Zulhas Kritik Relaksasi PSBB, Risiko Gelombang 2 Corona Bisa Fatal

5 Mei 2020 13:27 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan memberikan bantuan dari DPP dan DPW PAN DKI untuk warga Jakarta Timur, Minggu (29/3). Foto: Dok. PAN
zoom-in-whitePerbesar
Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan memberikan bantuan dari DPP dan DPW PAN DKI untuk warga Jakarta Timur, Minggu (29/3). Foto: Dok. PAN
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pernyataan Menkopolhukam Mahfud MD yang menyebut perlu ada relaksasi Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), memicu kritik. Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan mengingatkan pelonggaran PSBB bisa memicu masalah baru.
ADVERTISEMENT
"Pak Menko mengatakan akan relaksasi PSBB, PAN juga mengimbau pemerintah agar tidak terburu-buru merelaksasi aturan PSBB, sampai kita memiliki data yang komprehensif tentang dampak penyebaran COVID-19 secara nasional," ucap Zulkifli saat membuka Rakernas PAN secara online, Selasa (5/6).
Menurutnya, tanpa data soal penyebaran corona dan efektivitas PSBB, maka keputusan soal relaksasi pembatasan sosial itu hanya akan didasarkan asumsi dan estimasi lapangan yang belum lengkap. Pria yang akrab disapa Zulhas ini lalu mengingatkan ancaman gelombang baru corona.
Dalam PSBB, 4 hal yang diatur adalah penutupan sekolah, tempat kerja, pembatasan kegiatan sosial, dan fasilitas umum. Hingga saat ini PSBB sudah diterapkan di 4 provinsi dan 22 kabupaten dan kota.
Video conference Menko Polhukam Mahfud MD dengan awak media. Foto: Dok. Humas Kemenko Polhukam
Sebelumnya, pernyataan Mahfud itu disampaikan melalui Live Instagram pada Sabtu (2/5). Mahfud menyebut dalam PSBB orang jadi sulit keluar rumah baik untuk belanja atau bekerja, sehingga pemerintah sedang mengkaji relaksasi PSBB.
ADVERTISEMENT
"Nanti akan diadakan sedang dipikirkan pelonggaran pelonggaran. Misalnya rumah makan boleh buka dengan protokol begini, kemudian orang boleh berbelanja dengan protokol begini, dan seterusnya," ucap Mahfud.
Lalu, dalam jumpa pers, Senin (5/5), meluruskan relaksasi PSBB lebih ditujukan dalam konteks perekonomian yang harus tetap bergerak di tengah corona.
"Di berbagai tempat itu berbeda. Ada yang begitu ketat, orang mau bergerak ke sana ndak bisa, mau nyari uang ndak bisa, mau ini ndak bisa, tapi di tempat lain ada orang yang melanggar dengan begitu mudahnya. Nah, ini yang dimaksud kemudian perlu dilakukan relaksasi," kata Mahfud kemarin.
--------------------------
(Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona)
***
Yuk! bantu donasi atasi dampak corona.
ADVERTISEMENT