Wiku Kecewa Masih Ada Lab di Daerah Libur Uji Spesimen Corona: Virus Tak Libur

19 November 2020 17:35 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Prof Wiku Adisasmito. Foto: BNPB
zoom-in-whitePerbesar
Prof Wiku Adisasmito. Foto: BNPB
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Jubir Satgas COVID-19 Prof Wiku Adisasmito mengungkapkan peningkatan kapasitas tes corona menjadi salah satu hal utama dalam penyelesaian pandemi. Kapasitas testing menentukan kemampuan wilayah menjaring kasus baru sedini mungkin.
ADVERTISEMENT
"Sehingga menekan angka penularan, menurunkan kematian. Saat ini pemerintah masih mengejar ketertinggalan testing yang ditetapkan WHO," kata Prof Wiku dalam jumpa pers virtual, Kamis (19/11).
Ia menjelaskan, standar testing per wilayah disesuaikan kepadatan populasi. Dengan jumlah penduduk Indonesia sekitar 267 juta maka perlu testing 267 ribu orang per minggu atau 38.000 orang per hari.
"Sejak awal Juni sampai minggu ketiga Oktober terlihat tren peningkatan testing yang baik, kembali melemah 2 pekan setelahnya. Dan kembali melesat sampai pekan ini, sampai target WHO 86,25 persen pada November minggu kedua,"ungkap dia.
Kata dia, kondisi ini jadi evaluasi bersama. Terutama bagi pemda untuk pastikan kemampuan lab mengetes spesimen dan melaporkannya.
"Dari data yang kami dapatkan, terdapat tren menurunnya testing di hari-hari tertentu khususnya saat libur," tutur dia.
Petugas lab menyiapkan sampel sebelum pengujian virus corona (COVID-19). Foto: Cooper Neill/REUTERS
Wiku menyayangkan hal tersebut. Sebab, sudah hampir 9 bulan pandemi seharusnya lab tidak ada yang libur di weekend atau hari tertentu.
ADVERTISEMENT
"Seharusnya dihindari karena sudah cukup lama hadapi COVID. Kami sayangkan sekali hal ini terjadi mengingat virus ini tak melihat hari libur, jangan lepas tangan," ungkapnya.
Ia mengingatkan Pemda untuk tambah dan perbaiki operasional lab. Dengan penambahan sif tenaga lab dan pemberian insentif sepadan, dan koordinasi ke pusat.
"Kita sadar tak mudah mencapai sistem kesehatan sempurna di negara yang menantang kondisi geografisnya seperti Indonesia. Area luas, punya ribuan pulau dan dipisahkan perairan. Akan tetapi, kondisi ideal bukan tak mungkin terjadi karena pencapaian saat ini udah 86 persen lebih," urai Wiku.
Pemerintah terus melakukan pemerataan pembangunan kesehatan dan kemandirian daerah. Langkah ini dilakukan untuk mengurangi peluang ketimpangan di Indonesia akibat aksesibilitas yang berbeda-beda tiap daerah
ADVERTISEMENT