Wiranto: Ada Kelompok Perusuh yang Bergerak Sistematis

26 September 2019 13:32 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menko Polhukam Wiranto. Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Menko Polhukam Wiranto. Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
ADVERTISEMENT
Menkopolhukam Wiranto menyesalkan aksi demonstrasi mahasiswa dan pelajar beberapa hari terakhir yang berakhir brutal. Menurutnya, ada kelompok-kelompok yang sengaja berdemonstrasi bukan lagi untuk mengkritisi kebijakan pemerintah.
ADVERTISEMENT
Bahkan, Wiranto menerima informasi ke depannya akan ada satu gerakan gelombang baru, yang akan kembali melibatkan unsur-unsur masyarakat. Salah satunya kembali melibatkan mahasiswa-pelajar.
"Akan ada satu gelombang baru. Ini supaya kita waspada, kita sudah tahu akan ada satu bentuk gerakan gelombang baru yang akan melibatkan beberapa kelompok masyarakat, antara lain pelajar ya sudah kemarin," kata Wiranto di kantornya, Jakarta Pusat, Kamis (26/9).
Menurutnya, kelompok-kelompok ini dengan sengaja memprovokasi pelajar-pelajar lainnya untuk berani melawan aparat kepolisian. Dengan harapan bisa menimbulkan korban jiwa.
"Mereka sudah menghasut, memprovokasi adik-adik pelajar untuk berhadapan dengan aparat. Dengan harapan muncul korban. Dan korban itu lalu mempersalahkan aparat, korban jadi martil," tuturnya.
Setelah nantinya aparat disalahkan, lalu akan muncul gerakan yang lebih besar sehingga menimbulkan ketidakpercayaan terhadap pemerintah dan penegak hukum.
Kericuhan massa aksi siswa STM di sekitar Gedung DPR, Jakarta, Rabu (25/9/2019). Foto: Helmi Afandi/kumparan
"Lalu ciptakan gerakan yang lebih besar, dan muncul chaos, dan memunculkan ketidakpercayaan terhadap pemerintahan yang sah," ungkap Wiranto.
ADVERTISEMENT
Maka dari itu, Wiranto menyebut sudah kewajiban pemerintah dan aparat keamanan untuk mengamankan potensi gerakan yang lebih masif lagi. Ia meyakini gerakan ini tak akan mengerahkan mahasiswa lagi, melainkan hingga preman dan perusuh untuk bertindak brutal.
Ia pun meminta masyarakat untuk tidak terpancing isu hoaks dan provokasi yang banyak beredar di media sosial.
"Masyarakat akan jadi lebih paham bahwa yang dihadapi bukan hanya demo, tapi betul-betul suatu kelompok perusuh yang dilaksanakan secara sistematis untuk melanggar hukum," pungkasnya.