Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya
Warga Yaman Terancam Kelaparan, AS Akan Cabut Status Teroris Houthi
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Kelompok tersebut diberi status teroris jelang pemerintahan Donald Trump lengser pada Januari 2021 lalu. Ketika Joe Biden berkuasa, AS berubah pikiran terhadap kebijakannya itu.
Kementerian Luar Negeri AS menyatakan, keputusan menghapus status Houthi diambil karena kondisi krisis di Yaman yang makin memprihatinkan. Bahkan, masyarakat Yaman kini terancam kelaparan.
"Tindakan kami sepenuhnya berdasarkan kemanusiaan," kata keterangan Kemlu AS seperti dikutip dari Reuters, Sabtu (6/2).
"Kebijakan Pemerintah terdahulu sudah diingatkan oleh lembaga kemanusiaan dan PBB berpotensi untuk memperburuk krisis kemanusiaan di Yaman," sambung Kemlu AS.
Langkah AS ini diambil setelah sehari sebelumnya mereka menarik dukungan atas serbuan sekutu Arab Saudi ke Yaman. Saudi membombardir Yaman lewat udara untuk mengusir Houthi yang berkuasa di berbagai kota penting.
Kebijakan terbaru AS itu disambut baik PBB. Data PBB menyebut 80% penduduk Yaman terdampak krisis keamanan tersebut.
ADVERTISEMENT
"Kami sambut baik niat Pemerintah AS mencabut itu dan juga menyediakan bantuan besar bagi warga Yaman," kata jubir Stephane Dujarric.
"Warga Yaman kini sangat bergantung bantuan kemanusiaan dan bantuan barang demi memenuhi kebutuhan sehari-hari mereka," sambung dia.
Status teroris yang diberikan AS kepada Houthi sangat memberatkan warga Yaman. Sebab, dengan status itu, AS menghentikan pemberian bantuan ke wilayah yang dikuasai kelompok tersebut.
Sementara itu, Yaman jatuh dalam krisis besar sejak 2015. Krisis bermula ketika pemberontak Houthi berhasil menguasai beberapa kota dan menendang pemerintah sah.
Aksi Houthi membuat Saudi geram. Mereka mengajak berbagai negara Arab menyerang Yaman.
Pemerintah Yaman diketahui membina hubungan dekat dengan Saudi dan sekutu. Sedangkan Houthi mendapat sokongan pihak Iran.
ADVERTISEMENT