Waspada Maraknya Pelecehan Seksual Lewat Akun Medsos Palsu di Bandung

13 Februari 2020 16:31 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi sosial media. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi sosial media. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Warga di Kabupaten Bandung digegerkan dengan kasus pemerkosaan dan pelecehan seksual terhadap remaja 13 tahun yang dilakukan Jaenudin (38). Selain menyetubuhi korban, pelaku juga nekat menyebarluaskan video syur itu di Facebook dengan akun palsu bernama Shinta dan Riska.
ADVERTISEMENT
Pelaku juga mengancam korban menyebarkan foto telanjang korban di medsos jika tak mau melayani nafsu bejat pelaku. Foto itu didapat pelaku saat korban diminta mengirimkan foto telanjang. Korban sempat diiming-imingi korban pekerjaan bergaji Rp 12,5 juta per bulan.
Menanggapi peristiwa tersebut, Satuan Bakti Pekerja Sosial Dinas Sosial Kabupaten Bandung, Sandi Lesmana, mengimbau masyarakat mewaspadai pelecehan seksual lewat medsos.
Ilustrasi pelecehan seksual Foto: Nugroho Sejati/kumparan
Sandi mengatakan, marak kasus pelecehan seksual bermula dari perkenalan di medsos. Menurutnya, pelaku biasanya menggunakan akun palsu dengan foto profil seseorang yang rupawan untuk berkenalan. Kemudian menggoda korban, menjalin kasih, hingga memberi tawaran pekerjaan.
Dia mengaku terus melakukan sosialisasi ke sekolah hingga tingkat desa agar pelecehan seksual lewat medos bisa diantisipasi.
ADVERTISEMENT
"Harap berhati-hati jika memiliki kenalan baru di media sosial. Harap berhati-hati," imbau Sandi kepada wartawan, Rabu (13/2).
Ilustrasi pelecehan seksual Foto: Nugroho Sejati/kumparan
Sandi memastikan, seluruh kasus pelecehan seksual yang terjadi di Kabupaten Bandung telah ditangani secara serius. Para korban telah diberi pendampingan selama menjalani proses hukum dan saat memulihkan psikologinya.
"Udah ditangani itu melalui pendampingan selama proses hukum, pendampingan psikologi, dan pemberian layanan kesehatan juga. Sudah ditangani oleh Dinas Perempuan dan Anak serta Dinas Sosial," terang dia.
Platform media sosial Twitter. Foto: Thomas White/Reuters
Saking maraknya pelecehan seksual terhadap perempuan, Sandi sampai tidak dapat menyebut angkanya secara pasti. "Intinya, cukup banyak," jelasnya.
Senada dengan Sandi, Kapolresta Bandung, Kombes Hendra Kurniawan, mengimbau masyarakat bijak dalam menggunakan medsos. Sebaiknya masyarakat berhati-hati apabila ada akun yang tak dikenal ingin mengajak berkenalan bahkan mengajak video call.
ADVERTISEMENT
"Apalagi ada yang mengajak video call yang tidak dikenal akunnya sebaiknya ditolak saja karena sedang marak juga kasus video call yang lawan bicaranya itu dalam kondisi telanjang. Begitu terhubung kemudian di-capture. Nah digunakan untuk melakukan pemerasan juga. Di beberapa tempat sudah kejadian," terang dia.