Yuri Ungkap Faktor Tes Corona Rendah: Profesi Analis Lab Tak Dilirik, SDM Minim

3 September 2020 12:22 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Juru bicara penanganan corona, Achmad Yurianto, mengenakan batik bermotif corona. Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Juru bicara penanganan corona, Achmad Yurianto, mengenakan batik bermotif corona. Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
Tes corona di Indonesia belum memenuhi standar WHO yakni 267 ribu tes individu per minggu. Saat ini baru mencapai 46 persen dari target.
ADVERTISEMENT
Dirjen Pengendalian Penyakit Menular Kemenkes Achmad Yurianto mengungkapkan faktor penting penyebab tes corona masih minim. Hal itu diungkapkan dalam webinar oleh Katadata.co.id x KawalCovid19, Kamis (3/9).
"Kapasitas betul belum merata, beberapa daerah bisa membeli PCR tapi tidak mampu menciptakan SDM sehingga berjalan tidak maksimal," kata Yuri.
Menurut Yuri, permasalahan tes corona bukan hanya perkara infrastruktur tes. Yang terpenting juga adalah ketersediaan SDM yang mengoperasikan mesin-mesin tes PCR dan analis lab.
"Ini yang harus diperhatikan. Penyelesaian testing bukan membeli mesin sebanyak-banyaknya. di balik mesin ada SDM spesifik yang harus mengawasi. Nah ini tidak mudah," urainya.
Kata Yuri, pekerjaan atau profesi seperti analis lab tidak banyak dilirik oleh masyarakat Indonesia. Jadilah, kita kekurangan SDM di tengah pandemi corona ini.
ADVERTISEMENT
"Selama ini kita menganggap untuk analis lab kesehatan bukan sesuatu yang menarik dibandingkan pelayanan kesehatan, perawatan, dan sebagainya. Sehingga produknya sedikit sekali karena dilihat sebagai sesuatu yang tidak menarik," tutur dia.
Dosen di UNHAS Makassar jalani tes swab corona. Foto: UNHAS
Sebelumnya, jubir pemerintah soal penanganan corona Prof Wiku Adisasmito mengungkapkan progres jumlah tes corona di Indonesia. Meskipun belum maksimal, alias masih jauh dari standar WHO.
"Standar WHO untuk periksa PCR minimal 1 per 1000 penduduk per minggu. Saat ini jumlah penduduk 267 juta, kita perlu 267.700 orang per minggu. Indonesia baru mencapai 46,85 persen dari standar WHO," kata Wiku di BNPB, Senin (31/8).
Wiku menjelaskan, ada progres signifikan dari jumlah tes corona pada minggu lalu. Secara persentase meningkat dari pekan sebelumnya yakni 35.6 persen.
ADVERTISEMENT
"Pada periode 24-30 Agustus sudah mencapai 125.434, di mana kenaikannya tinggi dengan minggu sebelumnya, 17-24 Agustus 95.463," tutur dia.
"Dengan meningkatkan kinerja pemeriksaan lab ini harapannya pemeriksaan makin meningkat," tutup Wiku.
Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito Foto: Kris - Biro Pers Sekretariat Presiden