WHO Tetapkan Wabah Virus Corona Hanya Darurat di China, Bukan Global

24 Januari 2020 9:13 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kepala WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus. Foto: AFP/FABRICE COFFRINI
zoom-in-whitePerbesar
Kepala WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus. Foto: AFP/FABRICE COFFRINI
ADVERTISEMENT
Organisasi Kesehatan Dunia, WHO, telah mengeluarkan keputusannya terkait status wabah virus corona asal China. Menurut WHO, virus tersebut hanya dinyatakan "darurat di China" bukan darurat kesehatan global seperti yang sebelumnya diperkirakan.
ADVERTISEMENT
Keputusan ini disampaikan pada Kamis (23/1), sehari setelah para petinggi WHO dan ahli kesehatan China mengadakan rapat di Jenewa, Swiss. Menurut WHO, terlalu dini untuk menyatakan wabah Wuhan berstatus "Darurat Kesehatan Publik Internasional".
"Saya tidak mengumumkan darurat kesehatan publik internasional hari ini," kata Kepala WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus.
"Jangan salah, ini adalah darurat di China. Ini belum menjadi darurat kesehatan global. Belum menjadi seperti itu," kata dia lagi.
Tedros mengatakan 16 ahli WHO berbeda pendapat soal status wabah ini, namun kesimpulan akhirnya adalah tidak menyatakannya darurat global.
"Jangan melihat ini sebagai tanda bahwa WHO tidak menganggap situasinya serius," kata dia.
Warga memakai masker berjalan di Stasiun Kereta Api Hankou, Wuhan, China. Foto: AFP/STR
Sejak dibentuknya Aturan Kesehatan Internasional pada 2007, WHO baru menyatakan terjadi darurat kesehatan global sebanyak lima kali. Kasus tersebut adalah wabah flu babi H1N1 pada 2009, bangkitnya polio pada Mei 2014, wabah Ebola di Afrika Barat pada Agustus 2014, Wabah Zika pada 2015, dan kembalinya wabah Ebola di Kongo pada 2019.
ADVERTISEMENT
Salah satu alasan mengapa WHO tidak menyatakan wabah virus China darurat global, kata Tedros, adalah sedikitnya negara yang terjangkit di seluruh dunia. Selain itu, penderita di luar China adalah warga China sendiri yang bepergian ke luar negeri, belum ada penularan dari manusia-ke-manusia di negara lain.
"Saat ini, tidak ada bukti penularan manusia-ke-manusia di luar China, tapi bukan tidak mungkin itu tidak akan terjadi," kata Tedros.
Kepala WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus. Foto: AFP/PIERRE ALBOUY
Sejauh ini telah 25 orang meninggal dunia dan 830 terjangkit di China. Berkat pergerakan warga China keluar negeri di liburan Tahun Baru Imlek, virus ini menyebar hingga ke tujuh negara, yakni Taiwan, Vietnam, Jepang, Thailand, Singapura, Korea Selatan dan Amerika Serikat.
Belum ada vaksin untuk virus novel corona 2019 atau 2019-nCoV yang menyebabkan pneumonia ini. Di antara gejala penderita adalah demam, batuk, bersin, dan sesak napas. Berbagai negara, termasuk Indonesia, melakukan tindak pencegahan dengan memasang pemindai panas tubuh di bandara-bandara kedatangan warga China.
Para penumpang kereta api memakai masker di stasiun kereta api Shanghai di Shanghai, China, Rabu (22/1). Foto: REUTERS/Aly Song
Pemerintah China melakukan tindakan pencegahan penyebaran dengan mengisolasi kota Wuhan dan Huanggang di provinsi Hubei. Warga dilarang keluar masuk kota tersebut, seluruh transportasi umum dihentikan operasionalnya.
ADVERTISEMENT
Tedros memuji langkah China dalam mengatasi virus ini, walau WHO menganggap mengisolir kota berisi 11 juta orang langka dilakukan dalam kasus wabah.
"China telah mengambil langkah yang tepat untuk mengendalikan penyebaran virus corona di Wuhan dan kota lainnya. Tapi kami berharap cara ini efektif dan pendek dalam hal durasi," kata Tedros.
Infografik: Sebaran virus corona ke berbagai negara hingga 23 Januari 2020. Foto: kumparan