Wamenkes Ungkap Ketimpangan Vaksinasi Corona Remaja: Jakarta 80%, Lampung 1%

30 Agustus 2021 16:36 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono memberikan keterangan pers terkait kedatangan vaksin corona Sinovac setibanya dari Beijing di Terminal Cargo Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Selasa (2/3/2021). Foto: Muhammad Iqbal/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono memberikan keterangan pers terkait kedatangan vaksin corona Sinovac setibanya dari Beijing di Terminal Cargo Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Selasa (2/3/2021). Foto: Muhammad Iqbal/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Wakil Menteri Kesehatan (Wamenkes), dr. Dante Saksono Harbuwono, mengungkapkan saat ini terjadi ketimpangan capaian vaksinasi corona pada kelompok remaja berusia 12 tahun ke atas. Padahal, kasus COVID-19 pada anak-anak terbilang masih cukup tinggi.
ADVERTISEMENT
Ia kemudian mencontohkan perbandingan ketimpangan capaian vaksinasi remaja di DKI Jakarta sekitar 80 persen, dibandingkan Lampung yang hanya 1 persen.
"Sudah lebih dari 2,3 juta remaja antara 12-17 tahun sudah divaksinasi, tetapi angkanya tidak merata di beberapa tempat. Di Bali itu sudah mencapai 90 persen, Jakarta sudah sampai 80 persen. Tetapi ada beberapa daerah seperti di Lampung itu masih 1 persen vaksinasinya," kata Dante dalam keterangan pers virtual, Senin (30/8).
Dilihat dari data Kemenkes, Lampung baru memvaksinasi 7.192 dari 880.203 kelompok 12-17 tahun, atau 0,82 persen yang dapat dosis pertama. Sedangkan baru 4.377 atau 0,5 persen yang dapat dosis kedua.
Jumlah ini masih sangat jauh dengan capaian Bali, yang sudah memvaksinasi 374.320 remaja dari target 397.239 orang. Artinya, sudah 94,23 persen yang dapat dosis pertama, dan 82,44 persen dapat suntikan penuh dua dosis.
ADVERTISEMENT
Dante menegaskan, vaksinasi pada kelompok remaja ini sangat penting untuk memberikan proteksi dari risiko terburuk infeksi COVID-19. Terutama dengan adanya pembukaan kembali sekolah-sekolah saat ini dikhawatirkan bisa jadi munculnya risiko penularan.
"Karena itu, salah satu faktor penting bukan soal dalam melakukan evaluasi awal ketika kita melakukan proses pembelajaran langsung pada anak. Dan pencapaian vaksinasi menjadi sangat penting untuk mencapai kekebalan pada anak-anak," ungkap Dante.
Menurutnya, vaksinasi yang masih belum merata ini patut jadi evaluasi. Sekaligus bisa menjadi kewajiban demi keselamatan anak-anak sebelum melakukan pembelajaran tatap muka (PTM).
"Karena itu, maka vaksinasi pada anak 12-17 tahun itu menjadi salah satu mandatory kalau kita ingin melakukan pemberlakuan langsung dengan proses pembelajaran di sekolah," tutupnya.
Petugas kesehatan memberikan vaksin corona kepada seorang siswa saat vaksinasi corona anak usia 12-17 tahun di SMA Negeri 20 Jakarta Pusat, Kamis (1/7). Foto: Willy Kurniawan/REUTERS
Vaksinasi COVID-19 pada anak usia 12 tahun ke atas saat ini masih terus digencarkan. Apalagi sejumlah daerah di Indonesia telah memberlakukan PTM.
ADVERTISEMENT
Sejak Juli lalu, pemerintah menargetkan sebanyak 26,7 juta populasi usia 12-17 tahun sebagai penerima vaksin. Namun, menurut situs vaksin.kemkes.go.id, hingga Senin (30/8) pukul 12.00 WIB, baru 9,85 persen atau sekitar 2,6 juta dosis pertama yang telah diberikan. Sementara yang mendapat suntikan penuh dua dosis baru sekitar 6,31 persen atau 1,6 juta populasi dari target.
Walaupun sudah mencapai jutaan dosis yang diberikan, nyatanya capaian vaksinasi pada kelompok populasi ini belum merata di seluruh wilayah Indonesia.