Zimbabwe Akan Jadi Negara Pertama di Afrika yang Pakai Obat Pencegah HIV

21 Oktober 2022 9:27 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi HIV/AIDS. Foto: Rembolle/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi HIV/AIDS. Foto: Rembolle/Shutterstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Zimbabwe akan menjadi negara pertama di Afrika yang telah menyetujui obat pencegahan HIV yang direkomendasikan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
ADVERTISEMENT
Sebagai regulator, Australia dan Amerika Serikat telah memberikan dukungan terhadap penggunaan cabotegravir suntik kerja panjang (CAB-LA) di Zimbabwe pada Rabu (19/10).
The Guardian melaporkan bahwa Zimbabwe terus berupaya untuk memerangi HIV dan mengalami adanya kemajuan yang signifikan. Pada 2002, tercatat jumlah kematian yang mencapai 130.000. Sedangkan per 2021, hanya 20.000 kematian akibat HIV/AIDS yang tercatat.
Pada September lalu, Zimbabwe menerima dana global senilai Rp 15 miliar untuk memerangi HIV/AIDS, malaria dan tuberkulosis (TB) di tengah krisis ekonomi yang tengah dihadapi negara tersebut. Penerimaan dana global ini dilakukan sejalan dengan rencana strategis pemerintah Zimbabwe yang diluncurkan tahun lalu untuk mengakhiri AIDS pada 2030.
“Persetujuan atas obat pencegahan oleh Zimbabwe menjadi langkah penting untuk merancang dan mengembangkan program sehingga CAB-LA dapat diimplementasikan, dengan aman dan efektif, untuk dampak terbesar,” kata WHO dalam sebuah pernyataan.
ADVERTISEMENT
Otoritas Zimbabwe berharap persetujuan obat pencegahan HIV ini dapat mengurangi angka kematian sesuai dengan rekomendasi WHO. Hasil pantauan WHO, CAB-LA sangat efektif untuk mengurangi risiko orang yang berhubungan sesama jenis untuk tertular HIV.
Jaringan Agenda Pembangunan untuk Anak Perempuan dan Perempuan di Afrika (DAWA), Nyasha Sithole, menyambut baik kebijakan ini. Ia menilai langkah pemerintah Zimbabwe akan mengurangi dampak HIV/AIDS yang dialami oleh perempuan.
“Mempercepat pencegahan HIV untuk anak perempuan dan perempuan muda memerlukan perluasan pilihan yang tersedia. Saya senang dan bangga mengetahui bahwa negara saya sendiri telah menyetujui penggunaan CAB-LA,” kata Sithole.
Penulis: Thalitha Yuristiana.