISEMENT
Park juga mendirikan Beautiful Foundation, sebuah kelompok filantropi yang mempromosikan kesukarelaan dan pengabdian kepada masyarakat.
Saat terjun ke dunia politik, Park dianggap sebagai anak baru berkacamata dan bersifat lunak. Ia berurusan dengan politik pada 2011 saat menjadi kandidat Wali Kota Seoul secara independen.
Park Won-soon. Foto: seoul.go.kr
Nyatanya, Park berhasil mengalahkan Na Kyung-won, anggota parlemen wanita yang digadang-gadang sebagai kandidat kuat, karena didukung partai konservatif yang berkuasa saat itu.
Park kemudian bergabung dengan Partai Demokrat dan membuatnya menjabat Wali Kota Seoul selama tiga periode. Terakhir ia memenangkan pemilihan pada 2018.
Selama kampanyenya, Park dikenal warga Seoul karena karakter pekerja keras dan rendah hati. Ia juga berjanji untuk menciptakan kota yang lebih bersih dan menjamin kesetaraan gender.
ADVERTISEMENT
Bahkan ia juga berjanji akan berperan untuk mewujudkan perdamaian antara Korea Utara dan Korea Selatan (Unifikasi Korea).
Di media sosial, Park memperkenalkan dirinya sebagai "Desainer Sosial". Ia ingin semua orang mendukungnya dalam menciptakan Seoul sebagai kota yang mengutamakan penduduknya.
Park Won-soon. Foto: Getty Images
Meski demikian, Park mendapat reputasi sebagai bos yang gila kerja. Bahkan, segelintir pegawai negeri di pemerintah Kota Seoul bunuh diri karena tekanan pekerjaan di bawah kepemimpinan Park.
Awal pekan ini, ia mengundang kontroversi karena dianggap bertentangan dengan apa yang selama ini ia perjuangkan. Ia menjadi salah satu dari beberapa politisi senior Partai Demokrat yang menghadiri pemakaman ibu mantan gubernur provinsi Chungcheong, Ahn Hee-jung.
Sebenarnya, Park tak salah melayat ke pemakaman orang tua rekan sesama politikus. Namun masyarakat memandang Park semestinya tak hadir, karena Ahn Hee-jung adalah seorang kriminal yang dihukum karena pelanggaran seksual pada 2019. Sementara, Park selama ini dianggap sebagai pemimpin yang pro terhadap perempuan.
ADVERTISEMENT
Selain itu, Park belakang juga dituding terlibat dalam skandal pelecehan seksual setelah mantan sekretarisnya melapor ke polisi sehari sebelum kematian Park.
————-----------------------
Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona
***
Saksikan video menarik di bawah ini: