WHO Ingatkan Tidak Campur Dosis Vaksin COVID-19: Ini Berbahaya

13 Juli 2021 1:10 WIB
·
waktu baca 1 menit
comment
7
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kepala Ilmuwan WHO Soumya Swaminathan. Foto: REUTERS/Stringer
zoom-in-whitePerbesar
Kepala Ilmuwan WHO Soumya Swaminathan. Foto: REUTERS/Stringer
ADVERTISEMENT
WHO menanggapi tren pencampuran dua dosis vaksin COVID-19 di dunia. Beberapa negara seperti Korea Selatan berencana akan memberikan campuran dua dosis vaksin berbeda.
ADVERTISEMENT
Dalam vaksinasi di Korsel, vaksinasi dosis pertama menggunakan AstraZeneca. Sedangkan dosis kedua menggunakan Pfizer.
Selain Korsel, Kanada dan Spanyol juga mencampur dosis vaksin COVID-19.
Kepala Ilmuwan WHO, Soumya Swaminathan, mengatakan pencampuran dosis vaksin COVID-19 berisiko dan berbahaya. Sebab akan ada dampak terhadap kesehatan manusia.
"Ini tren berbahaya. Karena hanya ada sedikit data yang tersedia terhadap dampak kesehatan," kata Swaminathan dikutip dari Reuters, Selasa (13/7).
"Kami berada di zona bebas data, bebas bukti sejauh mencampur dan mencocokkan (vaksin COVID-19)," tambah dia.
Tenaga kesehatan menyuntikkan vaksin COVID-19 kepada warga di Youth Center Sport Jabar Arcamanik, Bandung, Jawa Barat, Kamis (8/7). Foto: M Agung Rajasa/ANTARA FOTO
Sejauh ini, memang belum ada laporan dampak atau kejadian serius dari pencampuran dua dosis vaksin COVID-19. Sebab belum ada studi yang mengkaji masalah ini lebih jauh.
Namun, WHO memperingatkan sebaiknya seluruh negara bersikap bijak dalam program vaksinasi. Vaksinasi tidak boleh dilakukan secara sembarang tanpa studi dan pertimbangan matang.
ADVERTISEMENT
"Ini akan menjadi situasi kacau di negara-negara jika warga mulai memutuskan kapan dan siapa yang akan mengambil dosis kedua, ketiga dan keempat," tutup Swaminathan.