Zulhas, Hatta, dan Soetrisno Safari Temui Buya Syafii hingga Sri Sultan HB X

14 Juni 2021 20:06 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Zulkifli Hasan, Hatta Rajasa, Soetrisno Bachir, dan Mumtaz Rais menemui Syafii Maarif. Foto: Dok. DPP PAN
zoom-in-whitePerbesar
Zulkifli Hasan, Hatta Rajasa, Soetrisno Bachir, dan Mumtaz Rais menemui Syafii Maarif. Foto: Dok. DPP PAN
ADVERTISEMENT
Tiga tokoh utama PAN, yakni Ketua Umum Zulkifli Hasan, Ketua Majelis Pertimbangan Partai Hatta Rajasa, Ketua Dewan Kehormatan Partai Soetrisno Bachir, safari politik di Yogyakarta, Senin (14/6) hari ini.
ADVERTISEMENT
Rombongan DPP PAN yang juga diikuti Ketua POK DPP PAN A. Mumtaz Rais, lebih dulu mengunjungi tokoh Muhammadiyah Prof. Dr. Ahmad Syafii Maarif di kediamannya di Yogyakarta.
Dalam rilis PAN, pertemuan yang berlangsung tertutup itu berjalan selama kurang lebih 1,5 jam dengan protokol kesehatan yang ketat. Menurut Zulhas, pertemuan dengan Buya Syafii berlangsung hangat dan akrab.
"Kami banyak berdiskusi tentang isu-isu kebangsaan. Buya banyak berpesan tentang konsistensi implementasi Pancasila dalam konteks bangsa dan negara," ucap Zulhas.
Menurut Buya Syafii, saat ini kita cenderung inkonsisten dalam menjalankan Pancasila. Sering kali Pancasila tidak tercermin dalam undang-undang yang dihasilkan. Bahkan, Pancasila dipakai oleh sebagian orang untuk terus menjaga pembelahan di tengah masyarakat, ada yang mengaku saya Pancasila sambil menuduh yang lain tidak.
ADVERTISEMENT
"Buya banyak berpesan soal Pancasila sebagaimana yang pernah beliau tulis. Kami banyak mendengarkan dan berdiskusi lebih dalam," beber Zulhas.
Menanggapi pesan Buya Syafii, Zulhas menyampaikan komitmen PAN untuk menjalankan pesan yaitu PAN ingin hadir menjadi solusi untuk persoalan-persoalan bangsa yang ada baik di politik maupun di parlemen.
"Saya juga terus menyuarakan tentang pentingnya menjaga persatuan dan kesatuan bangsa, melaksanakan nilai-nilai Pancasila. Masyarakat jangan sampai terus terbelah akibat politik, social distrust jangan terus dipelihara."

Bertemu Sri Sultan Hamengkubuwono X

Zulkifli Hasan, Hatta Rajasa, Soetrisno Bachir, dan Mumtaz Rais menemui Sri Sultan Hamengku Buwono X. Foto: Dok. PAN
Usai bertemu Buya Syaafii, Zulhas dan rombongan menemui Sri Sultan Hamengku Buwono X. Pada pertemuan yang berlangsung tertutup itu, Zulhas dan Sri Sultan HB X berbincang selama lebih kurang 1,5 jam.
ADVERTISEMENT
Keduanya berdiskusi mengenai berbagai persoalan bangsa, mulai dari dinamika politik nasional hingga perkembangan politik dunia. "Yang menarik, tadi Ngarso Dalem banyak bercerita tentang perkembangan geopolitik. Beliau sangat concern mengenai posisi Indonesia di tengah kancah politik dunia," papar Zulhas.
Sementara, Sri Sultan Hamengkubuwono berpesan agar kita jangan melulu terjebak persoalan-persoalan masa lalu. Menurut Raja Yogya tersebut, kita harus selesai dengan beban-beban sejarah. Seharusnya prinsip-prinsip kebangsaan kita sudah selesai.
"Kita masih berkutat bicara Pancasila, bangsa, kewarganegaran, dan lainnya. Seharusnya kita sudah bicara masa depan, kemajuan, kompetisi global. Apa posisi dan peran Indonesia bagi kemajuan peradaban? Itu harus mulai menjadi fokus kita," ujar Sri Sultan.
Menanggapi pesan Sri Sultan, Zulhas menyinggung problem-problem kebangsaan yang masih kita hadapi dan pentingnya segera keluar dari sana.
ADVERTISEMENT
"Pembelahan di tengah masyarakat akibat politik, harus segera dihentikan. Agar fokus dan energi bisa kita alihkan pada hal-hal yang lebih produktif. Kompetisi global menanti peran-peran besar Indonesia. Ini yang belakangan ini menjadi bahan diskusi kami di PAN."

Sambangi PP Muhammadiyah

Zulkifli Hasan, Hatta Rajasa, Soetrisno Bachir, dan Mumtaz Rais menemui PP Muhammadiyah. Foto: Dok. DPP PAN
Rombongan DPP PAN selanjutnya menyambangi kantor PP Muhammadiyah di Gedung Dakwah Muhammadiyah Cik Ditiro Yogyakarta.
"Pertama, kami melapor kepada Muhammadiyah. Bagaimana pun Muhammadiyah adalah orang tua yang melahirkan PAN. Alhamdulillah sekarang silaturahmi dan sinergi antara Muhammadiyah dan PAN semakin kuat. Kedua, kami selalu berkomitmen memperjuangkan aspirasi Muhammadiyah dalam politik, terutama di parlemen ujar Zulhas.
Ketua PP Muhammadiyah, Haedar Nashir, menyambut baik dan mengapresiasi kunjungan DPP PAN ini. Menurutnya, Muhammadiyah memang tak bisa berpolitik, maka menjadi sebuah keniscayaan jika Muhammadiyah memerlukan pancaindra politik, kaki dan tangan, di sanalah pentingnya sinergi Muhammadiyah dan PAN.
ADVERTISEMENT
Ketua Umum PP Muhammadiyah itu berpesan agar PAN terus berperan mencegah polarisasi yang terus terjadi dan sengaja dimanfaatkan oleh pihak-pihak tertentu.
"Mudah-mudahan PAN bisa tampil menjadi penengah, sesuai karakter politiknya yang moderat. Menjadi jembatan penghubung yang menjegah perpecahan bangsa," tutunya.