Zulhas Santai NasDem dan PKB Gabung Prabowo-Gibran: Politik Jangan Baper

30 April 2024 16:42 WIB
·
waktu baca 1 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ketum PAN Zulkifli Hasan membagikan beasiswa kepada mahasiswa Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka (UHAMKA), pada Rabu (13/9/2023). Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Ketum PAN Zulkifli Hasan membagikan beasiswa kepada mahasiswa Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka (UHAMKA), pada Rabu (13/9/2023). Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan alias Zulhas menanggapi bergabungnya NasDem dan PKB dalam pemerintahan Prabowo-Gibran.
ADVERTISEMENT
Zulhas menyebut, lawan menjadi kawan dalam dunia politik adalah hal wajar. Ia menekankan politik jangan dibawa baper.
"Inilah saya kira yang saya sampaikan memberikan pelajaran penting bagi kita dan bagi masyarakat bahwa Pemilu, Pilpres itu biasa, proses politik. Jangan baper. Jangan dibawa seperti hidup dan mati, biasa," kata Zulhas kepada wartawan di Surabaya, Jawa Timur, Selasa (30/4).
"Nanti kalau kalah ya yang kalah gabung yang menang," tambah dia.
Mendag ini menyinggung ketika dirinya dan PAN kalah di Pilpres 2014 dan 2019. PAN dalam dua gelaran Pilpres itu mendukung Prabowo Subianto.
"Kemarin saya kalah, gabung ke Pak Jokowi. Sekarang saya yang menang nih dengan Pak Prabowo. Kemarin yang kalah gabung dengan kita, ya nggak masalah, ya biasa saja," ucap Zulhas.
Presiden terpilih Prabowo Subianto bersama Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh memberikan keterangan usai pertemuan di Kediaman Prabowo Subianto di Kertanegara, Jakarta Selatan, Kamis (25/4/2024). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
Presiden terpilih periode 2024-2029 Prabowo Subianto (kiri) merangkul Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar (kanan) usai melakukan pertemuan di Kantor DPP PKB, Jakarta, Rabu (24/4/2024). Foto: Aditya Pradana Putra/ANTARA FOTO
Lebih, jauh ditanya apakah bergabungnya NasDem dan PKB dalam Prabowo-Gibran akan mengurangi jatah kursi PAN, Zulhas menjawab diplomatis.
ADVERTISEMENT
"Jatah atau kepentingan Indonesia? Kan kita milih kepentingan Indonesia yang lebih besar. Kita memilih Indonesia menjadi negara maju. Kita memilih kepentingan rakyat yang lebih baik, lebih makmur, lebih sejahtera. Kita memilih persatuan, itu yang kita pilih," ucap Zulhas.