Waspada Corona Naik Usai Lebaran, PPNI Akan Buka Rekrutmen Jika Perawat Kurang

21 Mei 2021 19:26 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sejumlah tenaga kesehatan memakai alat pelindung diri (APD) bersiap merawat pasien COVID-19 di Rumah Sakit Darurat (RSD) COVID-19, Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta. Foto: Ajeng Dinar Ulfiana/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Sejumlah tenaga kesehatan memakai alat pelindung diri (APD) bersiap merawat pasien COVID-19 di Rumah Sakit Darurat (RSD) COVID-19, Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta. Foto: Ajeng Dinar Ulfiana/REUTERS
ADVERTISEMENT
Indonesia tengah mewaspadai lonjakan kasus corona usai lebaran. Sebab masih banyak warga yang mudik meski sudah dilarang pemerintah.
ADVERTISEMENT
Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) menyatakan akan membuka rekrutmen apabila perawat tak mencukupi ketika memang terjadi lonjakan kasus.
"Sampai hari ini ada pintu rekrutmen relawan. Kami misalnya kemarin mengumpulkan data sekitar 5.300 relawan perawat nasional. Nah, itu baru terpakai sekitar 50 persennya, 2 ribuan. Tapi teman-teman kami juga punya data relawan di masing-masing provinsi," kata Ketua Umum PPNI, Harif Fadhillah, dalam Live Corona Update di kumparan, Jumat (21/5).
"Jadi pintu untuk memenuhi tenaga bila, ya kita tidak harapkan, paling tidak sama dengan dengan Desember dan Januari itu, saya kira salah satu yang utama, ya, rekrutmen relawan," imbuhnya.
Secara umum, Harif mengatakan jumlah perawat dinamis. Sehingga sulit mengatakan jumlah absolut perawat yang telah disiapkan di seluruh Indonesia untuk mengantisipasi lonjakan COVID-19 usai lebaran.
Ketua Umum Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI), Harif Fadhillah. Foto: Instagram/hariffadhillah
"Personel itu kan dinamis, karena ini kan manajemen atau pengelolaan pelayanan kesehatan di masa pandemi ini kan bertingkat. Ada yang langsung dikelola pemerintah pusat, Kemenkes. Tapi banyak juga yang dikelola oleh Pemda, di RS-RA daerah. Yang pasti di tingkat pusat seperti Wisma Atlet itu daftar relawan-relawan yang kita punya juga kan sudah ada di Kemenkes," paparnya.
ADVERTISEMENT
"Jadi kalau itu ada lonjakan, tentu, rekrutmen pada relawan ini sama seperti pada awal-awal itu dan sudah disiapkan datanya. Nah di Pemda masing masing juga kerja sama dengan berbagai pihak dan koordinator relawan. PPNI di masing-masing daerah juga biasanya juga punya data-data untuk relawan yang diperlukan, untuk pelayanan yang dikelola pemerintah daerah," sambungnya.
Lebih lanjut, Harif mengatakan tentu ada pelatihan khusus bagi relawan yang direkrut. Hal ini sudah diterapkan sejak rekrutmen relawan mulai dilakukan, di masa lonjakan COVID-19 terparah di RI pada Desember 2020-Januari 2021.
"PPNI juga bekerja sama dengan PPSDM untuk pemenuhan tingkat nasional ya, seperti wisma atlet dsb itu. Mereka sebelum melaksanakan tugas ada pelatihan dulu semacam orientasi, diberikan berbagai info dan ilmu yang terkait dengan penanganan COVID, itu sudah pasti. Secara virtual itu sekitar 4-5 hari, kami kira itu cukup untuk mereka beradaptasi dengan pekerjaan itu," jelasnya.
ADVERTISEMENT
"Kecuali yang butuh ahli khusus seperti mereka yang dibutuhkan di ICU dan ICCU. Tapi kami juga sudah mensupport BNPB yang melaksanakan latihan untuk ICU dan ICCU. Saya kira kalau ini diteruskan kembali, maka untuk kebutuhan tenaga ICU dan ICCU kita bisa antisipasi penyediaannya," lanjutnya.
Sejumlah petugas tenaga kesehatan menjemur pelindung wajah yang telah didekontaminasi di Rumah Sakit Darurat COVID-19 Wisma Atlet Kemayoran di Jakarta, Kamis (12/11/2020). Foto: M RISYAL HIDAYAT/ANTARA FOTO
Harif mengatakan perawat mana pun yang sudah memiliki Surat Tanda Registrasi (STR) bisa menjadi relawan. Asalkan kalau perawat tersebut sudah bekerja, harus memiliki surat izin dari pimpinan di tempatnya bekerja untuk menjadi relawan.
"Di Surat Edaran Menkes dimungkinkan bagi mereka yang sedang mengurus STR tapi belum dapat, itu bisa jadi tenaga di layanan kesehatan. Tapi kami berusaha mereka yang punya STR yang kita utamakan," tambah dia.
ADVERTISEMENT
Di sisi lain, masyarakat umum juga bisa jadi relawan layanan kesehatan penanganan COVID-19. Namun, itu tak menjadi tanggung jawab PPNI.
"Kami dapat koordinasi itu menyiapkan relawan perawat. Tentu untuk masyarakat umum ada lagi koordinator relawannya. Kalau enggak salah di BNPB apakah untuk mahasiswa dan sebagainya. Tapi kami PPNI berkoordinasi untuk menyiapkan relawan yang sudah jadi perawat," tutupnya.