news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Wasekjen Demokrat: Debat Capres Kalah dengan Kontes Miss Universe

7 Januari 2019 17:56 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gedung Komisi Pemilihan Umum Republik Indonesia. (Foto: Abil Achmad Akbar/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Gedung Komisi Pemilihan Umum Republik Indonesia. (Foto: Abil Achmad Akbar/kumparan)
ADVERTISEMENT
Rencana KPU memberikan daftar pertanyaan kepada capres cawapres 2019 terus menuai kritik. Wasekjen Partai Demokrat Didi Irawadi Syamsuddin menilai, bila pola ini dilakukan, debat capres 2019 bisa kalah dengan pemilihan Miss Universe.
ADVERTISEMENT
"Ini malah kalah sama kontes Putri Indonesia, Miss Universe. Itu kan pertayaan tidak terduga, disimpan di amplop tertutup," Didi di Media Center Prabowo-Sandi, Jalan Sriwijaya, Jakarta Selatan, Senin (7/1).
Didi mengaku sudah coba mencari referensi dari penyelenggaraan pemilihan presiden di berbagai negara. Sampai saat ini, dia belum menemukan adanya debat capres yang memberi bocoran pertanyaan kepada kandidat.
"Saya masih mikir, saya buka referensi pemilu dunia. Saya rasa tidak ada daftar pertanyaan dikirim dulu. Ini bikin contekan," tutur dia.
Politikus Demokrat Didi Irawadi Syamsuddin, Didi Irawadi Syamsuddin. (Foto: Instagram @didi_irawadi)
zoom-in-whitePerbesar
Politikus Demokrat Didi Irawadi Syamsuddin, Didi Irawadi Syamsuddin. (Foto: Instagram @didi_irawadi)
Selain itu, Didi juga mengkritisi keputusan KPU yang tidak memfasilitasi sosialisasi visi misi kepada pasangan calon. Menurutnya, sebagai penyelenggara pemilu, KPU mampu menjadi penegah dalam sosialisasi visi misi kepada masyarakat.
Ia pun berharap KPU dapat melakukan koreksi keputusan tersebut. Menurutnya, KPU masih memiliki waktu yang cukup.
ADVERTISEMENT
"Saya kira lucu, pemaparan dilakukan masing-masing. Ini KPU dengan pemilu terbesar di Indonesia selama sejarah, tolong koreksi kalau salah. Masih ada waktu kalau kebijakan ini diubah. Ini KPU galau, penyelenggara galau, padahal dia wasit dalam demokrasi," tuturnya.
Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Arief Budiman didampingi Tim Kampanye Nasional (TKN) Paslon 01, dan Tim Badan Pemenangan Nasional (BPN) Paslon 02, saat penetapan moderator debat Pilpres 2019 di Gedung KPU RI, Jakarta, Jumat (28/12). (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Arief Budiman didampingi Tim Kampanye Nasional (TKN) Paslon 01, dan Tim Badan Pemenangan Nasional (BPN) Paslon 02, saat penetapan moderator debat Pilpres 2019 di Gedung KPU RI, Jakarta, Jumat (28/12). (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
Didi mengatakan, kegalauan KPU dalam menentukan keputusan mengakibatkan demokrasi menjadi tidak transparan. Ia menganggap masyarakat menginginkan keterbukaan visi misi calon agar lebih mengenal sebelum memilih.
"KPU malah galau akhirnya ambil keputusan makin jauh dari demokrasi transparan. Karena publik akan melihat visi-misi langsung," tutupnya.