Wamenhan: COVID-19 Jadi Ancaman Nonmiliter Multidimensional

28 Oktober 2021 16:58 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Wakil Menteri Pertahanan, Letjen TNI M. Herindra saat berikan kuliah umum di Universitas Paramadina, Kamis (28/10). Foto: Biro Humas Setjen Kemhan
zoom-in-whitePerbesar
Wakil Menteri Pertahanan, Letjen TNI M. Herindra saat berikan kuliah umum di Universitas Paramadina, Kamis (28/10). Foto: Biro Humas Setjen Kemhan
ADVERTISEMENT
Wamenhan Letjen TNI M. Herindra mengatakan, munculnya pandemi COVID-19 telah mengubah penanganan ancaman non militer suatu negara. Termasuk Indonesia.
ADVERTISEMENT
Selain terbilang baru, pandemi COVID-19 menimbulkan dampak yang mengancam di berbagai lini kehidupan. Mulai dari kesehatan, politik, sosial hingga perekonomian.
"COVID-19 telah mengubah nature penanganan ancaman non militer. Tidak pernah dibayangkan sebelumnya bahwa akan ada bentuk ancaman non militer yang memiliki karakter multidimensional," ujar Herindra dalam kuliah umum yang bertajuk Pandemi COVID-19 dan Pengelolaan Sektor Pertahanan Indonesia di Paramadina Graduate School of Diplomacy (PGSD), Kamis (28/10).
Dalam kuliah umum itu turut hadir Rektor Universitas Paramadina Prof. Didik J Rachbini dan Direktur PGSD Dr. Shiskha Prabawaningtyas.
Kemudian Plt Dirjen Farmalkes, Kementerian Kesehatan drg Arianti Anaya, Direktur Kesehatan Ditjen Kuathan Kemhan Marsma TNI dr Budi Satrio dan Anton Aliabbas, PhD sebagai moderator.
Wakil Menteri Pertahanan, Letjen TNI M. Herindra saat berikan kuliah umum di Universitas Paramadina, Kamis (28/10). Foto: Biro Humas Setjen Kemhan
Kompleksitas ancaman non militer yang ditimbulkan pandemi COVID-19 ini menurutnya memancing respons cepat dari seluruh negara termasuk Indonesia.
ADVERTISEMENT
Kementerian Pertahanan kemudian melakukan berbagai langkah penanganan yang didasarkan pada arahan langsung Presiden Jokowi.
Dalam urusan penanganan pasien, Kemhan ikut mengerahkan kekuatan pertahanan untuk menekan angka penyebaran virus. Personel, infrastruktur maupun fasilitas Kemhan banyak dialihfungsikan untuk merespons situasi pandemi yang belum juga membaik beberapa bulan lalu.
"Setidaknya disiapkan 1.650 tempat tidur berikut dengan instalasi ICU, IGD, ventilator, dan sebagainya, termasuk pelibatan sekitar 670 staf sebagai tenaga pendukung kesehatan," ucap Herindra.
Tak hanya itu, kata Herindra, Kemhan turut membangun RS LB Moerdani di Merauke, Papua demi menunjang penanganan COVID-19. RS tersebut sebelumnya telah diresmikan langsung oleh Jokowi dan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto pada 3 Oktober.
Selain itu, Kemhan juga menggencarkan diplomasi pertahanan guna mengamankan kebutuhan alat kesehatan dan kebutuhan vaksin nasional. Diplomasi dilakukan kepada negara-negara produsen ataupun yang memiliki stok berlebih.
ADVERTISEMENT
Hasilnya, Kemhan sukses mendatangkan alkes dan vaksin dari sejumlah negara seperti Amerika Serikat, Australia dan China untuk membantu penanganan pandemi di Indonesia.
"Tidak mengherankan bahwa pada tahun pertama pandemi, bantuan alat kesehatan dari sejumlah negara seperti AS, Australia dan China disalurkan melalui Kemhan atas buah dari diplomasi pertahanan Indonesia," kata Herindra.