Wamenkes: Studi Tunjukkan Plasma Darah Efektif untuk Pasien Corona Ringan-Sedang

3 Februari 2021 16:57 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
dr. Dante Saksono Foto: Dok. Rumah Sakit Metropolitan Medical Centre
zoom-in-whitePerbesar
dr. Dante Saksono Foto: Dok. Rumah Sakit Metropolitan Medical Centre
ADVERTISEMENT
Wakil Menteri Kesehatan, dr. Dante Saksono, memaparkan hasil sementara uji klinik terapi plasma darah (konvalesen) untuk pengobatan pasien corona. Metode uji klinik diambil sekitar 364 sampel, dan baru terkumpul 103 sampel dari 25 RS di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Laporan interim menunjukkan terapi plasma darah memiliki hasil yang sangat baik pada pasien corona stadium ringan dan sedang. Namun, terapi ini belum menunjukkan efektivitas bagi pasien bergejala berat dan kritis.
"Pada stadium berat, hampir semua studi evidence beberapa jurnal menunjukkan ini belum terbukti nyata, pada kasus ringan dan sedang kelihatannya menunjukkan hasil yang baik. Tetapi, ini akan menunggu konklusi uji selesai yang sekarang ini baru terkumpul 103 [sampel]. Pada tahun 2021, studi ini akan terus dikembangkan dan melengkapi kekurangan di 2020," ujar Dante dalam rapat kerja bersama Komisi IX DPR, Rabu (3/2).
Petugas PMI Kota Surabaya memeriksa kondisi plasma konvalesen hasil donor dari seorang penyintas COVID-19 di Unit Tranfusi Darah PMI Surabaya, Jawa Timur. Foto: Zabur Karuru/Antara Foto
Sejauh ini, Kemenkes telah menyebarkan 57 mesin plasmapheresis atau mesin yang menyaring plasma konvalesen di seluruh Indonesia. Meski belum menunjukkan bukti untuk pasien bergejala berat, Dante berharap terapi ini tetap berkontribusi mengurangi angka kematian.
ADVERTISEMENT
"Setelah tersebar, kami akan lakukan tindakan-tindakan pheresis dari pasien-pasien tersebut dan diberikan ke aseptor donor yang sudah diambil," ungkap Dante.
"Selain itu, immunomodulasi terbentuk akibat kekebalan yang berubah membentuk sistem kadar kekebalan yang berubah bentuknya pada pasien-pasien yang diberikan plasma konvalesen. Jadi, mudah-mudahan akan memberikan kontribusi pada penurunan angka mortalitas yang sekarang terjadi, 2,4 sampai 2,9 [persen] pandemi COVID-19," tuturnya.
Pada kesempatan yang sama, Menristek Bambang Brodjonegoro menyebut, terapi mesenchymal stem cell efektif membantu pasien COVID-19 bergejala berat. Ini berdasarkan penelitian dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI).
"Khusus untuk stem cell, ada progress yang cukup menggembirakan, Prof. Ismail dari FKUI berhasil mengembangkan terapi mesenchymal stem cell, yang ternyata dalam uji klinis menunjukkan hasil pasien yang mendapatkan mesenchymal stem cell 2,5 kali lebih mudah sembuh pada kasus COVID-19 berat," tutur Bambang.
ADVERTISEMENT
"Jadi mengganti jaringan paru yang rusak karena COVID-19," kata Bambang.
Stem cell (sel induk) merupakan bekerja dengan menggantikan semua sel mati di dalam tubuh. Saat ini, terapi mesenchymal stem cell sedang diproses di BPOM untuk mendapatkan izin sebagai terapi ofisial untuk pasien COVID-19.