Yenny Wahid Soal Papua: Andalkan HAM dan Kedepankan Kemanusiaan

21 September 2019 0:56 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Warga Papua menyalakan lilin saat aksi damai di Bundaran Tugu Perdamaian Timika Indah, Mimika, Papua. Foto: ANTARA FOTO/Sevianto Pakiding
zoom-in-whitePerbesar
Warga Papua menyalakan lilin saat aksi damai di Bundaran Tugu Perdamaian Timika Indah, Mimika, Papua. Foto: ANTARA FOTO/Sevianto Pakiding
ADVERTISEMENT
Putri ketiga Gus Dur, Yenny Wahid, mengaku masih memiliki keresahan soal Papua. Menurut Yenni, pihak yang setuju kemerdekaan akan memanfaatkan Sidang Umum PBB untuk memprovokasi munculnya gejolak di Papua. Sidang umum PBB itu akan berlangsung 23 September sampai 24 September 2019.
ADVERTISEMENT
"Masih ada keresahan yang terjadi di Papua dan kita tahu bahwa yang pro-kemerdekaan akan menggunakan momen Sidang Umum PBB untuk memprovokasi tindakan-tindakan di terutama di Papua sendiri," kata dia di Selasar Sunaryo, Kota Bandung, Jumat (20/9).
Kalau benar nantinya terjadi gejolak, Yenny menuturkan, alangkah baiknya apabila aparat menyikapinya dengan bijaksana sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Terpenting, kata dia, penegakan hukum perlu dilakukan tanpa menggunakan kekerasan apalagi melanggar HAM.
"Penegakan hukum boleh dijalankan tapi jangan eksesif, jangan melanggar HAM, jangan menggunakan kekerasan yang berlebihan semua sesuai prosedur saja. Tetap harus mengandalkan HAM, tetap harus mengedepankan rasa perikemanusiaan," ucap dia.
Yenni Wahid menerima buku karya Soekarno Foto: Rafyq Panjaitan/kumparan
Sebelumnya, Kapolri Jenderal Tito Karnavian menyebutkan otak di balik kerusuhan di Papua adalah tokoh perjuangan rakyat Papua, yaitu Benny Wenda. Menurut Tito, rangkaian aksi di Papua sengaja dibuat dengan tujuan tertentu.
ADVERTISEMENT
"Benny Wenda bermain, mereka mau mengejar dalam rangka tanggal 9 September ada rapat di Komisi HAM Jenewa dan kelompok ini sengaja membuat rusuh, agar nanti di sana ada suaranya bahwa Papua rusuh," jelas Tito.
Selain itu, Tito juga menyebut akan diadakan sidang pada tanggal 23 dan 24 September di Majelis Umum PBB yang akan diikuti oleh semua negara untuk menyampaikan pandangan-pandangan, tapi tak ada agenda yang membahas Papua. Menurut Tito, ada beberapa negara yang sengaja didekati untuk mengangkat isu Papua.
"Supaya nendang, mereka bikin rusuh di sini. Tapi kasihan karena mengorbankan masyarakat dan siapa yang bermain? Benny Wenda," ucap dia.