Ilustrasi vaksin corona dari Sinovac

Yang Harus Diketahui soal Rencana Vaksinasi Corona

6 Oktober 2020 8:27 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi vaksin corona dari Sinovac. Foto: Tingshu Wang/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi vaksin corona dari Sinovac. Foto: Tingshu Wang/REUTERS
ADVERTISEMENT
Banyak negara yang kini terus mengupayakan penyediaan vaksin corona. Termasuk Indonesia yang mengembangkan sejumlah vaksin, mulai dari vaksin dari China, Sinovac dan Sinopharm, hingga vaksin buatan dalam negeri, Merah Putih.
ADVERTISEMENT
Jika uji klinis vaksin corona berhasil, Presiden Jokowi menargetkan vaksinasi bisa dimulai Desember 2020 atau Januari 2021.
Berikut kumparan merangkum sejumlah hal yang perlu diketahui masyarakat sejauh ini terkait rencana vaksinasi corona:

Perencanaan Vaksinasi Corona Menurut Kemenkes

Seorang pria bekerja di fasilitas pengemasan pembuat vaksin Sinovac Biotech. Foto: Thomas Peter/REUTERS
Kemenkes telah menyelesaikan roadmap perencanaan vaksinasi virus corona. Namun, ini masih akan dibahas dengan menteri-menteri terkait. Perencanaan ini berdasarkan data kebutuhan, akses yang didapat, hingga kesiapan vaksin.
Target yang ingin dicapai Kemenkes adalah 160 juta-170 juta orang disuntik vaksin corona dari Januari-Maret 2020. Hal ini sesuai standar WHO.
Berikut rentang waktu perencanaannya:
ADVERTISEMENT

Penerima Vaksin Corona

Ilustrasi vaksin. Foto: RDIF/Handout via REUTERS
Pemerintah rencananya akan memberikan vaksin virus corona pada enam kelompok prioritas masyarakat dengan jumlah 102.451.500 orang. Enam kelompok itu adalah:
Infografik Rencana Vaksinasi Corona. Foto: kumparan
Sementara di luar itu, 57.548.500 pekerja dan pelaku ekonomi lainnya juga akan divaksin untuk memenuhi persyaratan herd immunity.
Kelompok prioritas di Pulau Jawa juga akan diberi vaksin Sinovac. Pulau Jawa merupakan rumah bagi 60 persen penduduk Indonesia. Sementara vaksin Sinopharm akan diberikan kepada kelompok prioritas di luar Pulau Jawa, yang ditinggali 40 persen penduduk Indonesia.
ADVERTISEMENT

Bio Farma Butuh 320 Juta Dosis Vaksin Corona untuk Ciptakan Herd Immunity

Melihat proses produksi vaksin corona di Gedung 43 Bio Farma Bandung, Jawa Barat. Foto: Rachmadi Rasyad/kumparan
Dirut Bio Farma Honesti Basyir mengungkapkan untuk memenuhi vaksinasi terhadap 160 juta-170 juta demi herd immunity, maka Bio Farma membutuhkan 320 juta dosis vaksin Sinovac.
"Kita perlu 320 juta dosis tahun depan sehingga kami harus bekerja sama dengan beberapa perusahaan vaksin," kata Honesti dalam rapat dengar pendapat bersama Komisi VI, Jakarta, Senin (5/10).
Banyaknya dosis yang diperlukan ini membuat Bio Farma harus bekerja sama dengan sejumlah perusahaan lain. Bio Farma memperkirakan dibutuhkan 1 juta dosis per hari. Selain itu, masalah penyimpanan dan distribusi vaksin juga harus diperhatikan.
"Vaksin ini enggak sederhana. Seperti contoh vaksin yang akan kami kembangkan harus dalam keadaan storage 2-8 derajat celsius," pungkasnya.
ADVERTISEMENT

Estimasi Harga Vaksin Sinovac

Ilustrasi vaksin corona dari Sinovac. Foto: Thomas Peter/REUTERS
Sampai saat ini, belum ada kepastian mengenai harga pasti vaksin Sinovac untuk satu dosis. Namun, Dirut Bio Farma Honesti Basyir berharap biaya per dosis vaksin dapat ditekan hingga Rp 200 ribu per dosis. Keputusan soal harga ini, kata Honesti, juga masih harus memantau perkembangan di lapangan.
"Nilai uangnya karena belum semua yang produksi vaksin belum menyebutkan biaya vaksin, jadi hanya biaya estimasi. Kami harap (harga) Sinovac bisa ditekan maksimum Rp 200 ribu untuk satu dosis. Ini kita masih lihat kondisi terakhir," kata Honesti.
Vaksin Sinovac menggunakan metode inactivated virus atau virus yang dinonaktifkan. Jadi, setiap penerimanya harus disuntik dua kali dalam jangka waktu 14 hari.
ADVERTISEMENT

Komersialisasi Vaksin Merah Putih pada 2022

Ilustrasi vaksin. Foto: Shutterstock
Sementara terkait komersialisasi vaksin buatan dalam negeri, Merah Putih, baru akan dilakukan Bio Farma pada 2022. Vaksin ini dikembangkan Eijkman, LIPI, dan sejumlah perguruan tinggi.
"Dari timeline, kita harap sementara Kuartal 4 (tahun) 2022 (Oktober-Desember), Vaksin Merah Putih bisa komersialisasi dan akan upaya dengan Eijkman bagaimana untuk mempercepat ini," sambung Honesti," ujar Direktur Utama Bio Farma, Honesti Basyir.
Bio Farma juga mencoba mempercepat pembuatan vaksin dengan menggunakan teknologi baru untuk jangka panjangnya. Namun, menurut Honesti, dananya cukup banyak.
"Biasanya vaksin bikin bisa 10-15 tahun, tapi pandemi ini bisa sampai 2 tahun. Untuk pengembangan teknologi, kita butuh dana Rp 1 triliun," tuturnya.

Hal yang Buat Vaksin Jadi Tak Efektif

Botol kecil yang nantinya bakal digunakan untuk wadah vaksin corona. Foto: Rachmadi Rasyad/kumparan
Meski pengembangan dan penyediaan vaksin corona terus diupayakan pemerintah, namun ada sejumlah hal yang perlu diperhatikan. Dirut Bio Farma Honesti Basyir mewanti-wanti hal yang bisa membuat pengembangan vaksin tidak efektif.
ADVERTISEMENT
Distribusi ke masyarakat harus sesuai protokol dan standar WHO. Untuk mendukung upaya distribusi dan monitoring, Bio Farma membuat platform digital yang rencananya selesai sekitar Desember 2020.
"Vaksinasi yang akan dilakukan sangat masif dengan 1 juta dosis per hari. Kalau enggak memenuhi distribusi yang bagus, monitoring yang bagus, kami takut ini enggak berjalan efektif," kata Honesti.
Hal ini berkaitan dengan proses penyimpanan dan distribusi vaksin corona yang memperhatikan kondisi suhu.
"Untuk vaksin ini enggak sederhana. Seperti contoh vaksin yang akan kami kembangkan harus dalam keadaan storage 2-8 derajat celsius. Karena kalau di luar suhu itu bisa dikatakan vaksin ini enggak efektif," tutur dia.
ADVERTISEMENT

Simulasi Vaksinasi Corona

Simulasi Vaksinasi Corona di Puskesmas Abiansemal I Badung. Foto: Dok. Istimewa
Kemenkes mulai menggelar simulasi atau uji coba vaksinasi corona. Seperti di Puskesmas Abiansemal I, Badung, Bali, Senin (5/10). Simulasi ini meliputi sejumlah alur, yakni:
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Sekretaris Direktorat Jenderal P2P Kemenkes, Muhammad Budi Hidayat, mengatakan, simulasi ini dilaksanakan agar nantinya puskesmas siap memberikan pelayanan saat vaksin corona telah tersedia.
"Kita mengantisipasi jika sudah selesai semua dan kita siap. Kita ingin memberitahukan bahwa Indonesia siap kalau sudah ada vaksin kita akan vaksinasi secara massal," kata dia.
----------------------------------
Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten