6 Jurus Riding Nyaman di Musim Kemarau

9 Agustus 2019 12:58 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Beberapa pengendara motor yang menggunakan masker dan beberapa lagi tidak menggunakan masker saat berkendara, di kawasan Jakarta. Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Beberapa pengendara motor yang menggunakan masker dan beberapa lagi tidak menggunakan masker saat berkendara, di kawasan Jakarta. Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
ADVERTISEMENT
Berkendara motor di musim kemarau pada siang hari, bakal menguras tenaga dan membuat mudah lelah. Pemicunya bisa jadi karena faktor panas terik matahari yang menyengat.
ADVERTISEMENT
Apalagi ditambah dengan meningkatnya polusi udara di wilayah Jabodetabek, yang tentu akan mengurangi asupan oksigen saat berkendara. Nah untuk mengatasi hal tersebut dan tubuh tetap fit, Instruktur Rifat Drive Labs, Andry Berlianto mengungkapkan 6 hal yang harus diperhatikan apabila hendak berkendara dengan motor di musim kemarau.
Test ride Kawasaki KLX 230. Foto: Istimewa
Sebelum mulai berkendara, Andry menyarankan agar pengendara mengenakan pakaian yang nyaman. Pastikan juga pakaian tersebut tidak terlalu tebal dan memiliki ventilasi udara yang cukup.
“Pertama sih pakaian dulu, harus nyaman. Jangan terlalu tebal dan harus adem,” jelas Andry kepada kumparan.
Mengenakan pakaian yang terlampau panas, tentu akan membuat pengendara menjadi mudah gerah dan berpotensi menaikkan emosi saat berkendara.
Helm dengan visor gelap Foto: dok. Istimewa
Teriknya panas matahari tentu akan menghasilkan juga cahaya yang menyilaukan. Berkendara dengan menatap ke arah matahari akan terasa tidak nyaman. Oleh karena itu, sebaiknya gunakan visor helm berwarna gelap.
ADVERTISEMENT
“Selanjutnya, visor helm mungkin gunakan yang dark ya atau smoke. Agar silau matahari dapat teredam dan tidak menyerang mata,” ucap Andry.
Sarung tangan motor berbahan kulit Foto: dok. Istimewa
Perangkat berkendara lainnya yang harus diperhatikan, yaitu sarung tangan. Andry mengimbau, agar pengendara roda dua, mengenakan sarung tangan model penuh demi menghindari tangan terbakar sengatan matahari
Meningkatnya suhu panas di siang hari tentu akan mudah membuat kita kelelahan dan hilang konsentrasi. Karenanya, Andry juga menyarankan agar pengendara lebih bersabar dan berkendara secara normal tanpa terburu-buru.
Pengunjung menjajal Honda ADV 150 Foto: dok. Bangkit Jaya Putra/kumparan
“Kalau siang hari musim kemarau gini, sebaiknya santai aja berkendaranya. Jangan terburu-buru yang justru bisa membuat mudah emosi. Perhatikan juga rambu-rambu yang ada,” terang Andry.
ADVERTISEMENT
Guna menghindari dehidrasi saat berkendara di siang hari. Sebaiknya, sediakan tumbler atau botol minum dan ditempatkan di tempat yang mudah terjangkau. Selain itu, sebaiknya perhatikan juga asupan gizi yang dimakan, perbanyaklah minum air putih agar tidak kekurangan cairan.
Tumbler Foto: Shutterstock
“Bawa tumbler atau botol minum dan taruh di tempat yang mudah dijangkau. Pakai juga tumbler atau botol minum yang praktis dan mudah untuk diminum. Perbanyak juga minum air putih,” ucap Andry.
Saat berkendara di musim kemarau dengan panas matahari yang cukup ekstrim, terkadang juga berpotensi membuat emosi kita meningkat. Maka, sebaiknya kendalikan emosi saat di jalan raya.
“Terakhir sih paling, atur emosi saja. Jangan mudah terpancing. Dengan kondisi suhu udara yang panas, biasanya akan membuat kita mudah terpancing emosi juga,” beber Andry.
Suasana penyempitan jalan di MT Haryono akibat proyek pembangunan LRT di MT Haryono, Jakarta Timur. Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
Selanjutnya, Andry juga mengingatkan jangan lupa untuk beristirahat apabila pada saat berkendara sudah mengalami kelelahan atau dehidrasi. Memaksakan berkendara dalam kondisi kelelahan dan dehidrasi akan sangat berbahaya, karena dapat menurunkan konsentrasi dan respon berkendara.
ADVERTISEMENT