YLKI Apresiasi Langkah Inovasi Damri Usai Sopir Mogok Kerja

7 Juli 2019 0:00 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kondisi pool bus Damri di stasiun Gambir yang tetap beroperasi. Foto: Aprilandika pratama/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Kondisi pool bus Damri di stasiun Gambir yang tetap beroperasi. Foto: Aprilandika pratama/kumparan
ADVERTISEMENT
Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) angkat suara terkait aksi mogok kerja yang dilakukan sopir Damri rute Bandara Soekarno-Hatta sejak Jumat (5/7) hingga Sabtu (6/7) siang.
ADVERTISEMENT
Para sopir menuntut agar helper (kernet) lama direkrut oleh perusahaan dan diposisikan di dalam bus kembali. Pihak manajemen Damri pun telah menerima tuntutan para sopir itu. YLKI pun mengapresiasi langkah cepat manajemen Damri ini.
Ketua Pengurus Harian YLKI, Tulus Abadi, mengatakan, telah mendapat penjelasan dari pihak Damri terkait kejadian ini. Ia menjelaskan, pihak manajemen Damri berjanji tak akan menghapus keberadaan helper dan mengubah statusnya.
"Keberadaan helper tidak dihapuskan, tetapi hanya berganti posisi, yang semula on board (ikut perjalanan di dalam bus), menjadi off board, hanya diperbantukan di terminal keberangkatan dan di bandara. Hal tersebut dilakukan setelah manajemen Damri melakukan penerapan tiket elektronik/e-ticketing," kata Tulus dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (6/7).
Ketua harian YLKI, Tulus Abadi. Foto: Dok. Nesia Qurrota A'yuni/kumparan
Namun menurut Tulus, adanya aksi mogok kerja yang dilakukan para sopir Damri merupakan tindakan yang melanggar hak-hak konsumen. YLKI pun tak mendukung segala bentuk tindakan pemogokan yang merugikan konsumen.
ADVERTISEMENT
"Dari sisi perlindungan konsumen, apapun alasannya pemogokan sopir Damri merupakan tindakan yang kontra produktif dan secara diametral melanggar hak-hak konsumen sebagai pengguna bus Damri," ungkapnya.
Suasana terminal bis Damri di Bandara Soekarno Hatta pada Sabtu (6/7) siang. Foto: Andesta Herli/kumparan
Tulus pun mengapresiasi pihak manajemen Damri yang langsung cepat melakukan inovasi layanan atas kejadian ini. Ia pun mencontohkan sistem e-ticketing yang diberlakukan pihak Damri. Sebab menurut Tulus, sistem ini sesuai perkembangan zaman dalam meningkatkan kemudahan konsumen.
"Sangat relevan dengan era digital dan bahkan sangat selaras dengan kebutuhan generasi milenial. Oleh karena itu, upaya managemen Damri merupakan langkah yang on the track policy," jelasnya.
Bagian dalam bus Damri di stasiun Gambir yang tetap beroperasi. Foto: Aprilandika pratama/kumparan
Oleh karena itu, YLKI meminta manajemen Damri terus melakukan perbaikan berbagai layanan.
"Bukan hanya pada sistem e-ticketing saja, tetapi juga perbaikan/peremajaan armada bus, mengaktifkan akses free wifi, toilet dalam bus, dan bahkan stop kontak di dalam bus. Menurut pengamatan YLKI dan pengaduan konsumen, akses free wifi sering dimatikan, dan armada bus yang sudah mulai menua," pungkasnya.
ADVERTISEMENT