Wapres Ma'ruf Amin Minta Bali Jadi Contoh Cegah Stunting di Indonesia

31 Oktober 2019 14:11 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Wakil Presiden Ma'ruf Amin (tengah) usai menghadiri acara konferensi kelapa sawit di ITDC, Nusa Dua, Bali Foto:  Denita BR Matondang/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Wakil Presiden Ma'ruf Amin (tengah) usai menghadiri acara konferensi kelapa sawit di ITDC, Nusa Dua, Bali Foto: Denita BR Matondang/kumparan
ADVERTISEMENT
Wapres RI Ma’ruf Amin ingin sejumlah daerah di Indonesia meniru Bali dalam mencegah kasus stunting. Nilai stunting di Bali 16 persen, lebih rendah dibandingkan nilai nasional yang mencapai 27 persen .
ADVERTISEMENT
“Ternyata stunting di sini (Bali), setelah saya buka informasi, sudah tinggal 16 persen. Padahal tingkat nasional masih 27 persen. Standar internasional itu 20 persen. Dan kita ingin juga mengembangkan penanganan stunting seperti di Bali ke seluruh Indonesia ini menjadi contoh baik,” kata Ma’ruf Amin saat melakukan kunjungan ke Posyandu, Desa Adat Pecatu, Badung, Bali, Kamis (31/10).
Wakil Presiden Ma’aruf Amin saat mengunjungi Posyandu Desa Adat Pecatu, Bali. Foto: Denita br Matondang/kumparan
Menurut dia, cara pencegahan stunting di Bali baik dan sistematis. Sebab, edukasi pencegahan dimulai dari saat seorang manusia menginjak usia remaja.
Sejumlah petugas Posyandu dan Puskesmas juga memberikan edukasi pencegahan kepada ibu hamil dan pengaturan pola makan sehat.
Stunting itu harus diantisipasi sejak ibu hamil sampai 1.000 hari, juga dilakukan lewat pemahaman tentang stunting dari remaja pranikah, itu sudah paham bagaimana penanganan masalah stunting. Itu saya kira langkah yang harus kita pertahankan,” ujar dia.
Wakil Presiden Ma'ruf Amin (tengah) usai menghadiri acara konferensi kelapa sawit di ITDC, Nusa Dua, Bali Foto: Denita BR Matondang/kumparan
Menurut Ma’ruf sejatinya mencegah lebih baik daripada mengobati. Antisipasi bila terjangkit juga lebih gampang diatasi.
ADVERTISEMENT
“Pencegahan itu melalui upaya-upaya sebelum dia terkena penyakit atau sudah ada penyakit tingkat awal maka kita sudah antisipasi itu. Tidak seperti orang datang ke rumah sakit lalu sudah stadium tinggi, jadi biayanya mahal. Kita ini bagaimana menggunakan puskesmas sebagai upaya pencegahan, bukan pengobatan,” ujar dia.
Wakil Presiden Ma’aruf Amin saat mengunjungi Posyandu Desa Adat Pecatu, Bali. Foto: Denita br Matondang/kumparan
Ma’ruf berharap sistem ini bisa berjalan di seluruh provinsi Indonesia. Maka target internasional bisa tercapai.
“Kalau kita ingin dari 27 persen bisa kita turunkan menjadi 20 sesuai dengan standar internasional. Bali sudah 16 persen,” ujar dia.