3 Juta Pekerja Bergantung Pada Industri Otomotif Indonesia

24 September 2020 19:11 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pekerja merakit bagian pintu salah satu mobil keluaran Esemka di Pabrik Esemka di Boyolali, Jawa Tengah. Foto: kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Pekerja merakit bagian pintu salah satu mobil keluaran Esemka di Pabrik Esemka di Boyolali, Jawa Tengah. Foto: kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Industri otomotif Indonesia cukup terpukul dalam akibat pandemi COVID-19. Penjualan mobil dan juga sepeda motor rontok.
ADVERTISEMENT
Di tengah kondisi yang tak menentu, pemerintah mengimbau pelaku industri otomotif, untuk sebisa mungkin tak melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK).
Sekretaris Umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Kukuh Kumara menyebut, setidaknya ada 1,5 juta pekerja formal di sektor ini. Ini tersebar di fasilitas manufaktur perakitan hingga ke pemasok komponen tier 1-3, lembaga pembiayaan, juga diler serta bengkel.
"Mereka itu punya gaji rutin. Nah bila satu pekerja menanggung 1 istri dan 2 anak bisa dibayangkan ada 4 orang yang ditanggung, sehingga dampaknya panjang," tuturnya kepada kumparan, beberapa waktu lalu.
Produksi sepeda motor bebek Honda. Foto: Dok. Astra Honda Motor (AHM)
Sementara di sektor roda dua, Ketua Bidang Komersial Asosiasi Industri Sepedamotor Indonesia (AISI) Sigit Kumala menuturkan jumlahnya tak kalah banyak dan sangat bergantung dengan industri ini.
ADVERTISEMENT
"Ada lebih dari 1,5 juta orang, yang mensupport bisnis roda dua. Tentunya kita harus bertahan di masa ini, dan harapannya kalau kita pulih, organisasi dan bisnis ini bisa berkembang lagi," ucap Sigit.

Industri otomotif penyumbang GDP

Kukuh menambahkan, sektor otomotif selain menjadi lokomotif, juga menyumbang Gross Domestic Product (GDP/Produk Domestik Bruto) cukup besar.
"Menjadi salah satu industri prioritas, dengan kontribusi terhadap GDP sekitar 3,02 persen," katanya.
Pabrik Toyota Indonesia. Foto: Istimewa
Ekspor otomotif juga jadi andalan, dan berada di posisi ke-8 dari 10 sektor sektor unggulan saat ini. Total ekspor mobil dari Indonesia mencapai 300.000 unit per tahun. Sementara sepeda motor pada 2019 lalu, berhasil mencapai 800.000-an unit.

Relaksasi pajak nol persen

Melihat hal tersebut, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita sampai mengusulkan ke Menteri Keuangan, untuk memberikan relaksasi pajak mobil baru sampai nol persen.
ADVERTISEMENT
Tujuannya untuk mendorong daya beli masyarakat dan menggairahkan industri otomotif, yang cukup terpuruk.
Hanya saja sampai saat ini Menteri Keuangan Sri Mulyani belum memberikan kepastian. Bahkan terakhir kali membahas ini, ada sinyal berbau penolakan.