Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Fanatisme seseorang terhadap sebuah merek atau jenis mobil tertentu, memang lumrah terjadi. Tidak jarang, mereka menjadikan merek atau jenis mobil tersebut, sebagai ‘mobil abadinya’, alias tidak mau berganti merek atau jenis mobil lain selama hidupnya.
Hal itu pula yang nampaknya dilakukan oleh seorang Sonny Boedhiwibowo, yang telah menggemari merek Peugeot sejak 22 tahun silam. Sempat berganti beberapa Seri Peugeot, mulai dari 505 GR, 405 SR, hingga akhirnya Sonny merasa jatuh hati pada Seri 306 N3.
Ya, Seri Peugeot 306 N3 bisa dibilang menjadi mobil kesayangan yang pernah Sonny miliki. Maklum saja, dirinya telah memelihara mobil tersebut sejak tahun 2003.
Kala itu, Sonny yang memang sudah kepincut dengan Seri 306 sejak lama, mengaku sangat tertarik dengan 306 milik salah satu rekan kuliahnya. Kondisi mobil yang mulus dan terawat, serta jarak tempuh kilometer yang sangat rendah, membuat Sonny memberanikan diri untuk menawar mobil tersebut dari rekan kerjanya.
Sayangnya, kondisi keuangannya yang saat itu belum mencukupi, membuat Sonny harus menahan diri untuk segera membawa pulang Peugeot 306 berkelir hijau tersebut. Sambil terus menabung, Sonny pun berusaha untuk menawar harga mobil itu.
Akhirnya setelah dana tersebut mencukupi, Sonny pun berhasil membawa pulang mobil tersebut. Kondisi mobil yang masih sangat baik dan orisinil, membuat dirinya tidak perlu melakukan banyak perbaikan atau restorasi. Satu-satunya pekerjaan rumah yang perlu dilakukan kala itu, hanyalah sekadar mengganti oli saja.
“PR nya sih ini mobil saat itu minim sekali ya. Karena owner sebelumnya juga sangat merawat dan selalu mempercayakan perawatan mobil ini di bengkel resmi,” ujar Sonny saat ditemui kumparan beberapa waktu lalu.
Lanjut Sonny menceritakan, karena kondisi ‘Si Ijo’ --panggilan nama untuk mobil tersebut-- yang terawat, justru membuat dirinya merasa ‘gatal’untuk melakukan modifikasi.
Audio jadi bagian pertama yang dimodifikasi
Sektor audio pun menjadi langkah awal yang disulap oleh Sonny kala itu. Kondisi audio yang standar pun dirinya ganti, mulai dari SPL hingga SQL. Sementara untuk layar head unit-nya, Sonny menyematkan Indash Headunit Monitor.
“Pas tahun tahun awal sih, mobil ini kan minim sekali PR-nya ya. Makanya saya malah jadi gatal untuk modifikasi bagian audio, kebetulan saya juga memang hobi dengan audio mobil,” ujar Sonny.
Setelah puas merombak sektor Audio, bagian eksterior pun menjadi langkah selanjutnya yang Sonny kerjakan. Lampu belakang milik 306 N3 pun dirinya facelift dengan milik 306 N5.
Begitupun dengan lampu depannya, yang dirinya ganti dengan menggunakan lampu Morette original bawaan dari Peugeot. Tidak ketinggalan, bumper bawaan pun dirinya ganti dengan bumper milik 306 N3 Le Mans dan ditambahkan dengan Custom metal bumper lips.
Setelah bagian luar dirasa cukup, fokus modifikasi Sonny pun bergeser ke bagian dalam. Demi menambah kenyamanan dirinya saat berkendara, Sonny mengganti jok bawaan 306 dengan jok Recaro LX.
Untuk memberi kesan mewah, Sonny juga mengganti beberapa panel di bagian dasbor dengan aksen kayu. Disematkan juga AC Dial Ring dan original side screen.
Peugeot 306 dengan mesin turbo pertama di Indonesia
Selain melakukan modifikasi pada bagian eksterior dan interior, di tahun 2008 Sonny mencoba mengawali langkahnya untuk melakukan modifikasi pada bagian mesin. Langkah awal yang dirinya lakukan kala itu, yaitu melakukan remapping pada bagian ECU.
Karena merasa belum puas dengan performa yang ada, pada tahun 2011 Sonny memberanikan diri untuk mengganti mesin standar Peugeot 306, yaitu XU7JP berkapasitas 1.8 liter SOHC dengan mesin milik Peugeot 405, yaitu XU10J2 berkapasitas 2.0 liter SOHC.
Di tahun itu pula Sonny mencoba peruntungannya di ajang Drag Race. Setiap seri di ajang Drag Race tahun 2011 pun tak luput untuk dirinya ikuti.
Lagi-lagi, karena merasa belum puas, pada tahun 2012 Sonny membenamkan turbocharger TD05HR20g milik Mitsubishi EVO. Guna menunjang kinerja turbocharger, Sonny juga menyematkan intercooler, custom turbo piping, exhaust manifold, down pipe, exhaust pipe hingga muffler.
Sementara untuk engine management-nya, Sonny mengandalkan piggyback Perfect Power SMT7. Spesifikasi mesin 2.0 liter turbocharger ini pun bertahan hingga saat ini, termasuk dengan penggunaan Coilover DGR, 306 Gti torsion beam dengan discbrake di bagian belakang, serta mengubah PCD bawaan.
Dengan ubahan yang cukup banyak tersebut, Sonny mengaku sangat puas dengan mobilnya. Bahkan, dirinya sudah menganggap mobil tersebut layaknya sahabat sejati.
“Bagi saya Si Ijo ini sudah seperti sahabat sejati. Soalnya saya selalu merasa pengen main bareng, jalan bareng, nongkrong dan jalan-jalan bareng, bahkan kadang ini mobil juga bisa jadi bahan obrolan sama orang lain,” ujar pria yang juga mantan Lurah Peugeot 306 Community tersebut.
Selama proses membangun Si Ijo tersebut, berbagai suka dan duka pun telah Sonny lalui. Salah satu momen paling berkesan, menurutnya adalah saat mengembangkan bagian mesinnya.
Minimnya pengetahuan dan pengalaman akan mesin kala itu, menjadi tantangan terbesar yang harus dihadapi oleh Sonny.
Kecintaannya terhadap Peugeot 306 tersebut, juga membuatnya terjun aktif dalam komunitas Peugeot 306 Community. Berbagai kegiatan touring tahunan pun aktif dirinya ikuti.
“Sejak ikut Peugeot 306 Community di tahun 2005, saya memang selalu aktif ikut touring. Paling jauh sih sejauh ini ya Jogja dan Solo,” beber Sonny.
Ke depannya, Sonny pun memiliki rencana untuk meningkatkan performa bagian mesinnya lagi, serta mengganti warna Si Ijo dengan warna British Racing Green.
Modifikasi:
Galeri Foto: