Yusril Minta Pemerintah Serius Tangani Corona: Seperti Tanggap Darurat Bencana
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
"Hal yang menakutkan antara lain adalah masih santainya sekolah-sekolah di negara kita. Kegiatan ekstrakurikuler dan masif masih saja berlangsung, sekolah-sekolah keadaan kita normal," kata Yusril dalam keterangan tertulisnya, Jumat (13/3).
"Kita belum begitu serius dan maksimal antisipasi keadaan yang makin hari makin memburuk," tambahnya.
Sebagai contoh, Yusril mengatakan, pemerintah terlalu banyak mengeluarkan imbauan kepada masyarakat. Namun, upaya penanganan darurat menghadapi virus ini belum terlihat.
"Kita di sini diimbau untuk tenang. Namun langkah darurat untuk mencegah penularan yang lebih banyak lagi, adalah hal yang juga sangat penting. Lonjakan penderita tiap hari meningkat tajam. Apakah kita harus menunggu sampai kita tidak mampu lagi melakukan penanggulangan?" tegas Yusril.
Anggota ICMI itu juga membandingkan penanganan virus corona antara Filipina dan Indonesia. Menurutnya, tindakan Presiden Duterte yang me-lockdown Manila menunjukkan keseriusan Filipina dalam menghadapi virus corona.
ADVERTISEMENT
"Langkah tegas Presiden Duterte adalah untuk menyelamatkan warga, karena mereka mengakui bahwa fasilitas RS di Manila tidak siap untuk menampung warga jika terjadi lonjakan luar biasa penderita COVID-19 seperti di Italia. Mereka berprinsip mencegah lebih penting dari pada mengobati," tutur Yusril.
"Kita harus jujur dan berani seperti Duterte yang mengakui bahwa RS di negaranya belum siap menampung korban yang tiba-tiba melonjak, sehingga ia mengambil langkah pencegahan yang maksimal. Pemerintah kita harus berpikir dan bertindak cepat lakukan pencegahan dan siapkan fasilitas RS," tambahnya.
"Saya menyarankan agar Pemerintah menangani wabah COVID-19 mirip seperti kita melakukan tanggap darurat ketika kita menghadapi bencana alam. Kalau dana kesehatan tidak cukup, maka perlu dilakukan pembahasan untuk alokasikan dana tanggap darurat bencana alam untuk atasi wabah ini," pungkasnya.
ADVERTISEMENT