Wamenag Ajak Umat Islam Maknai Isra Mikraj dengan Upaya Mencegah Corona
ADVERTISEMENT
Wakil Menteri Agama (Wamenag ) Zainut Tauhid Saadi meminta seluruh umat Islam untuk memedomani peristiwa Isra Mikraj dalam upaya pencegahan penularan virus corona .
ADVERTISEMENT
Zainut menjelaskan, hikmah peristiwa Isra Mikraj yang dilakukan Nabi Muhammad SAW berupa anjuran untuk mengimplementasikan nilai-nilai ibadah salat. Dalam Islam, salat merupakan ajaran yang utama.
"Dalam hadis salat diibaratkan sebagai tiang agama dan dapat mencegah dari perbuatan keji dan munkar. Salat juga dapat mendidik seorang muslim menjadi pribadi yang bersih, jujur, sabar dan disiplin," kata Zainut dalam keterangannya, Kamis (11/3).
Menurut Zainut, sabar dan disiplin menjadi dua sikap yang harus dilakukan dalam menghadapi pandemi COVID-19. Baik dalam upaya edukasi maupun penerapan protokol kesehatan.
"Salat melatih diri kita untuk sabar dan disiplin dalam melakukan gerakan kampanye dan edukasi kepada masyarakat melalui pembiasaan hidup sehat melalui Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), dan disiplin menerapkan protokol kesehatan, menjaga jarak, memakai masker dan sering mencuci tangan dengan air yang mengalir agar dapat menghambat penularan virus corona," jelas Zainut.
Lebih jauh, ia turut mengajak masyarakat untuk menggalang solidaritas nasional, berempati, dan peka perasaan terhadap bencana yang sedang dihadapi. Zainut ingin masyarakat saling membantu, dan bukan saling menyalahkan.
ADVERTISEMENT
"Musibah ini bukan menjadi tanggung jawab pemerintah semata, tetapi tanggung jawab kita bersama," ucap Zainut.
Kepada para ulama, Zainut juga mengimbau agar mendukung upaya pemerintah dalam penanggulangan corona. Ia meminta agar pesan agama yang diberikan tetap edukatif dan positif.
"Mengimbau kepada para ulama, kiai, habaib, tuan guru dan lainnya, ikut mendukung kebijakan pemerintah dalam mengatasi musibah virus corona," tuturnya.
"Melalui hikmah Isra Mikraj diharapkan dapat memberikan pesan agama kepada masyarakat dengan narasi yang positif dan edukatif. Sebaliknya, tidak menyampaikan pesan agama yang dapat menimbulkan kontroversi dan perpecahan di masyarakat," tutup Zainut.