Waspada Melonjaknya Kasus Corona Pasca Lebaran

25 Mei 2021 6:58 WIB
·
waktu baca 6 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Virus Corona. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Virus Corona. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Libur Lebaran 2021 telah usai. Warga yang mudik ke kampung halaman, sebagian telah berangkat ke perantauan. Mobilitas ini berpotensi memicu kenaikan penularan virus corona.
ADVERTISEMENT
Hal itu terlihat dari data Satgas COVID-19. Kasus positif corona pada pekan ke-64 atau periode 17-23 Mei kembali menunjukkan kenaikan dibanding pekan sebelumnya.
Pada pekan lalu, kasus positif menurun di angka 26.066. Penurunan kasus tersebut terjadi seiring dengan anjloknya tes lebih dari 100.000 dari 310.136 ke 203.510.
Tapi pada pekan ini, kasus positif naik lagi ke angka 35.470. Terjadi kenaikan sebesar 36,07 persen dibanding pekan sebelumnya.
Meski kasus positif mengalami kenaikan dibanding pekan sebelumnya, tingkat positivity rate justru menampakkan indikator yang positif.
Positivity rate corona Indonesia pekan ini mengalami penurunan ke angka 9,95 persen. Artinya apabila 100 orang dites, ada sekitar 9-10 orang yang positif corona.
Karenanya, semakin sedikit angka positivity rate maka semakin baik. WHO memberi standar corona terkendali jika positivity rate berada di bawah angka 5 persen.
Kapolda Metro Irjen Fadil Imran di Polresta Tangerang. Foto: Polda Metro

Kekhawatiran Kasus Corona Meningkat usai Lebaran Mulai Terbukti

Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Fadil Imran mengungkapkan kekhawatiran Pemerintah terhadap penularan corona meningkat usai Mudik Lebaran 2021 mulai terbukti. Padahal imbauan dan larangan berulang kali disampaikan.
ADVERTISEMENT
Fadil mengatakan, kondisi penyebaran COVID-19 yang terus meningkat harusnya bisa dijadikan sebagai pembelajaran untuk lebih patuh pada aturan.
“Ini juga menjadi pelajaran, saya mengimbau kepada masyarakat DKI Jakarta dan sekitarnya bahwa apa yang menjadi kegundahan kita semua, apa yang menjadi penekanan pemerintah bahwa hati-hati dengan kerumunan apalagi dengan adanya event silaturahmi ini benar-benar demikian,” kata Fadil.
Setidaknya hal ini terbukti di Cilangkap. Ada 80 orang di satu RT di Cilangkap positif corona. Diduga, penyebaran corona terjadi karena halalbihalal.
Fadil kemudian mengajak jajarannya meningkatkan kewaspadaan di tengah ancaman COVID-19. Seluruh Bhabinkamtibmas diminta turun ke lapangan melakukan monitoring.

Keterisian RS Corona di Jakarta hingga Jabar Mulai Naik

Keterisian tempat tidur di RS rujukan corona di sejumlah provinsi tujuan mudik mulai meningkat usai Lebaran. Ada RS rujukan di 4 provinsi yakni DKI, Jabar, Jateng, dan DIY yang BOR-nya bahkan sudah meningkat mulai pertengahan Mei.
ADVERTISEMENT
"Gambaran BOR di 4 provinsi yang bisa kita lihat misalnya di DKI konsisten turun terus di Mei, tapi sudah mulai terjadi kenaikan sekitar 2,3 persen sejak 14 Mei. Jabar kita mulai kenaikan 3 persen sejak 15 Mei," kata anggota tim pakar Satgas COVID-19, Dewi Nur Aisyah.
"Jateng awalnya konsisten turun lalu mulai ada kenaikan 6,9 persen mulai 14 Mei. Lalu Jogja agak fluktuatif, tapi terakhir ada kenaikan sekitar 6,3 persen dalam 2 hari terakhir sejak 22 Mei," imbuhnya.
Kata Dewi, hanya 4 provinsi di RI yang BOR-nya masih di atas 50 persen, itupun tak sampai 60 persen. Yakni di Sumut, Kalbar, Sumbar, dan Riau. Sementara BOR di 30 provinsi lainnya di bawah 50 persen.
ADVERTISEMENT
"Per 22 Mei pukul 7 malam, kita melihat ada 4 provinsi dengan angka keterpakaian tempat tidur di RS rujukan yang di atas 50 persen. Di mana yang harus kita hati-hatikan adalah Sumatera Utara (57,9%), Kalimantan Barat (57,6%), Sumatera Barat (52,8%), dan Riau (51,1%)," papar Dewi.
Namun apabila melihat peningkatan BOR di sejumlah provinsi tujuan mudik, tentu masih ada potensi peningkatan BOR di provinsi lainnya dalam dua minggu pasca Lebaran ini.
Dewi Nur Aisyah, Tim Pakar Gugus Tugas COVID-19. Foto: BNPB

Kenaikan Corona di Jabodetabek Akan Terlihat Akhir Mei 2021

Dewi Nur Aisyah, meminta seluruh lapisan masyarakat siaga terhadap lonjakan kasus corona usai Lebaran. Banyak klaster-klaster selama Ramadhan dan Idul Fitri yang dapat memicu kenaikan kasus COVID-19 secara pesat kalau warga tak hati-hati.
ADVERTISEMENT
"Gambaran kenaikan kasus pada masa Ramadhan dan Idul Fitri, kita bisa melihat ada beberapa klaster yang bermunculan. Kita harus bisa belajar. Pertama klaster tarawih, salah satunya di Pati, Malang, Banyumas, dengan berbagai macam jumlah penularan. Kita lihat adapun di Banyuwangi paling banyak 62 orang positif, bahkan 6 dari ini meninggal dan 7 dirawat di RS," kata Dewi.
"Kemudian klaster halalbihalal ini kita lihat di Cilangkap ada 2 RT dan jumlahnya cukup banyak, ini nanti kita harus liat di klaster keluarga karena halalbihalal. Kemudian pemudik ini di akhir April sempat terjadi di Pati, 39 warga positif, kemudian juga pemudik di Jakarta juga mulai terlihat," imbuh dia.
Dewi menjelaskan data dari Mahadata UI terkait pergerakan mobilitas penduduk Jabodetabek per 1 April-18 Mei 2021 yang diambil menggunakan Facebook. Data menunjukkan arus mudik dari Jabodetabek terjadi pada 5 Mei, sedangkan arus balik ke Jabodetabek terjadi pada 16-17 Mei 2021.
ADVERTISEMENT
Sehingga, Dewi meminta masyarakat harus bisa mewaspadai kapan potensi penularan corona terjadi paling tinggi di daerahnya. Jika dalam masa arus mudik, maka akan terjadi potensi penularan di daerah tujuan mudik.

Tanda-tanda Corona Naik Usai Lebaran, Kasus Aktif Melesat 3.411 dalam 4 Hari

Dewi menerangkan bahwa kasus aktif corona menurun sebanyak 11.489 kasus pada 8-18 Mei. Namun pada 19-22 Mei atau 4 hari saja, kasus aktif justru mengalami kenaikan sebanyak 3.411 kasus.
"Kita lihat dari pertengahan Mei sampai saat ini, sebenarnya dari tanggal 8-18 Mei tren kasus aktif kita terjadi penurunan. Kurang lebih 11 hari terjadi 11.489 kasus," paparnya.
"Namun per 19 Mei kita mulai lihat adanya tren kenaikan kasus aktif di level nasional, dalam 4 hari terakhir terjadi kenaikan kasus aktif sebesar 3.411 kasus," jelasnya.
ADVERTISEMENT
Kata Dewi, ini harus jadi alert bagi kita semua. Bahwa dalam 4 hari terakhir kita sudah lihat adanya tren kenaikan kasus aktif di level nasional.
Dewi menjelaskan bahwa kenaikan ini kemungkinan besar terjadi karena mobilitas masyarakat yang tetap memutuskan mudik sebelum masa pelarangan yakni 6-17 Mei. Sehingga ia meminta masyarakat untuk lebih waspada, karena kenaikan kasus pasca Lebaran diprediksi telah terjadi lebih awal.
Kakorlantas Polri Irjen Pol Istiono di KM 34 tol Cikampek, Jawa Barat, Minggu (23/5/2021). Foto: Korlantas Polri

118 Ribu Pemudik Dites Corona Acak Selama Arus Balik, 524 Positif

Kakorlantas Polri Irjen Istiono menilai pelaksanaan rapid test antigen secara acak itu efektif untuk memfilter pemudik yang positif corona. Tercatat 524 pemudik dinyatakan positif ketika kebali ke Jakarta.
"Sangat efektif. Dari Sumut ke Jakarta wajib lakukan rapid antigen. Kemudian dari Bali-Jawa sampai Jakarta kita random tadi data yang disampaikan dari (tanggal) 15 sampai 22 (Mei) sudah kita periksa sebanyak 118 ribu, positif 524," kata Istiono.
ADVERTISEMENT
Mereka yang positif ada yang diminta isolasi mandiri, ada juga yang dirujuk ke RSDC Wisma Atlet Kemayoran atau tempat rujukan lainnya.
Istiono mengatakan seandainya tidak ada filterisasi di pos penyekatan bisa saja mereka yang positif berbaur dengan warga di lingkungannya dan terjadi penularan virus corona.
Meskipun tes corona di perbatasan dilakukan secara random, setidaknya sudah mengurangi potensi penularan. Kalau pun ada yang lolos masih ada tes corona bagi pemudik di RT/RW tempat mereka tinggal.