Walkot Cilegon Minta Perusahaan Bantu Berikan Air Bersih ke Warga Kampung Cisuru

14 Maret 2024 22:17 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Walkot Cilegon Helldy Agustian memberikan bantuan usai ramai caleg putus aliran air bersih ke warga. Foto: Humas Pemkot Cilegon
zoom-in-whitePerbesar
Walkot Cilegon Helldy Agustian memberikan bantuan usai ramai caleg putus aliran air bersih ke warga. Foto: Humas Pemkot Cilegon
ADVERTISEMENT
Warga Kampung Cisuru, Kelurahan Suralaya, Kecamatan Pulomerak, Kota Cilegon, kesulitan mendapatkan air bersih. Mereka selama ini mendapatkan aliran air bersih dari sumur bor milik Caleg DPRD Kota Cilegon dari PKS Sumedi Madasik. Namun usai pileg Sumedi memutus aliran air tersebut.
ADVERTISEMENT
Kesulitan yang dihadapi warga ini telah diketahui Wali Kota Cilegon Helldy Agustian. Ia mengaku sudah melakukan peninjauan langsung bersama sejumlah pihak.
Untuk mengatasi masalah tersebut, Helldy meminta kepada pihak industri seperti PT Indo Raya Tenaga (IRT) dan PT PLN Indonesia Power (IP) yang berlokasi dekat dengan Kampung Cisuru untuk membantu.
"Solusi yang ditawarkan adalah yang pertama dari IRT, karena memang ini industrinya sangat dekat sekali dengan kampung ini, beliau akan mengirimkan air berupa tangki untuk jangka pendek. Sementara jangka panjangnya, tadi juga kami sudah menelepon kepada GM Indonesia Power agar bisa membantu bersama-sama," ungkap Helldy.
Lebih lanjut Helldy menerangkan, pihaknya meminta agar perusahaan industri di lokasi tersebut dapat memberikan bantuan berupa pengeboran sumur sehingga dapat mengatasi persoalan air bersih di Kampung Cisuru.
ADVERTISEMENT
Pasalnya, diakui Helldy, sampai saat ini pihaknya belum bisa berbuat banyak untuk membantu kesulitan warga. Sebab belum ada anggaran untuk pemberian sumur bor dalam waktu dekat bagi 62 KK yang tinggal di Kampung Cisuru.
"Kami minta IRT dan Indonesia Power bersama-sama bisa membantu (membangun sumur bor), karena memang kami belum membudgetkan. Target pengeboran sendiri, yang pertama saya minta selama 1 minggu harus ada kepastian, kita akan monitoring terus," terangnya.
Walkot Cilegon Helldy Agustian memberikan bantuan usai ramai caleg putus aliran air bersih ke warga. Foto: Humas Pemkot Cilegon
Diakui Helldy, proses pengeboran sumur di Kampung Cisuru tidak mudah lantaran kondisi perkampungan yang berada di atas perbukitan. Maka itu perlu dilakukan survei untuk mencari sumber mata air terdekat.
"Dan yang diminta oleh tokoh masyarakat, bahwa pengeborannya tidak dilakukan di wilayah ini, tapi dari bawah, karena dari bawah itu katanya sumber airnya jauh lebih banyak dibandingkan di atas," tuturnya.
ADVERTISEMENT

Caleg DPRD Sumedi Buka Suara

Sebelumnya, caleg DPRD Kota Cilegon dari PKS Sumedi Madasik membenarkan dirinya telah memutus aliran air bersih ke Kampung Cisuru. Namun dirinya membantah hal itu dilakukan lantaran gagal terpilih sebagai anggota DPRD Kota Cilegon.
"Iya memang saya caleg, memang iya saya gagal, mungkin Allah belum merestui dan meridhoi saya untuk mewakili seutuhnya," kata Sumedi.
"Itu (aliran air) sudah berjalan 4 tahun lebih, yang selisihnya antara Rp 2 juta sampai Rp 2,5 juta setiap bulannya, dan saya harus mensubsidi pembayaran listrik untuk pengaliran air bersih ke masyarakat," imbuhnya.
Diakui Sumedi, sebelum pemutusan aliran air bersih ke warga, dirinya sempat mengundang para tokoh masyarakat setempat untuk meminta agar biaya listrik dan perawatan mesin diserahkan sepenuhnya ke warga.
ADVERTISEMENT
Bahkan, lanjutnya, dirinya pun sempat menawarkan agar biaya pengambilan air bersih dari sumur bor miliknya dinaikan untuk menutupi biaya yang ditanggungnya lantaran sudah tak punya biaya usai dirinya nyaleg.
"Saya berharap naik, supaya bisa menutupi biaya listriknya, ternyata sampai detik ini belum ada solusi. Saat itu saya bilang air sementara saya tutup, bukan saya putus, hanya sementara, karena tujuannya supaya ada yang terbaik buat saya pribadi, dan ada solusi yang terbaik buat masyarakat," jelasnya.
Meski begitu, Sumedi pun tak memungkiri dirinya kecewa terhadap warga Kampung Cisuru yang tak memberikan suara kepada dirinya saat Pileg 2024 kemarin lantaran tergiur uang yang diberikan caleg lain.
Padahal, kata Sumedi, sempat terjadi kesepakatan antara dirinya dengan warga untuk memilih dirinya sebagai bentuk kompensasi sudah dibantu diberikan aliran air bersih selama bertahun-tahun.
ADVERTISEMENT
"Dari jumlah 140 warga yang masuk DPT, saya cuma berharap itu cuma 100 suara, wajarlah sekitar 70 persen saja, tapi yang saya dapat cuma 45 persen. Itu akibat serangan fajar, pelakunya si RT sendiri yang pada malam hari dia sengaja bawa uang dari salah satu calon untuk dibagikan ke masyarakat, beli suara," ungkapnya.
Warga Kampung Cisuru, Kelurahan Suralaya, Kecamatan Pulomerak terpaksa harus mengambil air bersih sejauh 2 kilometer usai saluran air yang biasa digunakan diputus oleh pemilik pompa air. Foto: Dok. Istimewa
"Kurang lebih 4 tahun saya bantu air bersihnya, bahkan alhamdulillah air yang saya alirkan ke sana PH-nya 7, itu luar biasa, bahkan masyarakat Cisuru sendiri bisa mengkonsumsi air bersih," tambahnya.
Sumedi menegaskan, dirinya akan kembali membuka aliran air bersih ke warga Kampung Cisuru bila sudah ada solusi terbaik yang didapat dari kedua belah pihak.
"Bukan saya tutup, hanya sementara supaya ada solusi terbaik buat saya dan masyarakat," ucapnya.
ADVERTISEMENT