Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.87.1
Ya, masih terjadi ketimpangan kualitas pendidikan di kota dan daerah, terutama di daerah 3T (terdepan, terpencil, tertinggal). Bahkan tak sedikit anak-anak yang belum mendapatkan akses pendidikan memadai, yang lantas menjadi penghalang bagi mereka untuk meraih asa.
Pemerintah pun terus mengupayakan pemerataan mutu pendidikan di daerah 3T lewat berbagai program. Mulai dari bantuan operasional, akselerasi karier sebagai upaya meningkatkan kesejahteraan guru, hingga digitalisasi sekolah.
Namun selain pemerintah, peran masyarakat juga tidak kalah penting demi membantu generasi muda Indonesia di daerah terpencil mendapatkan haknya untuk mendapatkan pendidikan. Inilah yang mendorong Bhrisco Jordy membentuk Papua Future Project pada 2020 lalu.
Papua Future Project merupakan komunitas berisi anak muda yang punya kepedulian untuk mengentaskan buta huruf dengan memberikan bimbingan belajar bagi anak-anak di wilayah administrasi Papua Barat yang belum menguasai pelajaran dasar.
Keprihatinan anak asli Papua terhadap pendidikan di pedalaman
Jordy yang berasal dari Manokwari merasa beruntung karena memiliki kesempatan untuk mengenyam pendidikan hingga ke perguruan tinggi. Di sisi lain, ia merasakan keprihatinan melihat ketimpangan pengetahuan anak-anak di kota dan di pelosok Papua Barat, tepatnya di Pulau Mansinam.
Di balik indahnya pulau berpasir putih tersebut, hanya terdapat satu sekolah dasar yang beroperasi. Masih banyak juga anak yang belum bisa membaca, menulis, dan berhitung. Bahkan anak kelas 5 dan 6 pun masih banyak yang tidak dapat membaca dengan lancar, padahal mereka harus dapat mengejar kurikulum nasional untuk melanjutkan sekolahnya.
Bukan itu saja, guru-guru yang kebanyakan berasal dari Manokwari pun kerap menemui hambatan karena jauhnya jarak tempuh untuk menyeberang ke pulau terluar Papua tersebut. Hal ini membuat anak-anak hanya bisa belajar maksimal 2 jam setiap harinya. Apalagi saat cuaca buruk, anak-anak terpaksa tidak bisa belajar karena guru-gurunya tidak bisa datang.
Memegang teguh moto “Every Child Matters”, bermodalkan media sosial, Jordy pun mulai mensosialisasikan program ini dan mengajak anak muda lainnya untuk bergabung menjadi bagian dari Papua Future Project. Komunitas ini hadir di Pulau Mansinam setiap minggunya untuk mengajak anak-anak belajar bersama.
Menariknya, tidak hanya belajar banyak membaca, menulis, berhitung, Papua Future Project juga mengajarkan pentingnya teknologi digital hingga dampak perubahan iklim. Sistem pembelajaran pun dibuat menyenangkan sehingga anak-anak semakin semangat dan antusias mengikuti setiap materi yang diberikan.
Meski begitu, jalan mulus tidak selalu dirasakan oleh Jordy. Pada awalnya, banyak warga yang tidak begitu saja menerima kedatangan Papua Future Project karena berbagai alasan. Misalnya saat diadakan program vaksin, masih banyak warga beranggapan bahwa vaksin merupakan suntikan berbahaya yang dapat menyebabkan sakit.
Namun, ia tidak lantas menyerah. Berbekal pengalamannya berorganisasi dan menjadi relawan pendidikan, laki-laki kelahiran 2000 ini pun berinisiatif menggandeng para stakeholder agar program-program Papua Future Project dapat diterima dengan baik.
Hampir tiga tahun berjalan, Papua Future Project pun semakin disambut baik dan mulai berdampak terhadap warga di Pulau Mansinam. Kemampuan dan minat membaca, menulis, dan berhitung anak-anak Pulau Mansinam semakin meningkat, bahkan mereka dapat mengerjakan lembar soal ujian dengan baik.
Tak hanya itu, anak-anak selalu antusias mengikuti berbagai kegiatan yang dilakukan Papua Future Project, salah satunya memilah sampah dan mengolahnya menjadi kerajinan untuk mainan atau hiasan di rumah mereka.
Berkat kegiatan tersebut, Papua Future Project berhasil mendapatkan berbagai apresiasi dan prestasi. Di antaranya penghargaan sebagai Mitra NGO Potensial oleh UNICEF dan Kementerian Kesehatan karena berkontribusi dalam mengedukasi imunisasi pada 2022, serta ditunjuk sebagai delegasi lokal Pra-KTT ke-4 Y20 di Indonesia di Manokwari mewakili komunitas pemuda yang memberikan Pendidikan inklusif di tahun 2022.
Tidak hanya berfokus di Pulau Mansinam, Papua Future Project sudah mulai menjangkau sejumlah wilayah terpencil lainnya di Papua untuk membangun literasi di kampung-kampung dengan mendirikan pojok baca dan menggencarkan program donasi buku. Hingga saat ini, sudah ada 13 kampung dan 700 anak yang merasakan dampak positif program Papua Future Project di Provinsi Papua Barat dan Papua Barat Daya, dengan melibatkan 250 relawan dan pemuda dari seluruh Indonesia, baik secara langsung maupun daring.
Founder Papua Future Project, Bhrisco Jordy, pun berhasil menerima apresiasi Semangat Astra Terpadu Untuk (SATU) Indonesia Awards tahun 2022 di Bidang Pendidikan. Hal ini pun menjadi pemantik semangat Jordy bersama Papua Future Project untuk memperluas programnya serta mengajak anak-anak muda Papua untuk berpartisipasi memajukan pendidikan Indonesia.
Tidak hanya Jordy, Anda yang memiliki misi untuk berkontribusi nyata memajukan bangsa pun punya kesempatan yang sama menjadi penerima apresiasi SATU Indonesia Awards 2022 dari PT Astra International Tbk.
Tahun ini Astra Indonesia kembali menggelar SATU Indonesia Awards 2023 dengan lima bidang yang bisa dipilih, yaitu pendidikan, lingkungan, kewirausahaan, teknologi, serta satu kategori kelompok yang mewakili kelima bidang tersebut. Pendaftaran sudah dibuka sejak 6 Maret hingga 6 Agustus 2023 dan setiap orang bisa mendaftarkan diri atau orang terdekatnya melalui situs www.satu-indonesia.com .
SATU Indonesia Awards mencari generasi muda yang mau berkontribusi untuk masyarakat dan lingkungan sekitar. Apakah kamu salah satunya?
Advertorial ini dibuat oleh kumparan Studio