Yang Menanti Rizieq Pulang

28 Mei 2018 10:02 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Poster Rizieq Syihab. (Foto: AFP/BAY ISMOYO)
zoom-in-whitePerbesar
Poster Rizieq Syihab. (Foto: AFP/BAY ISMOYO)
ADVERTISEMENT
Nama Habib Rizieq Syihab sayup-sayup mulai timbul tenggelam. Paling tidak seperti itulah yang tercatat di Google Trends. Setelah heboh Aksi 212 di akhir 2016 hingga kasus chat mesumnya yang tersebar, pencarian namanya landai saja.
ADVERTISEMENT
Terkecuali saat beredar kabar rencana kepulangannya di minggu ketiga Februari 2018, yang ternyata batal namun cukup menyedot perhatian. Mengalahkan fakta bahwa salah satu kasus hukumnya telah disetop sejak Februari tapi baru diketahui awal Mei.
Tingginya atensi terhadap kabar kepulangan Rizieq bisa jadi menunjukkan betapa ia dinanti, paling tidak oleh para pengikutnya. Atau sekadar melahirkan spekulasi, “Apa yang akan terjadi jika Rizieq kembali nanti?”
Setahun lebih sudah komandan tertinggi Front Pembela Islam (FPI) Muhammad Rizieq Syihab berkelana. Setelah meninggalkan Indonesia pada 25 April 2017, tepat ketika panggilan pemeriksaan pertama atas kasus baladacintarizieq hinggap, ia belum juga pulang.
Sebelum kini menempati rumah luas nan nyaman di Mekkah, Rizieq sempat pindah dari satu negara ke negara lain, dari satu hotel ke hotel lain. Arab Saudi, Malaysia, Yaman, Turki, hingga Maroko, ia sambangi.
ADVERTISEMENT
Bagi yang merindukannya, kabar terakhir mengatakan Rizieq hidup damai di sebuah rumah yang cukup besar. Abul Ala Almaujudy, salah seorang warga Indonesia, berkesempatan mengunjungi Rizieq akhir April ketika sedang umrah.
“Sekitar 6 kilometer dari Masjidil Haram. Rumahnya gede, tempat parkirnya juga gede, ada travel yang bawa satu bus ke sana,” cerita Abul tentang rumah yang ditempati Rizieq Syihab.
Ditemani cemilan khas Arab Saudi dengan senandung nasyid, cerita Abul, Rizieq berseloroh bahwa kegiatan utamanya kini adalah menerima tamu yang tak ada habisnya setiap hari. Di sela-sela itu, Rizieq memanfaatkan waktu luang untuk mengajar para santrinya di Indonesia secara online.
“Saya kan bolak-balik ke sana. Selama enam bulan, enam kali ke sana. Saya lihat itu tamu nggak ada hentinya. Tokoh-tokoh politik, jamaah, ustaz,” ujar pengacara Rizieq Syihab, Sugito Atmo Pawiro, kepada kumparan, Kamis (10/5).
Andre Rosiade bersama Rizieq Syihab (Foto: Andre Rosiade)
zoom-in-whitePerbesar
Andre Rosiade bersama Rizieq Syihab (Foto: Andre Rosiade)
Tokoh-tokoh politik yang berkunjung ke sana di antaranya para elite PKS seperti Ketua Majelis Syuro PKS Salim Segaf Al-Jufri, Ketua Fraksi PKS Jazuli Juwaini, dan Sekretaris Fraksi PKS, Sukamta. Selain itu, ada juga politikus PDIP Erwin Moeslimin, Wasekjen Gerindra Andre Rosiade, hingga Wakil Ketua DPR Fadli Zon.
ADVERTISEMENT
Beberapa calon kepala daerah juga pernah menemuinya seperti calon gubernur Jawa Tengah Sudirman Said, calon wakil bupati Purwakarta Luthfi Bamala, calon wakil bupati Kuningan Udin Kusnaedi, hingga pasangan calon Gubernur Jawa Barat Sudrajat-Syaikhu. Kunjungan mereka disebut-sebut sekaligus dalam rangka meminta dukungan politik.
Kepada para tamunya, baik warga biasa seperti Abul atau orang partai seperti Andre Rosiade, Rizieq mengatakan bahwa ‘utusan dari Istana’ juga berkali-kali menemuinya. Menurut Ketua Parmusi Usamah Hisyam--yang membantu mendorong rekonsiliasi antara Rizieq dan pemerintah, mereka antara lain “mungkin pejabat-pejabat BIN.”
Sebelum Rizieq Terbang
Sosok Rizieq Syihab boleh dibilang cukup fenomenal. Sebelum mendirikan Front Pembela Islam (FPI) di tahun 1998, Rizieq sempat menjadi guru SMA dan Kepala Madrasah Jami’at Khair pada 1994. Di sinilah sosoknya yang keras mengkritik maksiat dan kemungkaran rezim Orde Baru mulai dikenal.
Perjalanan Rizieq Syihab (Foto: Basith Subastian/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Perjalanan Rizieq Syihab (Foto: Basith Subastian/kumparan)
Debut pertamanya bersama FPI muncul di peristiwa kerusuhan Ketapang pada November 1998. Saat itu massa FPI terlibat bentrok dengan preman yang diduga membekingi perjudian di sekitar wilayah Ketapang. Massa FPI juga pernah menggeruduk Balai Kota DKI Jakarta demi menemui Gubernur Sutiyoso untuk menuntut semua tempat ‘maksiat’ ditutup selama Ramadhan 1999.
ADVERTISEMENT
Sejak saat itu, FPI bersama imam besarnya, Rizieq Syihab, dikenal sebagai ormas yang kerap melakukan sweeping hingga menutup paksa klub malam, tempat perjudian, panti pijat, dan diskotek saban bulan puasa.
Tahun 2016, Rizieq mulai ‘naik pangkat’ menjadi tokoh politik di tengah kontestasi Pilkada DKI Jakarta 2017.
Membawa isu “penistaan agama” yang berhasil membuat Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok dibui, Rizieq mengumpulkan banyak massa di berbagai unjuk rasa. Aksi terbesarnya bertajuk Bela Islam 212 diklaim mendatangkan sejuta umat dari berbagai daerah.
Aksi 212 di Monas. (Foto: Aditia Noviansyah/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Aksi 212 di Monas. (Foto: Aditia Noviansyah/kumparan)
Kemampuan Rizieq memobilisasi massa, menurut Sugito, ditakuti banyak pihak.
“Itu mengkhawatirkan (penguasa), karena hampir semua oposan datang ke sana. Itu menjadi pemberitaan positif untuk kepentingan-kepentingan tertentu, terutama di Pilgub,” tutur Sugito di kantornya Rabu (9/5).
ADVERTISEMENT
Aksi 212 yang berlangsung pada 2 Desember 2016 itu menghasilkan dua gelombang peristiwa. Pertama, aksi-aksi susulan dan terbentuknya kelompok-kelompok baru yang lahir dari rahim Aksi 212.
Kelompok-kelompok itu antara lain Persaudaraan Alumni 212 yang diketuai oleh Slamet Maarif dengan Amien Rais sebagai penasihatnya, Presidium Alumni 212 dengan Umar Al Hamid selaku ketua, dan Garda 212 yang dipimpin Idrus Sambo. Kesemuanya mencatatkan nama Rizieq Syihab sebagai pembina organisasi.
Kedua, pelaporan warga dan kelompok masyarakat lain ke kepolisian atas ceramah atau ucapan Rizieq dan tokoh-tokoh lain yang terlibat dalam aksi tersebut. Rizieq sebagai pentolan aksi tersebut, misalnya, dari Desember 2016 hingga Januari 2017, ia dilaporkan setidaknya atas delapan kasus.
Habib Rizieq Syihab. (Foto: AFP/Muhammad Azka)
zoom-in-whitePerbesar
Habib Rizieq Syihab. (Foto: AFP/Muhammad Azka)
Rizieq dilaporkan mulai atas dugaan pelecehan terhadap kelompok tertentu, ujaran kebencian, pencemaran nama baik dan penghinaan terhadap lambang negara, penghasutan dan informasi tidak benar, penistaan agama, penyerobotan lahan, hingga kasus pornografi gara-gara chat mesumnya yang viral dengan sebutan #baladacintarizieq.
ADVERTISEMENT
Kasus terakhir, chat mesum Rizieq dengan perempuan bernama Firza Husein yang menyebar, membuat Rizieq berstatus sebagai tersangka. Sementara kasusnya yang ditangani Polda Jawa Barat, yakni pencemaran nama Sukarno dan pelecehan Pancasila yang dilaporkan oleh Sukmawati, telah dihentikan.
Meski kasus tersebut telah di-SP3 sejak Februari 2018, informasi itu baru diketahui publik pada awal Mei--seminggu setelah ramai foto pertemuan tertutup Jokowi dengan para pentolan Aksi 212. Rentetan informasi itu membuat ragam spekulasi berkembang, termasuk kemungkinan untuk menghentikan seluruh perkara hukum Rizieq.
Suara Rizieq dari Jauh
Setelah menjadi pembina di berbagai organisasi massa seperti Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Ulama (GNPF Ulama), Forum Umat Islam (FUI), dan Persaudaraan Alumni 212 (PA 212), Rizieq tak hanya jadi milik FPI.
Rizieq di Pusaran Massa 212 (Foto: Basith Subastian/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Rizieq di Pusaran Massa 212 (Foto: Basith Subastian/kumparan)
Juru Bicara Persaudaraan Alumni 212, Novel Bamukmin, misalnya, mengatakan PA 212 miliknya senantiasa menanti arahan Rizieq Syihab, termasuk untuk Musyawarah Kerja Nasional 212 pertengahan tahun ini.
ADVERTISEMENT
“Musyawarah Kerja Nasional untuk merumuskan, memberikan masukan tentang siapa saja calon-calon presiden atau calon wakil presiden yang kami rekomendasikan,” ujar Novel di Pejaten, Jakarta Selatan.
Ia menegaskan, “Siapa yang akan dipilih Habib Rizieq, itulah yang akan kami dukung, kami perjuangkan, kami kampanyekan.”
Namun, apakah basis massa pendukung Rizieq Syihab begitu besar?
Direktur Eksekutif Indo Barometer, Muhammad Qodari, berpendapat bahwa besarnya Aksi 411 dan 212 bukan karena kemampuan Rizieq memobilisasi massa.
“Massa aksi 411 atau 212 hadir bukan karena Habib Rizieq-nya, tapi lebih karena masalah isunya. Kalau isunya bukan penistaan agama, ya saya kira massa yang kumpul itu sedikit,” ujarnya.
Namun aksi-aksi tersebut tetaplah menguntungkan Rizieq Syihab. “Sebelum peristiwa 411 dan 212, kebanyakan penilaian tentang Rizieq itu kan negatif. (Dia) dianggap suka main hakim sendiri,” tutur Qodari.
ADVERTISEMENT
Penilaian itu kini berbeda. Rizieq kini di-imam-besar-kan setelah aksi-aksi demonstrasi itu berlangsung.
“Proses transformasi yang unik sekali, bagaimana figur yang sama dengan karakteristik sama, kemudian mendapatkan penilaian berbeda. Penilaian berbeda ini, sekali lagi, bukan karena faktor orangnya, tapi peristiwanya,” kata Qodari.
Habib Rizieq saat berorasi di tengah Aksi 212. (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Habib Rizieq saat berorasi di tengah Aksi 212. (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
Kini, para makmum Rizieq menanti kepulangan sang imam ke tanah air.
“Kami mengharapkan dia (Rizieq) balik bulan Ramadhan ini, suasananya kan bagus,” tutur Usamah.
Pengacara Rizieq, Kapitra Ampera, mengatakan kepulangan Rizieq menanti semua kasus hukumnya selesai terlebih dahulu.
“Saya lagi urus. Mudah-mudahan bulan ini selesai semuanya. SP3-nya selesai, dia (Rizieq) akan pulang,” ujar Kapitra.
ADVERTISEMENT
------------------------
Ikuti rangkaian kisah Menjinakkan Rizieq di Liputan Khusus kumparan.