Yang Harus Kamu Tahu soal Meninggalnya Pemuda DKI Usai Divaksin AstraZeneca

11 Mei 2021 8:26 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Petugas kesehatan mengambil vaksin corona AstraZeneca sebelum disuntikkan. Foto: Sigid Kurniawan/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Petugas kesehatan mengambil vaksin corona AstraZeneca sebelum disuntikkan. Foto: Sigid Kurniawan/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Indonesia sudah memulai vaksinasi dengan menggunakan vaksin AstraZeneca. Vaksin ini memang sempat menjadi sorotan karena ditemukan kasus pembekuan darah usai vaksinasi di sejumlah negara di Eropa.
ADVERTISEMENT
Kejadian kematian akibat vaksin AstraZeneca di Indonesia muncul setelah seorang pemuda berusia 22 tahun bernama Trio Fauqi Virdaus meninggal dunia sehari setelah disuntik vaksin. Komnas KIPI belum bisa menentukan apakah kematian Trio berkaitan dengan penyuntikan vaksin, namun laporan medis menunjukkan Trio mengalami pembekuan darah [blood clot].
"Jadi sulit untuk menentukan, ya, mau mengaitkan dengan katakanlah kematian akibat vaksin AstraZeneca. Kan, memang sebetulnya yang dilaporkan blood clot. Blood clot, kan, bisa di otak, paru, perut, dan kaki. Di kaki dan perut biasanya enggak menyebabkan kematian," kata Ketua Komnas KIPI Prof Hindra Irawan Satari.
"Biasanya yang menyebabkan kematian di otak dan di paru. Di paru dia enggak ada tanda-tanda sesak. Di otak [gejalanya] kejang, pusing. Namun gejala AstraZeneca juga ada pusing. Kemudian kejang, kata temen-temennya, kata keluarga enggak ada," imbuh dia.
ADVERTISEMENT

Awal Mula Kejadian

Trio Fauqi Virdaus, warga buaran meninggal setelah divaksin Asteazeneca. Foto: Dok. Istimewa
Hindra mengatakan, Trio divaksin AstraZeneca pada Rabu (5/5). Usai divaksin, ia merasakan KIPI yaitu demam, mual, hingga pusing. Namun, Trio tidak menghubungi nomor penanganan KIPI yang tertera di kertas vaksinasi dan memutuskan pergi ke dokter langganannya.
Dokter tersebut ternyata tidak praktik hari itu, sehingga Trio tak jadi berobat. Hingga siang esok harinya, Kamis (6/5), Trio dinyatakan sudah meninggal dunia saat tiba di RS Astra Nugraha, Jakarta Timur. Berdasarkan laporan, Trio diduga meninggal dunia akibat blood clot atau pembekuan darah.

Nasib Vaksin AstraZenecas ke Depan

Petugas kesehatan mengambil vaksin corona AstraZeneca. Foto: Sigid Kurniawan/ANTARA FOTO
Kepastian apakah Trio meninggal dunia karena efek vaksin AstraZeneca terus diselidiki. BPOM pun akan turun tangan untuk memeriksa sterilitas dan toksisitas vaksin yang disuntikkan ke Trio.
ADVERTISEMENT
"Nanti vaksinnya juga akan diperiksa oleh BPOM, sterilitas, dan toksisitas kemarin rekomendasi dari Komnas, kan kita juga rapat dengan BPOM. Itu vaksinnya akan diuji sterilitas dan toksisitas," ungkapnya.
Infografik waspada pembekuan darah vaksin AstraZeneca. Foto: kumparan
Komnas KIPI juga memastikan prosedur vaksinasi corona yang dilalui Trio sudah sesuai menurut data. Namun, pihaknya tetap akan melakukan wawancara ulang kepada petugas penyuntikan. Sementara hasil sterilitas dan toksisitas baru akan keluar dalam tiga minggu.
"Yang memberikan vaksin akan kita wawancara lagi gimana teknik penyuntikan. Kalau dari data yang disampaikan diperiksa, ditensi, diukur suhu tubuh, dianalisis," jelas Hindra.
"Itu hari Jumat sudah ditinjau Komda dan dipastikan sesuai prosedur. Sekarang yang lagi diperiksa sterilitas vaksinnya nih, nah ini perlu 3 minggu untuk melihat vaksin ini steril atau ada toksin," tambah dia.
Petugas kesehatan menyuntikkan vaksin corona AstraZeneca tahap pertama di Sentra Vaksinasi Central Park dan Neo Soho Mall. Foto: Sigid Kurniawan/ANTARA FOTO
Meski demikian, belum cukup bukti kematian Trio dikaitkan dengan vaksinasi.
ADVERTISEMENT
“Komnas bersama Komda DKI sudah audit bersama pada Jumat yang lalu, dan internal Komnas kemarin sore menyimpulkan bahwa belum cukup bukti untuk mengaitkan KIPI ini dengan imunisasi, Oleh karena itu masih perlu dilakukan investigasi lebih lanjut,” ungkapnya lagi.
Akibat kejadian ini, Komisi IX DPR meminta pemerintah untuk mempertimbangkan pemberhentian sementara penggunaan vaksin AstraZeneca.
"Menurut saya sampai ada kejelasan terkait keamanan vaksin AstraZeneca itu pemerintah perlu mempertimbangkan untuk menghentikan sementara," kata anggota Komisi IX DPR Saleh Partaonan Daulay dalam keterangannya.
Ketua Fraksi PAN ini juga meminta pemerintah tak buru-buru. Dia ingin ada kejelasan dan kepastian bahwa AstraZeneca aman digunakan.
Vaksinator mempersiapkan vaksin COVID-19 Astrazeneca. Foto: Umarul Faruq/Antara Foto
"Jika memang sudah ada penjelasan akademik bahwa yang menyatakan AstraZeneca itu aman, ya, silakan untuk diambil kebijakan lebih lanjut," ujarnya.
ADVERTISEMENT
"Tapi sampai misalnya belum ada kejelasan seperti itu, menurut saya sebaiknya kita jangan terburu-buru dulu memakai vaksin tersebut," tambahnya.

Masyarakat Diminta Segera Lapor kalau Rasakan Efek Vaksin AstraZeneca

Atas kejadian ini, Komnas KIPI meminta masyarakat untuk tidak menyepelekan KIPI dan segera lapor apabila merasakan gejala efek samping vaksin AstraZeneca.
"Betul [jangan sepelekan]. Segera lapor [kalau alami KIPI], ada nomor teleponnya. Petugasnya juga jangan lupa sebelum yang bersangkutan meninggalkan pos [vaksinasi], dikasih tahu gejala apa pun tolong hubungi nomor telepon tersebut. Petugas yang ditelepon tolong segera tanggap, diberikan pertolongan, sehingga tidak berakibat fatal," ungkapnya.
Vaksinator mempersiapkan vaksin COVID-19 Astrazeneca. Foto: Syaiful Arif/Antara Foto
Hindra menyayangkan Trio tak langsung menghubungi nomor penanganan KIPI yang tertera di sertifikat vaksinasi COVID-19. Namun, menurutnya tak perlu ada yang disalahkan, yang penting masyarakat bisa lebih waspada dan penanganan KIPI bisa lebih baik.
ADVERTISEMENT
"Kalau misalnya yang bersangkutan datang dari sore [ke rujukan penanganan KIPI], atau pagi-pagi ke RS [rujukan] mungkin lain ceritanya. Tapi kita enggak nyalahin siapa-siapa, jangan nyalahin keluarga, RS, dll. Kita yang penting perbaikan lebih lanjut agar jangan sampai [seperti ini] terjadi lagi," ungkapnya.
"Mendidik masyarakat [yang penting]. Ada keluhan, telepon/hubungi. Petugas kesehatan yang dihubungi juga cepat tanggap. Karena kita terima laporan dari seluruh Nusantara, kalau yang terima cepat tanggap Alhamdulillah cepat deh ditangani," pungkas dia.
****
Saksikan video menarik di bawah ini: