Putri Tanjung

Wawancara Putri Tanjung: Mematahkan Stigma Stafsus Presiden Titipan

24 Desember 2019 10:11 WIB
comment
33
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Nada miring langsung mengemuka begitu nama Putri Tanjung diumumkan sebagai salah satu staf khusus (stafsus) milenial Presiden. Ditunjuknya wanita 23 tahun ini dituding tak lepas dari kedekatan sang ayah, Chairul Tanjung, dengan Presiden Joko Widodo.
ADVERTISEMENT
Meski demikian, Putri enggan ambil pusing dengan cibiran itu. Ia percaya Jokowi telah memikirkan matang-matang untuk menunjuk tujuh stafsus milenial tersebut.
Dalam perbincangan dengan kumparan, pemilik nama lengkap Putri Indahsari Tanjung ini juga menceritakan perjuangan memulai bisnisnya semenjak 15 tahun. Tak hanya itu, Founder dan CEO di Creativepreneur dan Chief Bussiness Officer of Kreavi ini pun harus mencari dana sendiri untuk menggelar event, tanpa bantuan dari sang ayah.
“Waktu itu sempat enggak ada uang buat DP ke vendor, pinjam sama bapak tapi enggak dibolehin. Karena, memang didikan orang tua saya keras,” ucap Putri.
Dengan kata lain, ia tak ingin bergantung kepada sang ayah untuk menjalankan usahanya. Lantas, bagaimana dengan bisnisnya setelah menjadi stafsus Presiden? Mari simak perbincangan berikut ini.
Staf Khusus Milenial Presiden, Putri Tanjung. Foto: Jamal Ramadhan
Setelah sebulan menjadi Stafsus Presiden, apa saja yang sudah dikerjakan?
ADVERTISEMENT
Karena kami ‘kan bareng-bareng di stafsus milenial dengan expertise (keahlian) masing-masing. Kalau saya fokus di UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah) dan industri kreatif, sudah ada program-program yang kami rancang bareng-bareng. Jadi, kalau UMKM kepengin banget bantu ibu-ibu UMKM untuk nge-repackaged dan re-branding produk-produk mereka jadi value-nya lebih tinggi lagi, dijualnya bisa tiga kali lipat dan dijualnya bisa kemana-mana. Kalau untuk kreatif sudah ngobrol sama Mas Tama (Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Wishnutama) untuk membuat suatu gerakan untuk anak-anak kreatif di seluruh indonesia. Jadi, sudah lumayan banyak program yang lagi kami jalanin bareng, kami racik bareng-bareng.
Beberapa waktu lalu sempat ikut kunjungan kerja dengan Presiden, apa saja agendanya ketika itu?
ADVERTISEMENT
Waktu itu saya ikut kunker (kunjungan kerja) ke Subang, di ajak ke daerah namanya Mekar. Di sana ada ibu-ibu yang dikasih pinjaman untuk bisa berbisnis. Nah, disitu Pak Jokowi bilang, “Put, kayanya ini harus di-repackaged dan di-rebranding agar produknya menarik”. Sebenarnya, rasa makanannya enak banget, tapi memang harus lebih dikemas lagi. Dari situ akhirnya, kebetulan kami punya ekosistem kreatif yang semuanya desainer, dan mereka pasti seneng banget untuk membantu.
Sempat kaget ketika diajak kunker bersama Presiden?
Enggak juga sih, karena saya sering ke lapangan juga. Karena ‘kan (bisnis) independen, jadi memang senang turun langsung, lihat kondisi di lapangan bagaimana. Kemarin, saya juga bisa belajar banyak dari Pak Jokowi.
Staf Khusus Presiden, Putri Tanjung (kiri), saat mendampingi Presiden Joko Widodo pada kunjungan kerja ke Subang, Jawa Barat. Foto: Biro Pers Sekretariat Presiden/Laily Rachev
Stafsus milenial ‘kan berasal dari latar belakang berbeda, khusus untuk kamu ketika ditunjuk jadi stafsus milenial, misi apa yang sebenarnya ingin dibawa ke Presiden?
ADVERTISEMENT
Saya ingin menyuarakan aspirasi anak-anak muda dan fokus saya dari dulu masih sama yakni mendorong kreativitas, inovasi, dan entrepreneurship. Program yang mendorong kreativitas dan entrepreneurship pasti saya akan dorong, memang di Creativepreneur saya bikin program untuk menginspirasi anak-anak muda untuk bisa jadi enterpreneur, kami adakan workshop dan segala macam. Kalau di kreatif dengan Kreavi, kami sudah ngerjain banyak hal dari branding, kemarin juga sempat kerja sama sama dengan Instagram. Sekarang UMKM banyak dijalankan anak-anak muda, banyak banget yang keren-keren, tapi mereka enggak tahu bagaimana bisnisnya, jadi yang sudah saya dapat dari Creativepreneur dan Kreavi, saya coba bawa ke Istana.
Apakah sempat merasakan kesulitan beradaptasi dengan stafsus milenial lainnya?
Enggak sama sekali, kami langsung klop, saling support, jadi sangat menyenangkan. Saya beruntung banget punya kakak-kakak itu karena mereka bisa jadi tempat untuk bisa tukar pikiran, dan saya bisa banyak belajar dari mereka.
ADVERTISEMENT
Sebenernya dari program stafsus milenial ini konkretnya seperti apa? Adakah rencana jangka panjang?
Jadi semua program yang Pak Jokowi jalankan, kami akan dukung dengan pemikiran millenial, bagaimana caranya dan lain-lainnya. Cuma, memang karena kami punya expertise-nya masing-masing, kami akan sarankan program-program, kasih masukan tentang program-program apa lagi yang bisa dijalankan sesuai dengan expertise masing-masing.
Putri Tanjung saat mencoba frame kacamata disela-sela wawancara eksklusif dengan kumparan. Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
Bagaimana awalnya bisa ditunjuk sebagai stafsus milenial?
Sebenarnya saya sudah diundang sama Pak Pratikno (Menteri Sekretaris Negara) untuk ngobrol, cuma saya kira untuk share dan diskusi saja tentang Creativerpreneur dan Kreavi, tapi ternyata tiba-tiba beberapa bulan setelahnya, ditelepon pagi-pagi dan ditawari jadi stafsus presiden. Habis itu, saya kayak bingung mau jawab apa, kami sempat ketemuan dan ngobrol, karena mau menyesuaikan ekspektasi dan semacamnya dan akhirnya cocok. Alhamdulillah, ini sebuah kehormatan sebenarnya terpilih di umur yang masih 23 tahun ini, dan semoga tidak mengecewakan.
ADVERTISEMENT
Terkait dengan kreativitas dan inovasi, bagaimana kamu menyelami permasalahan yang dihadapi milenial yang tak semuanya melek teknologi, khususnya mereka yang berada di pelosok?
Ya itu juga menjadi salah perhatian saya, tapi memang yang paling penting dimulai dari mindset (pola pikir), orang-orang yang mau jadi pengusaha, ya harus punya mindset pengusaha dulu yang harus didalami, dalam artian enggak ada yang instan. Memang teknologi sangat membantu, tapi awalnya harus dari mindset dulu. Karena sebenarnya teknologi ‘kan cuma alat, dari manusianya dulu harus bagus, bisa inovasi dan kreatif, karena utamanya harus sumber daya manusianya dulu.
Putri Tanjung saat wawancara eksklusif dengan kumparan. Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
Selain jadi stafsus, kamu juga menjalankan bisnis, apa tak takut kehilangan masa muda?
Sudah kehilangan kayaknya ha ha ha...Karena saya sudah mulai bisnis dari usia 15 tahun, itu juga mulainya karena pressure, karena selalu dibanding-bandingkan dengan bapak, semua orang tuh punya pertanyaan saya bisanya apa sih? Jadi, umur 15 tahun ‘kan egonya masih tinggi, jadi mau membuktikan sama diri sendiri. Akhirnya bikin EO (Event Organizer), dan puncaknya umur 17 tahun karena ingin membuktikan diri sekali dan kerjanya enggak kira-kira, jadi enggak punya teman, suka dimarahin ibu karena enggak punya waktu sama keluarga. Tapi, alhamdulillah sekarang sedikit-sedikit bisa lebih seimbang, penting juga harus kumpul sama teman-teman dan keluarga.
ADVERTISEMENT
Kamu juga pernah bikin event besar tapi gagal, apakah itu bisa dikategorikan sebagai titik balik kamu?
Sudah banyak banget turning point (titik balik)-nya, namanya juga usaha, pasti pernah gagal dan pasti pernah rugi. Jadi, gagal dan rugi masih banyak, enggak cuma waktu acara itu saja. Tapi, memang itu adalah pertama kalinya saya rugi banyak banget, bisa dibilang salah satu turning point ya, cuma yang namanya jadi ‘enterpreneur is never ending marathon’, ya. Kita bukan kayak lari sprint, lalu selesai. Marathonnya juga enggak sekali putaran saja, tapi terus-menerus.
Setelah kamu ditunjuk jadi stafsus Presiden, banyak nada miring yang menyebutkan bahwa hal itu tak lepas dari kedekatan ayah kamu dengan Jokowi. Kamu pun sempat dilabeli stafsus ‘titipan’. Bagaimana menanggapinya?
ADVERTISEMENT
Sebenarnya saya sudah biasa dengan tudingan semacam itu, bahkan dari kecil saya sudah dihadapkan dengan pressure yang tinggi, jadi pas dipilih (jadi stafsus presiden) pasti ada pro dan kontra. Tapi, saya bersyukur banget, yang pro luar biasa banyak, saya juga sangat tersentuh dengan semua doa dan tanggapannya. Kalau misalkan untuk titipan dan segala macam, memang karena bapak saya seorang pengusaha, jadi bapak saya memang dekat sama semua pihak.
Fun fact-nya adalah waktu saya diminta sama Pak Jokowi untuk jadi stafsus milenial, itu enggak bilang ke bapak. Jadi, bapak tuh langsung ngomong ke saya, “Kok, enggak ada yang bilang apa-apa, ya?” Jadi menurut saya, Pak Jokowi pasti lihat rekam jejaknya, bisanya apa, hal itu juga bisa dilihat juga dari semua stafsus milenial dengan wilayah kerjanya yang beda-beda. Jadi, saya sih enggak mau banyak bicara, karena yang lebih penting bekerja saja, apa pun yang kami bisa kontribusikan ke Istana bisa terasa, jadi dibuktikan dengan karyanya saja.
ADVERTISEMENT
Jadi, lebih memilih untuk tak ambil pusing ya?
Sekarang sih sudah biasa, mungkin kalau dulu agak terpuruk. Kalau sekarang ya sudahlah, semua orang punya opininya masing masing, bebas untuk beropini, tapi yang penting karyanya yang ditujukan nantinya.
Waktu awal-awal memulai bisnis, juga banyak yang bilang ‘bikin bisnis karena bapaknya’. Padahal, sebenarnya yang paling saya syukuri adalah didikan orang tua saya keras banget dan disiplin. Beliau tuh dari awal mulai enggak ngasih uang sepeser pun untuk buka usaha bahkan perusahan-perusahaan bapak tuh enggak boleh kasih sponsor, karena bapak bilang ‘kalau enggak bisa kayak gini, kamu enggak bakal tau bisa apa enggaknya’ jadi harus bisa sendiri.
Akhirnya, waktu ngejalanin acara yang rugi itu, saya harus bayar DP, karena memang event ‘kan bertemannya dengan vendor-vendor dan harus bayar DP sound system, tapi waktu itu uang sponsor belum turun. Saya sempat memberanikan diri untuk pinjam uang ke bapak dan janji minggu depannya dikembalikan, tapi bapak bilang enggak boleh. Akhirnya, saya mikir gimana caranya untuk bisa bayar. Jadi, memang didikan orang tua itu sangat luar biasa dan saya bisa seperti ini karena didikan orang tua.
ADVERTISEMENT
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten