WHO: Mungkin Tidak Akan Pernah Ada "Peluru Perak" untuk COVID-19

4 Agustus 2020 1:06 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kepala WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus. Foto: AFP/PIERRE ALBOUY
zoom-in-whitePerbesar
Kepala WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus. Foto: AFP/PIERRE ALBOUY
ADVERTISEMENT
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan orang-orang untuk terus waspada. Besar kemungkinan tidak akan pernah ada "peluru perak" untuk COVID-19.
ADVERTISEMENT
"Kita semua berharap memiliki sejumlah vaksin efektif yang dapat membantu mencegah orang terinfeksi corona. Namun untuk saat ini, belum ada --bahkan mungkin tidak pernah ada peluru perak untuk COVID-19," ujar Sekjen WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, dilansir Reuters, Selasa (4/8).
Tedros mendesak seluruh negara untuk fokus pada langkah dasar menekan pandemi. Di antaranya, melakukan tes massal, pelacakan kontak, menjaga jarak fisik dan mengenakan masker.
"Dasar-dasar kesehatan adalah yang paling efektif untuk saat ini. Pesan ini ditujukan untuk masyarakat dan pemerintah, lakukan bersama-sama," tuturnya.
Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus. Foto: REUTERS/Denis Balibouse
Menuju pertengahan tahun, penyebaran corona malah kembali melonjak, alih-alih mereda. Namun, Tedros bersikeras, betapapun buruknya situasi, itu semua dapat dikendalikan jika ada kerja sama negara dan rakyatnya.
ADVERTISEMENT
"Ketika para pemimpin bekerja secara intens dengan masyarakat, penyakit ini dapat dikendalikan," kata Tedros.
Sejauh ini, COVID-19 telah menewaskan hampir 690 ribu jiwa dan menginfeksi 18,1 juta orang sejak wabah itu muncul di Wuhan pada tahun lalu.
Badan kesehatan PBB mengirim ahli epidemiologi dan spesialis kesehatan hewan ke Beijing pada 10 Juli lalu. Pengiriman tim dilakukan untuk mengidentifikasi bagaimana virus corona bisa menular ke manusia.
Hasilnya, WHO dan para ahli di China menyetujui kerangka acuan dan program kerja untuk tim ilmuwan dan peneliti internasional dari seluruh dunia.
Ermando Armelino Piveta veteran perang dunia kedua asal Brazil meninggalkan rumah sakit Foto: REUTERS/UESLEI MARCELINO
"Studi epidemiologis akan dimulai di Wuhan untuk mengidentifikasi sumber infeksi potensial pada kasus awal," kata Tedros.
Masih seperti hipotesis awal, para ilmuwan meyakini virus corona berasal dari pasar tradisional di Wuhan yang menjual hewan eksotis. Kendati demikian, Direktur kedaruratan WHO, Michael Ryan, menekankan penelusuran akan membutuhkan studi yang lebih mendalam.
ADVERTISEMENT
"Dari sana, kami dapat menentukan pada titik mana, di Wuhan atau di tempat lain," kata Ryan.
Ryan mengatakan, tanpa investigasi terperinci, pencarian akan seperti mencari jarum di tumpukan jerami.
"Carasebenarnya adalah pergi ke klaster manusia yang pertama kali tertular virus itu, sehingga secara sistematis ia akan mencari sinyal pertama di mana virus itu beralih ke manusia," tuturnya.
Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona