Zelensky Ingin Manfaatkan Pengaruh China untuk Hentikan Serangan Rusia

4 Agustus 2022 16:21 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky. Foto: Instagram/@zelenskiy_official
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky. Foto: Instagram/@zelenskiy_official
ADVERTISEMENT
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengutarakan keinginannya untuk bisa berbicara secara langsung dengan Presiden China Xi Jinping. Zelensky ingin memanfaatkan pengaruh ekonomi dan politik Beijing terhadap Rusia agar konflik di Ukraina dapat dihentikan.
ADVERTISEMENT
Keinginan ini disampaikan Zelensky dalam sebuah wawancara eksklusif dengan South China Morning Post pada Kamis (4/8).
Dalam wawancara tersebut, Zelensky menggarisbawahi bahwa Kiev belum pernah lagi berdialog dengan Beijing sejak operasi militer khusus Rusia dimulai pada 24 Februari lalu.
“Saya ingin berbicara secara langsung. Pembicaraan saya dengan (Presiden) Xi Jinping terjadi hanya satu kali setahun yang lalu,” kata Zelensky, dikutip dari Russia Today.
“Sejak awal agresi berskala besar pada 24 Februari, kami telah meminta secara resmi untuk menggelar pembicaraan, tetapi hingga kini kami belum ada pembicaraan dengan China lagi, meskipun saya yakin itu akan sangat membantu,” sambung dia.
Menurut Zelensky, Xi adalah salah satu dari segelintir pemimpin dunia yang telah berkunjung ke Ukraina setidaknya satu kali. Lebih lanjut, Zelensky menambahkan saat berbicara dengannya per telepon pada tahun lalu, Xi dengan hangat mengingat hubungan yang telah terjalin antara Kiev dan Beijing.
Presiden Tiongkok Xi Jinping bertepuk tangan saat upacara pembukaan Konferensi Konsultatif Politik Rakyat China (CPPCC) di Aula Besar Rakyat di Beijing pada Jumat (4/3/2022). Foto: Matthew Walsh/AFP
Zelensky menekankan dirinya ingin melihat China mendefinisikan kembali posisinya terhadap Rusia, namun di saat bersamaan ia paham mengapa Beijing memilih pendekatan yang seimbang dan netral.
ADVERTISEMENT
“Ini adalah perang di wilayah kami, mereka (Rusia) datang untuk menyerang. China, sebagai negara besar dan kuat, bisa turun dan menempatkan Federasi Rusia (di) tempat tertentu,” ungkap Zelensky, mengacu ke nama resmi Rusia.
“Tentu saja, saya benar-benar ingin Tiongkok meninjau kembali sikapnya terhadap Federasi Rusia,” pungkasnya.
Zelensky mengatakan, dia yakin China memiliki sarana dan kekuatan yang cukup untuk membuat Rusia menghentikan serangannya di Ukraina.
“Saya yakin bahwa tanpa pasar China untuk Federasi Rusia, Rusia akan merasakan isolasi ekonomi total,” ucap Zelensky. “Itu adalah sesuatu yang dapat dilakukan China — untuk membatasi perdagangan (dengan Rusia) sampai perang berakhir,” terangnya.
Presiden Rusia Vladimir Putin menggelar pertemuan virtual dengan Presiden China Xi Jinping di kediaman negara Novo-Ogaryovo di luar Moskow, Rusia. Foto: Mikhail METZEL / SPUTNIK / AFP
Dalam wawancara tersebut, Zelensky juga menyinggung soal konsekuensi jangka panjang yang harus dihadapi dunia akibat dari konflik di Ukraina jika Beijing tidak ikut andil. Konsekuensi ini, lanjut Zelensky, diperkirakan akan membahayakan keamanan pangan dan energi serta ekspor China.
ADVERTISEMENT
“Orang-orang harus membayar untuk sumber daya energi daripada untuk produk yang berasal dari China. Ekspor dari China akan menurun. Itu 100 persen,” tegas Zelensky.
Selama ini, China secara konsisten mempertahankan netralitas negaranya dalam konflik Rusia-Ukraina. Beijing tidak pernah menggubris tekanan Barat untuk turut mengutuk operasi militer khusus Rusia dan menolak untuk memberikan sanksi sepihak. Namun Beijing ikut memberikan bantuan kemanusiaan untuk Ukraina.
Di saat bersamaan, Beijing juga menyalahkan ekspansi Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) di Eropa Timur yang menimbulkan ketegangan antara kubu Barat dan Rusia.
Menurut Beijing, Barat perlu memahami kekhawatiran Rusia yang sudah sewajarnya terjadi dan seharusnya lebih fokus untuk membangun sistem keamanan Eropa yang berkelanjutan melalui negosiasi.
ADVERTISEMENT