Warga Priok ke Yasonna: Kami Dididik Keras, tapi Cinta Damai, Men

22 Januari 2020 12:54 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Aksi massa Tanjung Priok di Rasuna Said, Jakarta Selatan, Rabu (22/1). Foto: Helmi Afandi Abdullah/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Aksi massa Tanjung Priok di Rasuna Said, Jakarta Selatan, Rabu (22/1). Foto: Helmi Afandi Abdullah/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Warga Tanjung Priok melawan Menkumham Yasonna Laoly. Mereka tak terima dengan pernyataan Yasonna yang membandingkan tingginya angka kriminalitas di Priok ketimbang di Menteng.
ADVERTISEMENT
Rabu (22/1), massa Tanjung Priok 'menggeruduk' kantor Kemenkumham di Jalan Rasuna Said, Jakarta Selatan. Mereka menuntut Yasonna untuk minta maaf.
Aksi massa Tanjung Priok di Rasuna Said, Jakarta Selatan, Rabu (22/1). Foto: Helmi Afandi Abdullah/kumparan
Pantauan kumparan, massa beraksi di bawah guyuran hujan. Orasi dari mobil komando disertai teriakan masih terus terdengar.
“Kami memang dididik keras, tapi kami bukan kriminal, Pak. Kami cinta damai, men!" ujar koordinator aksi.
“Sebagian mantan narapidana, tapi kami juga punya hak untuk masa depan. Angka kriminal di Priok menurun, Pak,” tegasnya.
Massa Tanjung Priok saat orasi di Rasuna Said, Jakarta Selatan, Rabu (22/1). Foto: Helmi Afandi Abdullah/kumparan
Mereka juga menyesalkan pernyataan Yasonna yang menyinggung warga Priok adalah warga miskin. Justru, kata mereka, kemiskinan di Priok merupakan potret kegagalan pemerintah.
“Kita dibilang miskin enggak apa-apa, ya, berarti pemerintah gagal mensejahterakan warga Priok,” sambungnya.
Hingga pukul 12.43 WIB, massa masih bertahan di depan kantor Kemenkumham. Massa mengaku akan terus beraksi sampai Yasonna datang menemui mereka.
ADVERTISEMENT
“Kami tunggu Pak Menteri di sini,” teriak massa.
Kendaraan yang diparkir saat aksi massa Priok di Rasuna Said, Jakarta Selatan, Rabu (22/1). Foto: Helmi Afandi Abdullah/kumparan
Pernyataan Yasonna sebelumnya disampaikan dalam acara deklarasi resolusi permasyarakatan 2020 di Lapas Narkotika IIA, Jakarta Timur, Kamis (16/1). Menurutnya, kejahatan banyak terjadi di kawasan menengah ke bawah.
Crime tidak terjadi dalam social fatigue. Crime is a social product, crime is a social problems,” kata Yasonna dalam sambutannya dalam Deklarasi Resolusi Permasyarakatan 2020 di Lapas Narkotika IIA, Jakarta Timur, Kamis (16/1).
“Itu sebabnya kejahatan lebih banyak terjadi di daerah miskin. Slum area, bukan di Menteng. Anak-anak Menteng tidak [banyak kriminalitas]. Tapi coba Anda pergi di Tanjung Priok. Di situ ada kriminal, lahir dari kemiskinan," ucap Yasonna.