Wilayah Separatis Moldova Sebut Ukraina Tembak Desa Penyimpanan Amunisi

27 April 2022 19:14 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gereja di tengah Kota Rybnitsa, Transnistria Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Gereja di tengah Kota Rybnitsa, Transnistria Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Wilayah separatis pro-Rusia Moldova, Transnistria, pada Rabu (27/4) melaporkan sejumlah tembakan dari arah Ukraina yang dilepaskan ke desa Cobasna yang merupakan lokasi penyimpanan amunisi.
ADVERTISEMENT
Kementerian Dalam Negeri Transnistria mengatakan, beberapa pesawat tak berawak terdeteksi di atas desa Cobasna semalam.
Kementerian menyebut, pesawat tak berawak tersebut berasal dari Ukraina.
Tak lama kemudian, sejumlah tembakan dilaporkan menghantam desa yang berbatasan dengan Ukraina itu. Transnistria belum menyampaikan detail lebih lanjut mengenai insiden ini, namun mereka mengkonfirmasi tidak ada korban tewas atau terluka.
Rusia memiliki kontingen pasukan mereka di Transnistria yang menjaga berton-ton amunisi di wilayah tersebut sejak sebelum pecahnya Uni Soviet pada 1991.
Mengutip seorang ahli, Pemerintah Transnistria mengatakan bahwa depot amunisi di Cobasna merupakan yang terbesar di seluruh Eropa.
Dalam beberapa terakhir, kekhawatiran akan meluasnya konflik di Ukraina kian meningkat setelah Kiev menuduh Moskow mencoba menyeret Transnistria ke dalam konfliknya dengan Ukraina.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, pihak berwenang di Transnistria telah melaporkan terjadinya beberapa ledakan telah yang merusak dua tiang radio yang menyiarkan program berbahasa Rusia. Mereka juga melaporkan salah satu unit militernya telah diserang.
Kiev menyebut Moskow sebagai dalang serangan yang merusak dua tiang radio tersebut. Sementara otoritas lokal Transnistria menyalahkan Ukraina.
Transnistria yang memiliki populasi campuran penutur bahasa Rumania, Rusia, dan Ukraina, telah memisahkan diri dari Moldova sejak tahun 1992. Mereka memiliki hubungan dekat dengan Moskow yang telah mendukung mereka dalam hampir tiga dekade terakhir.
Ilustrasi tentara Ukraina. Foto: Oleksandr GIMANOV / AFP
Pekan lalu, seorang pejabat militer Moskow mengatakan, ada tindak penindasan yang terjadi di wilayah separatis tersebut terhadap penduduk penutur bahasa Rusia.
Moskow berharap dengan bergesernya fokus perang ke wilayah Selatan Ukraina mereka dapat segera membuka koridor darat menuju Transnistria.
ADVERTISEMENT
"Kontrol atas selatan Ukraina adalah cara lain untuk menuju Transdniestria, di mana juga ada bukti bahwa penduduk berbahasa Rusia sedang ditindas," ungkap Komandan Rustam Minnekayev, dikutip dari TASS.
Presiden Rusia Vladimir Putin sebelumnya juga pernah mengeklaim hal serupa terjadi di Ukraina untuk menjustifikasi operasi militernya. Ia mengatakan penduduk di wilayah separatis Donetsk dan Luhansk yang berbahasa Rusia mendapatkan perlakukan penindasan.
Klaim ini pun memicu kekhawatiran bahwa Moldova akan menjadi target invasi Moskow selanjutnya setelah mereka berhasil merebut Ukraina.
Penulis: Airin Sukono.